2 Misteri Kematian Maulana Suryadi, Korban Tewas Demo Jakarta 25 September - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Pojokan

2 Misteri Kematian Maulana Suryadi, Korban Tewas Demo Jakarta 25 September

Prima Sulistya oleh Prima Sulistya
4 Oktober 2019
0
A A
maulana suryadi meninggal korban tewas demo dpr demo anak stm demo jakarta aksi pelajar polisi kematian misterius Mahasiswa UNS Tewas saat Diksar Menwa, Kali Kesekian Diklat Mahasiswa Telan Korban mojok.co

maulana suryadi meninggal korban tewas demo dpr demo anak stm demo jakarta aksi pelajar polisi kematian misterius

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Sejumlah kejanggalan ditemukan dalam kematian Maulana Suryadi. Polisi mengatakan kematiannya karena asma, namun foto jenazah menunjukkan darah yang terus mengucur dari jenazah.

Rabu malam (23/9) Maulana Suryadi alias Yadi, 23 tahun, masih segar bugar saat meminta izin kepada ibunya untuk berangkat demonstrasi. Ibu Yadi, Maspupah (53 tahun), sempat melarang, tetapi Yadi bersikeras pergi. Bersama temannya yang bernama Aldo, keduanya naik motor dari kediaman Yadi di Tanah Abang, Jakarta Pusat ke Jalan Layang Slipi, Jakarta Barat.

Yadi tak pulang malam itu. Keesokan malamnya, 8 orang polisi datang ke rumah Maspupah mengabari bahwa lelaki yang sehari-hari menjadi petugas parkir di Pasar Tanah Abang itu telah meninggal.

Maspupah dan dua anaknya kemudian diantarkan dengan dua mobil oleh kedelapan polisi itu menuju RS Polri Kramat Jati di Jakarta Timur untuk menengok jenazah Yadi. Dalam perjalanan, polisi sempat mampir untuk makan selama setengah jam.

Sesampainya di rumah sakit, Maspupah mendapat penjelasan dari polisi bahwa anaknya diduga meninggal karena asmanya kambuh setelah menghirup gas air mata.

Karena Maspupah mengiyakan bahwa anaknya punya riwayat asma, ia kemudian menandatangani surat penyataan bahwa anaknya meninggal dunia bermaterai.

Baca Juga:

negara demonstrasi mahasiswa demonstran immawan randi mahasiswa tewas polisi wiranto dpr ri

Permintaan Demonstran Sederhana, Negara yang Memperumitnya

27 September 2019
jokowi pandemi virus corona sri mulyani bpjs kesehatan agus mulyadi gibran rakabuming calon wali kota solo mojok.co dijatuhkan presiden jokowi puthut ea opini tulisan nonfiksi esai mojok.co analisis politik angkatan 2019

Masih Ada Waktu untuk Presiden Jokowi

25 September 2019

“Saya masih syok. Sempat pingsan berkali-kali. Anak saya diminta membuat surat pernyataan kalau Yadi meninggal karena asma dan saya tanda tangani,” ujar Maspupah, dikutip dari Tempo.

“Saya tidak ingat isinya seperti apa karena saat itu saya sangat panik dan kaget.”

“Abis itu saya dipanggil sama polisi ke kamar, ngasih amplop buat ngurus biaya jenazah Yadi, Rp 10 juta. Saya nggak banyak omong, takut,” katanya lagi.

Saat di rumah sakit, Maspupah melihat darah keluar dari hidung dan telinga jenazah anaknya. Hingga mayat dimakamkan keesokan harinya, 27 September 2019, di TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan, darah itu masih merembes. Foto jenazah yang dimuat oleh Tempo atas izin keluarga menampakkan, bagian kepala kafan jenazah bernoda darah cukup besar.

Dikutip dari Antara via Republika, Aldo mengatakan kepada Maspupah bahwa pada malam demo yang berujung kerusuhan itu, ia dan Yadi ditangkap polisi di sekitar Slipi. Keduanya diangkut dengan mobil dan pingsan sepanjang perjalanan. Tidak ada keterangan mengapa keduanya pingsan.

Ketika siuman, Aldo mendapati dirinya ada di penjara, sedangkan Yadi tak diketahui keberadaannya. 

Berita kematian Yadi yang viral di media sosial menimbulkan sejumlah pertanyaan.

Pertama, jika benar asma Yadi kambuh karena gas air mata saat ia berdemo di wilayah Slipi, Jakarta Barat, mengapa polisi membawanya ke RS Polri Kramat Jati di Jakarta Timur yang jaraknya jauh? Sementar ada sejumlah rumah sakit  yang sangat dekat dengan lokasi kerusuhan di Slipi, yakni RS Bhakti Mulia dan RS Pelni.

Kedua, bagaimana asma bisa menyebabkan perdarahan tak henti-henti di hidung dan telinga mayat?

Ketika dikonfirmasi wartawan pada 3 Oktober, Kepala Instalasi Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati Kombes Pol Edi Purnomo mengatakan, “Saat saya terima di kamar mayat, tanda kekerasan aja tidak ada. Badannya bersih, kepala dan badan bersih. Tidak ada jejak kekerasan seperti darah,” demikian dikutip dari Kompas.

“Viral video ada darah keluar, kalau orang meninggal memang seperti itu, keluar darah karena pecahnya pembuluh darah, karena faktor pembekuan. Makanya, jenazah yang dikafani, ditutup lubang-lubangnya dengan kapas,” tambahnya.

“Tapi memang ada pembesaran pembuluh darah di leher. Itu biasanya terjadi pada orang yang mengalami sesak nafas,” ujarnya, dikutip dari CNN Indonesia. Edi menegaskan, sebab kematian Yadi adalah karena asma.

