MOJOK.CO – Semifinal ganda campuran bulutangkis Asian Games 2018 | 26 Agustus 2018, 17.50 WIB | Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (INA, #3 dunia) vs Zheng Siwei/Huang Yaqiong (CHN, #1 dunia) | Court 1, Order of Play: 7 | Live Indosiar dan Vidio.com | Rekam pertemuan: 1 – 1
Sebelum laga semifinal ganda campuran yang mempertemukan wakil tuan rumah dengan ganda campuran nomor 1 dunia dari Tiongkok, menarik untuk membahas dua kekuatan beda era ini.
Sebagai pasangan, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir telah muncul lebih awal dan menjadi rival di zaman Zhang Nan/Zhao Yunlei dan Xu Chen/Majin. Sementara Huang Yaqiong/Zheng Siwei terhitung sebagai penerus dari kekuatan ganda campuran era “lawas” tersebut.
Dari kubu Tiongkok, pemain seangkatan Liliyana yang masih aktif bermain hanyalah Zhang Nan seorang. Sementara mantan pasangannya, Zhao Yunlei, telah duduk di bangku pelatih.
Regenerasi ganda campuran di Tiongkok memang sangat baik. Di 10 besar BWF saat ini, mereka sudah menempatkan 3 pasangan. Tidak hanya di level senior, di kelas junior pun mereka memiliki ganda campuran superior atas nama Liu XuanXuan/Guo Xinwa.
Liu XuanXuan yang kelahiran 2000 ini bahkan sudah sempat dicoba di level atas dengan berpasangan dengan Zhang Nan. Pemasangan senior-junior memang kerap dilakukan, terutama oleh Tiongkok dan Korea Selatan. Tujuannya tak lain untuk mematangkan pemain potensial berusia muda.
Indonesia memang tidak intensif melakukan pola tersebut. Tetapi, dari beberapa pasangan Indonesia dengan kombinasi senior-junior, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir adalah salah satu contoh.
Liliyana sebelumnya berpasangan dengan Nova Widianto yang jauh lebih senior. Bersama Nova yang lebih tua 8 tahun, Butet berhasil meraih perak Olimpiade Beijing 2008. Namun, Nova yang berpasangan dengan Butet di usia 29 tahun dan meraih medali olimpiade di usia 31 tentu dianggap tidak berprospek jangka panjang.
Kemudian, dicarilah pengganti untuk dibimbing Cik Butet. Lewat kompetisi, akhirnya pilihan jatuh pada Owi sebagai pendamping Cik Butet. Hingga saat ini, terbukti bahwa Bang Owi adalah pasangan yang tepat untuk Cik Butet. Setidaknya karakternya cukup tangguh untuk mendapatkan partner yang terkenal galak seperti Cik Butet. Wqwq.
Bang Owi yang dulu “erroria” pun sudah bisa bikin bangga Cik Butet. Di tahun kemarin, misalnya, ketika Cik Butet cedera lutut, tapi masih maksa main, Owi sigap mengimbangi Cik Butet yang pergerakannya terbatas. Dengan kondisi begitu, ia membantu Cik Butet mendapatkan gelar Kejuaraan Dunianya yang keempat.
Siapa Huang Yaqiong/Zheng Siwei?
Zheng/Huang adalah raksasa baru dari Tiongkok. Bisa dibilang, kemunculan mereka dipantik oleh Owi/Butet sendiri. Bagaimana bisa?
Kronologinya begini. Tahun lalu, ganda campuran terbaik Tiongkok sekaligus peringkat 1 dunia Zheng Siwei dan Dora dari Tiongkok, Chen Qingchen, harus menelan kekalahan beruntun dari pasangan senior Indonesia, Owi/Butet . Dua kekalahan bahkan harus ditelan di turnamen tertinggi dalam strata BWF, yaitu Indonesia Open Super Series Premier, dan Kejuaraan Dunia.
Merespon kekalahan beruntun ganda terbaik Tiongkok tersebut membuat ketua pelatih Zhang Jun memutuskan untuk merombak pasangan Zheng/Chen yang, sekali lagi, kala itu menempati peringkat 1 dunia.
Zheng kemudian dipasangkan dengan Huang Yaqiong, peraih emas All England 2017. Huang Yaqiong sendiri bersama partnernya kala itu, Lu Kai, mengalami penurunan performa setelah Lu Kai mengalami cedera. Sementara Chen Qing Chen yang sebelumnya bermain rangkap mulai difokuskan untuk bermain ganda putri saja.
Ternyata perombakan ini sukses. Penggabungan Zheng Siwei dan Huang Yaqiong memunculkan monster baru dalam percaturan bulu tangkis dunia pada level elite. Mereka sempat tak terkalahkan dalam tiga turnamen beruntun sejak awal debut. Hingga akhirnya di awal tahun, mereka berhasil dijegal oleh pasangan kidal dari Hong Kong, Tang Chun Man/Tse Ying Suet.
(Pasangan Tang/Tse di Asian Games 2018 juga menembus semifinal dan menjaga pool bawah dengan pasangan Tiongkok lainnya, Wang Yilyu/Huang Dong Ping.)
Selebihnya, Zheng/Huang memiliki catatan luar biasa. Dalam waktu belum genap setahun, pencapaian minimal yang mereka torehkan adalah semifinal!!!!111!
Tidak bisa tidak, ganda ini akan menjadi lawan tangguh bagi Owi/Butet. Namun, sebagai pasangan senior, pengalaman mungkin akan berbicara.
Contohnya pada pertemuan terakhir di Kejuaraan Asia. Owi/Butet mampu meredam agresivitas permainan pemain muda ini dengan permainan yang lebih matang. Tetapi, ketika menjalani laga di level elite, tentu tidak hanya pengalaman yang berbicara, kesiapan di lapangan juga menjadi faktor penentu.
Jika kemarin Owi/Butet merasa tidak maksimal secara permainan karena terlalu terburu-buru dan banyak melakukan kesalahan sendiri, kali ini melawan ranking 1 dunia, pasangan senior ini harus lebih siap lagi. Dari segi mental, masih ada celah dari sisi lawan yang dapat dieksplorasi, yaitu sisi Zheng Siwei yang lebih rentan panik ketika mendapatkan perlawanan sengit, terlebih di turnamen mayor. Barangkali penonton juga ingin membantu?
Gara-gara bahas sejarah singkat Owi/Butet, jadi makin pengin Owi/Butet melengkapi gelarnya nih. Pastinya akan jadi kado pension yang sangat manis untuk Cik Butet….
Hasil sementara cabang bulutangkis Asian Games 2018, 26 Agustus, 16.00 WIB
Head-to-head Tontowi/Liliyana vs Zheng/Huang
Baca juga: Marcus Gideon, Tolong Jaga Kevin Sanjaya Biar Nggak Ngusilin Goh V Shem (Lagi)