Bendera Setengah Tiang, Kenapa Dikibarkan Tanggal 30 September? - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Home Pojokan

Bendera Setengah Tiang, Kenapa Dikibarkan Tanggal 30 September?

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
30 September 2018
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Sebenarnya, kenapa sih harus ada bendera setengah tiang di 30 September? Apakah karena sesuatu yang tidak selesai itu pasti menyakitkan?

Jamak ditemui, dalam peringatan 30 September, bendera setengah tiang berkibar di rumah-rumah warga hingga lembaga pemerintahan. Bukan tanpa alasan, bendera setengah tiang ini disebutkan sebagai tanda berkabung dan mengenang pahlawan yang tewas akibat peristiwa G30S/PKI.

Ah, jangankan 30 September. Pun, di Hari Pahlawan, hari meninggalnya mantan presiden, hingga hari terjadinya bencana nasional, bendera setengah tiang bisa dijumpai. Bahkan kabarnya, asrama mahasiswa Sulawesi Tengah di Yogyakarta pun tengah mengibarkan bendera setengah tiang sebagai tanda duka cita atas bencana gempa dan tsunami yang terjadi di Palu dan Donggala. Bukan cuma di Indonesia, kebiasaan ini ternyata juga berlaku di negara-negara tetangga.

Tapi sebenarnya, kenapa sih harus setengah tiang??? Kenapa bendera yang nggak mentok sampai ke ujung tiang ini justru jadi tanda berkabung??? Apakah karena sesuatu yang tidak selesai itu pasti menyakitkan???

Ternyata, mylov, kebiasaan ini memiliki asal usul sejarah. Konon, segalanya bersumber dari sebuah kapal di perairan Inggris. Hmm, penasaran nggak, nih?

Baca Juga:

Semaoen: Siang di Pabrik, Malam di Masjid

D.N. Aidit dalam Semesta Literasi dan Indonesia Kini

Jerat Warisan Bahasa Orde Baru

*jeng jeng jeng*

Cerita bermula dari abad ke-17. Kala itu, pelaut-pelaut Inggris sedang berlayar di lautan (yaiyalah).

Bendera setengah tiang—atau disebut juga dengan istilah half-mast atau half-staff—muncul pertama kali pada tahun 1612. Kapten kapal Inggris Heart’s Ease meninggal dunia dalam perjalanannya ke Kanada. Saat itu, kapal akhirnya kembali ke London.


Untuk menunjukkan perasaan sedih dan berkabung, awak kapal yang lain memutuskan untuk mengibarkan bendera kebangsaan mereka, yaitu The Union Jack. Kenapa harus bendera kebangsaan Inggris? Ya karena mereka orang Inggris, bukan orang Indonesia. Lagi pula, di tahun segitu, Indonesia juga belum merdeka.

Hehe. Jangan marah dong, kan lagi bercanda. Hehe.

Ternyata, selain bendera negara, mereka juga ingin mengibarkan “bendera kematian yang tak terlihat” alias pura-puranya ada bendera kematian sebagai simbol duka cita. Nah, bagaimana caranya agar kedua bendera ini—baik yang terlihat maupun tidak—bisa berkibar bersamaan, padahal tiangnya cuma satu?

Pada keputusan selanjutnya, bendera kebangsaan mereka sengaja dikibarkan tidak pada ujung tiang. Bendera pun jadi berada di posisi lebih rendah agar bagian ujung tiang bisa dipakai untuk mengibarkan “bendera kematian yang tak terlihat” tadi. Meski bendera kebangsaan kala itu tidaklah tepat di posisi setengah tiang (hanya berjarak satu bendera dari ujung tiang), kebiasaan pengibaran bendera setengah tiang pun akhirnya berlangsung sebagai tanda berkabung.

Gimana, gimana, sudah paham, kan?

Lantas, pada hari-hari yang seperti apakah kita dapat mengibarkan bendera merah putih di posisi setengah tiang? Apakah kalau kita merasa sedih dengan kebijakan pemerintah dan panggung politik yang kian lucu dan komedik, kita boleh mengibarkan bendera setengah tiang???

Meski pilihan terakhir tampak menggoda untuk dilakukan, ternyata ada hari-hari tertentu di Indonesia yang memang sudah ditetapkan sebagai hari pengibaran bendera setengah tiang. Selain tanggal 30 September ini, bendera setengah tiang di Indonesia dikibarkan pada:

1. tanggal 26 Desember, untuk memperingati tragedi bencana tsunami dan gempa bumi di Aceh tahun 2004,

2. hari kematian presiden, wakil presiden, mantan presiden, atau tokoh besar dan penting lainnya di Indonesia,

3. hari kematian (hingga seminggu berikutnya) Soekarno, Soeharto, dan Gus Dur, serta

4. hari berkabung nasional lainnya.

Yang menjadi pertanyaan berikutnya sejak dulu adalah: gimana cara kita mengibarkan bendera setengah tiang? Apakah kita hanya perlu mengereknya sedikit-sedikit sampai tengah, lalu ikat seperti biasa?


O, ternyata, tidak semudah itu, mylov. Pengibaran bendera setengah tiang agaknya bisa kita analogikan dengan kalimat “usaha dulu, pasrah kemudian”. Wah, wah, maksudnya gimana, nih???