Beberapa penyebab darah keluar dari hidung dan telinga setelah seseorang meninggal ialah karena trauma di kepala, tekanan darah tinggi yang menyebabkan pembuluh darah di kepala pecah, trauma di hidung, serta luka di saluran pernapasan, termasuk karena penyakit saluran pernapasan seperti asma.

Maspupah tidak percaya asma menyebabkan kematian anaknya. “Kata polisi, mungkin dia meninggal karena asma akibat menghirup gas air mata. Nggak mungkin, saya nggak percaya,” katanya pada Rabu (2/10) kepada Tempo.

Bayu, kakak tiri Yadi, yang bertugas memandikan jenazah mengatakan, ada lebam biru di leher dan punggung Yadi. Selain itu bagian belakang kepala jenazah terasa lembek.

Dalam konferensi pers di Kantor Kemenkopolhukam sehari setelah demo rusuh (26/9), Kapolri Tito Karnavian mengumumkan ada satu korban tewas. “Informasinya sementara ini yang bersangkutan meninggal dunia. Bukan pelajar dan mahasiswa, tapi kelompok perusuh itu,” ujarnya, dikutip dari Tempo.

Menurut Kapolri, Yadi pingsan di lokasi kerusuhan di Slipi dan kemudian dibawa ke RS Polri Kramat Jati. Namun, setibanya di RS, nyawa Yadi tak terselamatkan.

“Tak ada satu pun luka tembak atau penganiayaan karena saya juga sudah sampaikan untuk tidak gunakan senjata tajam sehingga (korban tewas) itu diduga kekurangan oksigen atau gangguan fisiknya,” jelas Tito.

Maulana Suryadi adalah korban meninggal ketiga terkait aksi demonstrasi besar di sejumlah kota Indonesia minggu-minggu belakangan. Sebelumnya, dua mahasiswa Universitas Haluoleo Kendari tewas, yakni Immawan Randi (21, tewas tertembak peluru polisi) dan M. Yusuf Kardawi (19, pukulan di kepala).

BACA JUGA Cara Polisi Menangani “Grup WA Anak STM” Bikin Saya Makin Geram atau artikel Prima Sulistya lainnya.

Terakhir diperbarui pada 4 Oktober 2019 oleh

Tags: demo siswa stmdemonstrasi mahasiswamaulana suryadi
Prima Sulistya

Prima Sulistya

Penulis dan penyunting, tinggal di Yogyakarta

Artikel Terkait

negara demonstrasi mahasiswa demonstran immawan randi mahasiswa tewas polisi wiranto dpr ri
Esai

Permintaan Demonstran Sederhana, Negara yang Memperumitnya

27 September 2019
jokowi pandemi virus corona sri mulyani bpjs kesehatan agus mulyadi gibran rakabuming calon wali kota solo mojok.co dijatuhkan presiden jokowi puthut ea opini tulisan nonfiksi esai mojok.co analisis politik angkatan 2019
Kepala Suku

Masih Ada Waktu untuk Presiden Jokowi

25 September 2019
jokowi pandemi virus corona sri mulyani bpjs kesehatan agus mulyadi gibran rakabuming calon wali kota solo mojok.co dijatuhkan presiden jokowi puthut ea opini tulisan nonfiksi esai mojok.co analisis politik angkatan 2019
Kepala Suku

Demonstrasi Itu Biasa Saja

24 September 2019
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Kerusuhan Wamena: 33 Orang Tewas, Gubernur Papua Minta Maaf

Andalkan Tunjangan dan Gaji, Memang Jadi Anggota DPR Bisa Balik Modal?

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
maulana suryadi meninggal korban tewas demo dpr demo anak stm demo jakarta aksi pelajar polisi kematian misterius Mahasiswa UNS Tewas saat Diksar Menwa, Kali Kesekian Diklat Mahasiswa Telan Korban mojok.co

2 Misteri Kematian Maulana Suryadi, Korban Tewas Demo Jakarta 25 September

4 Oktober 2019
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka MOJOK.CO

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka

15 Maret 2023
Samsung Galaxy A Series Android Terbaik MOJOK.CO

Samsung Galaxy A Series: Seri Terbaik untuk Kelas Midrange Android

21 Maret 2023
Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah. MOJOK.CO

Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah 

23 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023

Terbaru

Duduk perkara penutupan patung Bunda Maria di Kulon Progo. MOJOK.CO

Duduk Perkara Penutupan Patung Bunda Maria di Kulon Progo

24 Maret 2023
alan Sunyi Kiai Bonokeling di Banyumas yang Sengaja Dibuat Menjadi Misteri Abadi. MOJOK.CO

Jalan Sunyi Wangsa Bonokeling di Banyumas yang Sengaja Menjadikan Leluhur Sebagai Misteri Abadi

24 Maret 2023
sekolah kedinasan kemenhub mojok.co

5 Sekolah Kedinasan di Bawah Kemenhub yang Paling Favorit

24 Maret 2023
bola timnas israel mojok.co

Bola Pembawa Malapetaka

24 Maret 2023
mimpi basah mojok.co

Apakah Mimpi Basah di Siang Hari Membuat Puasa Batal?

24 Maret 2023
5.000 Mahasiswa UMY Berburu Takjil Gratis, Dianggarkan Rp125 Juta Setiap Hari. MOJOK.CO

5.000 Mahasiswa UMY Berburu Takjil Gratis, Dianggarkan Rp125 Juta Setiap Hari

24 Maret 2023
kritik feminis muslimah tentang perempuan sumber dosa utama

Muhasabah Muslimah Feminis: Kok Bisa, Perempuan Jadi Sumber Dosa Utama Laki-Laki?

24 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In