Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

5 Olahraga Terberat di Olimpiade Tokyo 2020

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
27 Juli 2021
A A
5 Olahraga Terberat di Olimpiade Tokyo 2020 MOJOK.CO

5 Olahraga Terberat di Olimpiade Tokyo 2020 MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Setelah mengamati Olimpiade Tokyo 2020 selama beberapa hari, saya berhasil menyimpulkan 5 jenis olahraga paling berat yang diperlombakan.

Baru beberapa hari menyimak Olimpiade Tokyo 2020, napas saya sudah tersengal-sengal. Padahal saya cuma jadi penonton saja. Nggak kebayang atlet yang berlaga di gelanggang olahraga terbesar di dunia ini.

Nah, selama 4 hari mengamati Olimpiade Tokyo 2020, saya sudah bisa menyimpulkan 5 olahraga paling berat yang dipertandingkan. Berikut 5 olahraga yang saya maksud.

5. Cabor sepak bola

Saya menempatkan sepak bola sebagai cabor terberat nomor 5 di Olimpiade Tokyo 2020. Bukan, bukan karena saya suka sepak bola dan mengasuh akun bola di Twitter. Sepak bola ini jadi berat bukan pula karena mengurasi fisik saja, tapi psikis.

Tahukah kamu, tim sepak bola di Olimpiade Tokyo 2020 harus menggunakan pemain di bawah usia 23 tahun? Nah, ada aturan khusus di mana setiap kontingen boleh membawa 3 pemain senior atau disebut overage atau sebut saja pemain tua.

Inilah beratnya. Terkadang, orang tua itu punya pikiran yang jelimet, bahkan seperti tone deaf gitu. Misalnya ketika pandemi malah ngomongin sinetron atau merasa “terharu” karena ada yang meninggal. Ada juga orang tua yang ndableg, ngotot kalau kondisi masih “terkendali”, ternyata enggak.

Menghadapi rang-orang tuwir kayak gini tuh makan ati. Kalau dikasih tau kok ya ngeyel. Malah mengancam lagi biasanya. Sebagian orang tua kembali seperti anak kecil, sebagian lagi makin runyam cara mikirnya. Oleh sebab itu, sepak bola di Olimpiade Tokyo 2020 jadi berat banget.

4. Cabor basket 3 lawan 3

Basket itu capek banget. Penuh aksi di lapangan kecil. Nah, bagaimana kalau lapangannya makin kecil dengan jumlah pemain cuma 3? Makin berat karena aksinya intens banget. Basket 3 lawan 3 di Olimpiade Tokyo 2020 jadi olahraga terberat nomor 4.

Kemarin saya nonton Belgia vs Belanda. Salah 1 pemain Belanda mengalami cedera jari. Jelas nggak mungkin dibawa ke Sangkalputung di Surakarta, dong. Keburu pertandingannya selesai. Malah ada PPKM Universe lagi di Indonesia.

Lantaran ada 1 pemain yang cedera, Belanda tidak bisa mengganti pemain. Maklum, yang main 3, cadangannya 1. Maka terjadi sudah, pemain Belanda kelelahan. Tiap bola mati, para pemain Belanda langsung megangin lutut tanda kelelahan.

Timnas Belanda masih bisa memberi perlawanan. Bahkan sampai overtime. Namun, batasan fisik tidak bohong. Belgia menang. Bisa kamu bayangkan, aksi yang intens di lapangan sempit. Waktu berpikir juga sangat pendek. Mikir nyekor saja susah, apalagi mau mikir rang-orang tuwir yang lagi main sepak bola.

3. Cabor maraton

Cabor maraton baru akan dilombakan pada 8 Agustus 2021 dan ini salah 1 cabor favorit saya. Maraton di Olimpiade Tokyo 2020 sejatinya akan diperlombakan di Tokyo. Namun, kekhawatiran akan serangan hawa panas membuat lokasi lomba dipindahkan ke Sapporo.

Perpindahan lokasi lomba ini tentu saja disambut baik. Namun, banyak kontingen tetap menyiapkan diri dengan serangan hawa panas. Maklum, temperatur di Sapporo saja rata-rata 32 derajat Celcius ketika musim panas, seperti dilansir runnersworld.com.

Maraton di Olimpiade Tokyo 2020 bakal menempuh rute sejauh 42,195 kilometer. Bakal melewati landmark Sapporo seperti Taman Nakajima, Sapporo TV Tower, Universitas Hokkaido, dan 2 kali melewati Sungai Toyohira.