Kenapa “usaha dulu”? Soalnya, saat akan mengibarkan bendera di tengah-tengah tiang, ternyata kita harus menaikkan bendera hingga mendekati puncak tiang terlebih dulu untuk beberapa saat. Ibaratnya, dalam hidup, kita memang harus berusaha sekeras mungkin untuk mencapai tujuan yang kita kejar. Gitu.

Nah, setelah sudah berusaha mati-matian, kini tiba waktunya kita untuk “pasrah kemudian”. Artinya, karena kita sudah berusaha, nggak perlulah kita tetep ngotot dan maunya ada di puncak terus. Sesekali, mundurlah sebentar agar bisa melihat dengan perspektif baru.

Maka, setelah bendera sampai ke puncak, kini turunkanlah ia hingga setengah tiang. Voila: jadi, deh, bendera setengah tiangnya!

Bukan cuma pengibarannya, penurunan bendera setengah tiang pun punya caranya tersendiri. Konon, sebelum kita menurunkannya langsung, kita juga harus menaikkan bendera tadi hingga mendekati puncak tiang terlebih dahulu, sebelum akhirnya diturunkan sepenuhnya.

Apa? Ribet? Tenang, masang bendera setengah tiang di tanggal 30 September ini nggak seribet hidupmu, kok, Beb~

Tags: 30 Septemberbendera setengah tiangdonggaladuka citaG30Sgempa PaluPKItanda berkabungtsunami aceh
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

Semaoen: Siang di Pabrik, Malam di Masjid

Semaoen: Siang di Pabrik, Malam di Masjid

8 Juli 2022
D.N. Aidit dalam Semesta Literasi dan Indonesia Kini

D.N. Aidit dalam Semesta Literasi dan Indonesia Kini

16 Mei 2022
Jerat Warisan Bahasa Orde Baru

Jerat Warisan Bahasa Orde Baru

15 Oktober 2021
Dari Minggu Pagi (MP) dan Kedaulatan Rakyat (KR), Kita Jadi Ngerti PKI dan Komunis itu Asyik-Revolusioner MOJOK.CO

Dari Minggu Pagi (MP) dan Kedaulatan Rakyat (KR), Kita Jadi Ngerti PKI dan Komunis itu Asyik-Revolusioner

30 September 2021
Cerita Cinta Anak Simpatisan PKI yang Nikah dengan Polisi

Cerita Cinta Anak Simpatisan PKI yang Nikah dengan Polisi

26 September 2021
Mental Portugal, Gosok Voucher Penalti Ronaldo, dan Momen Kebangkitan Jerman

Hanya Rezim VOC yang Boleh Didemo saat Pandemi

22 Juli 2021
Pos Selanjutnya
Pedoman Menabung Bagi Milenial Yang Pengin Jadi Haji di Masa Depan

10 Kesalahan Memakai Bra yang Sering Ladies Lakukan

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Pedoman Menabung Bagi Milenial Yang Pengin Jadi Haji di Masa Depan

Bendera Setengah Tiang, Kenapa Dikibarkan Tanggal 30 September?

30 September 2018
Bogor: Kota Paling Ideal di Indonesia untuk Pensiun MOJOK.CO

Kota Bogor: Kota Paling Ideal di Indonesia untuk Pensiun

2 Agustus 2022
Derita Gagal SBMPTN dan (Ditolak) Perguruan Tinggi Favorit MOJOK.CO

Derita Gagal SBMPTN dan (Ditolak) Masuk Perguruan Tinggi Favorit

5 Agustus 2022
pola pengasuhan anak mojok.co

Psikolog UGM Jelaskan Tipe Pola Asuh yang Bisa Berdampak pada Hasil Akademik Anak

5 Agustus 2022
Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak

8 Agustus 2022
Buntut rusuh suporter Persis, seorang tukang parkir kritis

Buntut Ricuh Suporter, Seorang Juru Parkir di Babarsari Kritis

26 Juli 2022

Cara Hadapi Henry Subiakto Menurut Mahasiswanya, Itu Lho Staf Kominfo yang Unggah Liputan Narasi TV Tanpa Watermark

3 November 2020

Terbaru

keuangan mahasiswa mojok.co

Pentingnya Pengelolaan Keuangan bagi Mahasiswa, Agar Tak Kehabisan Uang di Tengah Bulan

8 Agustus 2022
Whatsapp dan Gojek Jadi Aplikasi Paling Berpengaruh versi Google Play Store

Whatsapp dan Gojek Jadi Aplikasi Paling Berpengaruh versi Google Play Store

8 Agustus 2022
menyusui mojok.co

Tips Menyusui Agar Kebutuhan Kalori Bayi Tercukupi 

8 Agustus 2022
Adisurya: Chef Jenaka Asal Jogja yang Suka Bereksperimen Sambil Bercanda

Adisurya: Chef Jenaka Asal Jogja yang Suka Bereksperimen Sambil Bercanda

8 Agustus 2022
tiket masuk Pulau Komodo ditunda kenaikannya.

Tarif Baru Masuk Pulau Komodo Ditunda hingga Awal Tahun Depan

8 Agustus 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In