Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Alasan Kenapa Orang-orang Sekarang Kecanduan TikTok, Padahal Bukan Narkoba

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
29 Januari 2020
A A
Gawai adalah Candu: Cerita Mereka yang Mengalami Brain Rot karena Terlalu Banyak Menonton Konten TikTok.MOJOK.CO

Ilustrasi - Gawai adalah Candu: Cerita Mereka yang Mengalami Pembusukan Otak karena Terlalu Banyak Menonton Konten TikTok (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Di balik drama main TikTok yang bikin peramainya disebut menjilat ludah sendiri karena dulu pernah ngejekin Bowo Alpenliebe alay, ada berbagai alasan logis bin ilmiah kenapa banyak orang bisa kecanduan TikTok.

Prabowo Mondardo alias Bowo Alpenliebe mengucapkan kalimat mutiara, “Akunya udah kering, dia baru nyebur” saat diwawancarai Trans TV terkait banyaknya seleb yang sekarang main TikTok. Banyak yang dulu merundungnya sebagai bocah alay sekarang lagi sibuk ngapalin anysong dance dan pasang ekspresi imut buat konten “Bagaikan Langit” challenge.

mampus lu pada diketawain noh sama bowo pic.twitter.com/dMgF6XiGh7

— chch (@nadisyamrgtdw) January 28, 2020

Banyak yang berkilah kalau fenomena ini nggak bisa dikaitkan dengan Bowo (“Kami tuh main TikTok bukan karena Bowo!!11!) karena zaman dulu TikTok diisi orang-orang alay yang main efek, sementara sekarang TikTok diisi seleb yang kalau dilihat-lihat seger juga.

Sebenarnya kesuksesan TikTok sudah terbaca jauh sebelum orang-orang terkenal ngikutin tren remaja Amerika dan selebritas Hollywood. Sedari dulu orang-orang kecanduan TikTok karena atmosfer yang ceria dan likes yang mudah didapat bahkan meskipun kamu bukan orang yang atraktif. Beda dengan Instagram yang dikuasai kaum-kaum good looking yang bikin rata-rata manusia berpenampilan pas-pasan merasa mentok dan kecil hati (saya rasa inilah faktor yang mendorong sebagian penduduk Instagram migrasi ke Twitter).

TikTok awalnya diklaim penggunanya sebagai media sosial yang ramah. Mau se-cringe apa pun video dan jogetanmu, warga TikTok masih menerima dengan apresiasi. Ini bukanlah sebuah prediksi, pihak TikTok sengaja bikin algoritma mereka kayak gitu.

Setiap kali kalian membuka TikTok, kalian nggak hanya akan menemukan unggahan akun yang kalian ikuti, tapi justru secara acak disuguhkan hal di luar dugaan: Akun-akun lain yang tidak dikenal. Coba bandingkan sama Facebook yang makin ditinggalkan karena feed kita penuh sama teman yang itu-itu saja.

Pihak TikTok sengaja melakukan sokongan terhadap akun-akun secara acak sehingga audiens yang menonton videonya semakin banyak. Kondisi ini membuat TikTok semakin punya keuntungan. Sebab, kali ini yang kecanduan TikTok bukan hanya so called rakyat jelata, melainkan juga selebritas. TikTok akhirnya beneran bisa menjangkau multi-kalangan.

Pada 2019, TikTok menjadi runner up aplikasi yang paling banyak diunduh setelah WhatsApp Messenger dengan jumlah pengguna aktif mencapai 500 juta. Yakinlah Beijing ByteDance Technology sebagai pengembang sekarang sedang menikmati banjir revenue.

Di luar itu semua, ada beberapa faktor logis yang mendasari orang-orang bisa kecanduan TikTok. Pengguna TikTok didominasi oleh Gen Z yang terbiasa dengan mobilitas serbacepat. Secara psikologis, perhatian Gen Z dalam penerimaan informasi juga ditentukan pada detik-detik pertama. TikTok adalah media sosial yang berhasil melakukannya dengan mulus.

Video TikTok didominasi oleh tayangan yang langsung menarik perhatian dari detik pertama. Jika kalian mencoba membuka aplikasi ini, kalian juga akan langsung menyaksikan video joget. Nah, video joget ini juga pemicu kecanduan TikTok.

Dengan lantunan musik yang cenderung ceria, TikTok didominasi orang yang sedang bersenang-senang. TikTok ingin mengajak kalian tertawa dan melepas gundah. Siapa juga nggak kecanduan dengan kebahagiaan?

Pengembang aplikasi perlu berterima kasih terhadap kontribusi Gen Z yang bikin challenge-challenge yang meski nggak penting tetap bikin kecanduan. Setiap orang ingin terlihat lebih jago dari pada yang lain, makanya challenge ngefek banget ke jiwa-jiwa penyuka tantangan dan kompetisi. Applause buat kalian sendiri.

BACA JUGA Ramenya TikTok Sekarang Menandakan Bowo Alpenliebe Datang dari Masa Depan atau artikel lainnya di POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 4 Februari 2020 oleh

Tags: Bowo Alpenliebemedia sosialtiktok
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

Gawai adalah Candu: Cerita Mereka yang Mengalami Brain Rot karena Terlalu Banyak Menonton Konten TikTok.MOJOK.CO
Mendalam

Gawai adalah Candu: Cerita Mereka yang Mengalami Pembusukan Otak karena Terlalu Banyak Menonton Konten TikTok

3 Juli 2025
Ragam

Selamat Datang, Post-Truth: Era di Mana Influencer Problematik Promotor Judol Lebih Dipercaya Ketimbang Ahlinya Ahli

30 Oktober 2024
Live Streaming TikTok Menggiurkan, tapi Menyimpan Kepahitan dan Sisi Gelap MOJOK.CO
Konter

Live Streaming TikTok Menggiurkan, tapi Menyimpan Kepahitan dan Sisi Gelap

4 Januari 2024
Penandatanganan MoU Goto, TikTok, dan UGM MOJOK.CO
Ekonomi

Grup GoTo, TikTok, dan UGM Jalin Kolaborasi Pengembangan Talenta Digital Indonesia

15 Desember 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.