Iklan

Pihak panitia sendiri sudah mengumumkan sejak jauh-jauh hari kalau tidak boleh ada penonton yang berbaris di pinggir rute. Langkah ini diambil sebagai pencegahan meluasnya pandemi covid-19.

Untung Olimpiade tahun ini digelar di Jepang. Kalau di Indonesia dan lagi maraton, bakal bermunculan “starling”, penjaja gorengan, abang cilok yang kalau diperingatkan nggak lantas pergi, tapi cuma muter cari lokasi lain. ada teroris saja berani, apalagi cuma Satpol PP yang begitulah.

2. Cabor triatlon atau trilomba

Cabor triatlon di Olimpiade Tokyo 2020 sudah selesai diperlombakan. Medali emas digondol oleh Kristian Blummenfelt, atlet dari Norwegia. Sumpah, dia ini semacam manusia super.

Triatlon, seperti namanya, menjadikan 3 cabor jadi 1, yaitu berenang, balap sepeda, dan lari. Untuk berenang, jarak yang ditempuh adalah 1.500 meter. Balap sepeda menempuh 40 kilometer. Sementara, lari menempuh 10 kilometer. Butuh daya tahan luar biasa untuk menyelesaikan 3 lomba. Belum jadi menjadi juara.

Tahukah kamu, Kristian Blummenfelt menyelesaikan triatlon Olimpiade Tokyo 2020 dalam waktu 1 jam 45 menit saja. Kata Handoko Tjung, 1 jam 45 menit itu adalah waktu yang kita butuhkan buat ngumpulin nyawa dari bangun tidur sampai akhirnya mau mandi. Kak Kristian udah selesai berenang 1.500 meter, gowes 40 kilometer, dan lari 10 kilometer.

1. Cabor polo air

Inilah cabor paling berat di Olimpiade Tokyo 2020: polo air. Iya, bukan yang lain. kenapa bisa paling berat? Karena berbagai risiko yang harus dihadapi para atlet.

Pertama, kamu main polo air di kolam renang kelas olimpiade. Bisa dibayangkan kamu nelan berapa banyak kaporit. Kedua, bukan tidak mungkin ada atlet yang pipis di dalam kolam renang. Dingin, kalau mau ke toilet kudu mentas dulu. Ribet, kan, kalau mau pipis. Tinggal currr saja dan tertelan oleh kawan atau lawan. Kaporit plus air kencing. Asin nggak tuh.

Main polo air juga sangat berat. Kalau lomba renang, paling banter 4 kali bolak-balik. Kalau polo air, bisa belasan kali sepanjang 4 quarter setiap pertandingan. Kaki para atlet juga nggak menapak ke lantai, tapi menjejak air di dalam kolam.

Setiap kali serangan balik kudu renang. Entar keserang balik, ya renang balik lagi. Mana dikit-dikit suara peluit terdengar, udah kayak tukang parkir Indomaret yang gaib itu. Waktu masuk enggak ada, pas pulang tiba-tiba udah muncul pakai rompi oranye pula. Untung kang parkir Indomaret nggak sambil berenang kerjanya.

Tapi ada enaknya juga triatlon di Olimpiade Tokyo 2020. Kalau capek bisa makan bekal Indomie goreng pakai nasi yang dimasukkan wadah Tupperware. Yang udah dingin, mienya udah nggak aldente, tapi malah makin nikmat karena micinnya menyatu itu.

BACA JUGA Cara Menentukan Jenis Olahraga yang Cocok untuk Kita dan tulisan Yamadipati Seno lainnya.

Terakhir diperbarui pada 27 Juli 2021 oleh

Tags: 3 on 3basketmaratonolimpiadeOlimpiade Tokyoolimpiade tokyo 2020triatlon
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Pekan Olahraga Nasional (PON) Sudah Saatnya Dihapus Saja MOJOK.CO
Esai

Muncul Banyak Kecurangan, Pekan Olahraga Nasional (PON) Menjadi Pesta Olahraga yang Sebenarnya Tidak Lagi Dibutuhkan

17 September 2024
mandiri jogja marathon 2023 mojok.co
Olah Raga

Siap-siap! 8.000 Pelari akan Ikut Mandiri Jogja Marathon 2023 di Prambanan

16 Juni 2023
Gojek 3x3 Indonesia Tour Seri Yogyakarta
Olah Raga

Prawira Juara IBL Gojek 3×3 Indonesia Tour Seri Yogyakarta

12 September 2022
bill russell mojok.co
Olah Raga

Bill Russell, Legenda NBA dan Boston Celtics Tutup Usia

1 Agustus 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.