Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Penjaskes

Permainan Catur yang Diharamkan Ustaz Abdul Somad Itu Juga Olahraga

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
24 Maret 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

[MOJOK.CO] – Olahraga catur tidak dianggap sebagai olahraga, bahkan dianggap haram oleh Ustaz Abdul Somad. Benarkah demikian?

Lewat sebuah ceramahnya pada bulan Januari 2018 yang lalu, Ustaz Abdul Somad menyampaikan bahwa menurut Mazhab Hanafi, catur itu haram. Seperti yang disampaikan ustaz berusia 40 tahun tersebut, ada dua alasan yang membuat catur itu haram, bersanding dengan permainan dadu.

Alasan pertama, permainan catur membuat orang melalaikan salat. Walaupun azan sudah berkumandang, para pemain catur tidak akan menggubris dan akan tetap “Skak mat!”, seperti penurutan Ustaz Abdul Somad.

Alasan kedua, permainan catur “menghilangkan waktu berhari-hari”. Mungkin ini main catur sambil ngaspal jalan dari Jalan Kaliurang, lewat Malioboro, lewat Keraton Jogja, ketemu Panggung Krapyak, dan berujung di Pantai Parangkusumo, sesuai garis imajiner yang dipercaya di Yogyakarta ini, maka butuh berhari-hari untuk selesai main skak ini.

Ustaz Abdul Somad juga berpendapat bahwa dirinya tidak setuju jika permainan catur disebut sebagai olahraga. Masih menurut beliau, saya kutipkan sama persis:

“Saya masih sampai saat ini saya belum setuju kalau catur dimasukkan olahraga. Olah. Raga. Lari? Oke. Lempar lembing? Oke. Renang? Oke. Tapi (ter-) menung sampai tiga jam…Ha itu bahwa ketua Persatuan Catur marah sama saya terserahlah. Tapi saya tidak setuju (kalau catur disebut olahraga). Menghabiskan waktu itu!”

Ustaz Abdul Somad juga menambahkan bahwa masih banyak kegiatan lain yang bisa dilakukan ketimbang menghabiskan waktu untuk main catur. Misalnya, memikirkan politik negeri Indonesia ini atau memikirkan anak-anak. Bukan malah memikirkan “Cemana pion-pion ini bisa selamat!”

Kalau pembaca tertarik, silakan simak video di bawah ini:

https://www.youtube.com/watch?v=gxxDmh7ezjc

Menggunakan logika dari Ustaz Abdul Somad, kita bisa menarik kesimpulan bahwa ada banyak kegiatan yang juga sebetulnya haram karena “menghilangkan waktu berhari-hari”. Kalau pembaca main ke kantor Mojok, bisa didapati kru Mojok suka main game Ball Bricks Breaker. Sampai berjam-jam itu, Masyaallah! Sungguh un-faedah, meskipun nyatanya seru tiada terkira.

Ada juga game Mobile Legend, AOV, Onet, Harvest Moon, Feeding Frenzy, yang sama juga menghabiskan waktu!

Lho, kalau bicara menghabiskan waktu, jagongan sambil ngopi dan ngeteh nasgitel, yang meskipun bisa meringankan hati yang tengah tertekan cicilan utang, juga sama haramnya. Bisa berjam-jam itu kalau jagongan.

Ya sudahlah, soal haram, tak perlu kita perdebatkan di sini. Nanti dikira tausiyah, padahal ini rubrik Tangkas, apalagi saya masih kafir.

Nah, yang menarik dari pernyataan Ustaz Abdul Somad adalah catur itu bukan olahraga. Catur bukan olahraga. Sebuah klaim yang sebenarnya sudah menjadi bahan perdebatan selama berabad-abad. Sama seperti telur atau ayam duluan.

Iklan

Sebenarnya, sudah banyak ahli dan penelitian yang mengungkapkan bahwa catur termasuk olahraga. Pola pikir bahwa olahraga harus selalu berkeringat itu pun tidak selamanya berlaku. Pun, duduk tiga jam bermain catur bisa membuat orang berkeringat, kok.

Mengapa bisa begitu? Catur termasuk olahraga mental, atau bisa juga disebut sebagai olahraga pikiran karena yang bekerja paling dominan adalah otak manusia. Jangan salah, berpikir juga bisa menjadi pekerjaan yang sangat melelahkan, apalagi jika dilakukan dalam rentang waktu yang relatif lama. Yang pernah berpikir pasti pernah merasakannya.

Catur membutuhkan konsentrasi penuh hanya untuk menggerakkan satu bidak catur. Ketika menggerakkan pion atau kuda, misalnya, si pemain harus mengantisipasi begitu banyak kemungkinan. Sebelum memutuskan melangkah, setidaknya si pemain menganalisis kemungkinan serangan lawan, serangan selanjutnya yang perlu dilakukan, dan apakah langkah tersebut berdampak kepada pertahanan bidak caturnya.

Energi yang dikeluarkan untuk kerja otak yang kompleks selama satu jam, menurut sebuah penelitian, sama seperti mendayung perahu sendirian sejauh satu kilometer di atas permukaan air yang tenang.

Kalori yang terbakar ketika bermain catur, kurang lebih sama seperti bermain sudoku, yaitu tercatat hingga 90 kalori rata-rata. Berpikir begitu keras tentu membutuhkan energi yang besar. Nah, energi besar tersebut didapat dari membakar kalori. Kalau membakar ban namanya demonstrasi.

“Otak kita membutuhkan 0,1 kalori setiap menitnya untuk bisa bekerja. Saat melakukan hal yang menantang otak dan membuatnya berpikir keras seperti bermain sudoku kita bisa membakar 1,5 kalori setiap menitnya,” kata Tim Forrester, peneliti dari Cannyminds.com.

Seperti dilansir viva.co.id, otak terdiri dari jutaan sel saraf yang disebut neuron. Neuron menyampaikan pesan dari otak ke seluruh organ tubuh. Neuron pula yang memproduksi zat kimia yang disebut neurotransmitter, yang berguna untuk menyampaikan pesan ke seluruh tubuh.

Untuk menghasilkan neurotransmitter dibutuhkan glukosa, kalori dan oksigen. Ketika melakukan permainan yang menantang otak seperti sudoku atau catur, otak akan banyak membakar glukosa dan kalori dalam tubuh untuk menghasilkan neurotransmitter.

Ketika kalori terbakar, keringat juga akan diproduksi. Jika sudah begitu, apakah catur masih dianggap bukan olahraga? Ya kalau menurut Ustaz Abdul Somad, sih, bukan. Haram lagi.

Terakhir diperbarui pada 5 Agustus 2021 oleh

Tags: abdul somadCaturcatur bukan olahragaharampermainan otaksudokuTangkastausiyahterbaruUASUstaz Abdul Somad
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

mainan capit boneka haram mojok.co
Kilas

Ada Unsur Perjudian, Mainan Capit Boneka Dinyatakan Haram

22 September 2022
Tidak Bisa Bayar Uang Sekolah
Pendidikan

Belum Bayar Uang Sekolah, 5 Siswa SMP di Bantul Dilarang Ikut Ujian

10 Juni 2022
Hanamasa dalam Debat Halal Haram
Esai

Hanamasa dalam Pusaran Halal-Haram bagi Manajemen dan Pelanggan

4 Januari 2022
Cara Bikin Uang Haram Jadi Uang Halal MOJOK.CO
Khotbah

Cara Bikin Uang Haram Jadi Uang Halal

3 Desember 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menyoal nikah siri (tak tercatat di KUA): Sah, tapi jadi ruang untuk pemuas syahwat, dalih perselingkuhan, dan menghindari tanggung jawab semata MOJOK.CO

Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga

29 Desember 2025
Didikan bapak penjual es teh antar anak jadi sarjana pertama keluarga dan jadi lulusan terbaik Ilmu Komunikasi UNY lewat beasiswa KIP Kuliah MOJOK.CO

Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi

29 Desember 2025
Wisata Pantai Bama di Taman Nasional Baluran, Situbondo: Indah tapi waswas gangguan monyet MOJOK.CO

Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

25 Desember 2025
Era transaksi non-tunai/pembayaran digital seperti QRIS: uang tunai ditolak, bisa ciptakan kesenjangan sosial, hingga sanksi pidana ke pelaku usaha MOJOK.CO

Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha

26 Desember 2025
Nonton Olahraga Panahan. MOJOK.CO

Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

25 Desember 2025
Natal dan Harapan yang Tak Datang dari Keheningan

Natal dan Harapan yang Tak Datang dari Keheningan

25 Desember 2025

Video Terbaru

Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan

Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan

28 Desember 2025
Natal dan Harapan yang Tak Datang dari Keheningan

Natal dan Harapan yang Tak Datang dari Keheningan

25 Desember 2025
Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.