ADVERTISEMENT
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Penjaskes

Ketika Kutu Sarcoptes Scabies Si Biang Gudik di Pondok Pesantren Selalu ikut Ngaji

Redaksi oleh Redaksi
30 November 2018
0
A A
Ketika Kutu Sarcoptes Scabies Si Biang Gudik di Pondok Pesantren Selalu ikut Ngaji

Ketika Kutu Sarcoptes Scabies Si Biang Gudik di Pondok Pesantren Selalu ikut Ngaji

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Ada anekdot di pondok pesantren: “Kalau belum kena gudik, berarti belum sah disebut santri.” Dalam bahasa medis namanya: scabies. Ingat ya scabies, bukan rabies.

Bisa dibilang satu-satunya binatang di seluruh planet bumi yang ikut merasakan antre ngaji, antre mandi, atau bahkan antre makan bersama para santri ya kutu sarcoptes scabies. Ada sih satu lagi, namanya tumo alias kutu rambut. Tapi hanya sarcoptes scabies saja yang jejaknya sampai jadi penanda seorang santri dianggap sah sebagai seorang santri.

Kalau kamu bingung apa itu kutu sarcoptes scabies, maka barangkali satu kata kunci ini akan membuatmu paham: Gudik. Nah, itu. Binatang biadab tak berperikemanusiaan itulah si biang keladi dari penyakit gatal-gatal di kulit yang dalam kondisi parah, sampai bikin kulit melepuh keluar nanah.

Masalahnya, ada anekdot lama yang muncul di pondok pesantren: “Kalau kamu belum kena gudik, berarti kamu belum sah disebut sebagai seorang santri.”

Penyakit gudik ini secara resmi, sesuai yang sudah didaftarkan di kelurahan setempat dan sesuai akta kelahirannya bernama scabies. Tapi kebanyakan santri di pondok pesantren menyebutnya dengan istilah gudik.

Semata-mata hal ini dilakukan demi melecehkan jenis penyakit ini. Kalau disebut, “Wah, kamu lagi kena scabies ya?” kan kayaknya keminggris sekali itu penyakit. Tapi kalau, “Wah, kamu gudiken ya?” nah itu feel penerimaannya jelas jauh berbeda. Bikin malu komunitas saja.

Baca Juga:

Sisi Gelap Dunia Pesantren dari Mairil hingga Maling Kutang

Sisi Gelap Pondok Pesantren, dari Maling Kutang hingga Menyukai Sesama Jenis

26 September 2023
Kalau Ngaji Mbok ya Pakai Adab Meskipun Ngajinya Filsafat MOJOK.CO

Kalau Ngaji Mbok ya Pakai Adab Meskipun Ngajinya Filsafat

9 September 2023

Scabies, memang nama yang seram. Nama seseram itu seolah menggambarkan betapa kejamnya penyakit dan kutu si biang kerok ini.

Ibarat alien dari planet lain, kutu berbentuk bulat pipih berukuran 300-600 miu ini bakal menggali lapisan epidermis kulit manusia lalu bikin goa untuk bertelur. Yak betul, binatang menyebalkan ini menggali kulit kamu sebagai tanda keberhasilannya mengekspansi tanah baru. Benar-benar seperti era kolonialisme saja. Cari tanah buat ditanami.

Masalahnya, kutu ini punya jangka hidup yang cukup lama. Jika tidak berada di kulit manusia, kutu ini bisa bertahan 48 sampai 78 jam. Tapi kalau udah dapat “tanah jajahan” wah mereka bisa hidup sampai 2 bulan tanpa bayar kontrakan. Benar-benar mirip teman kos yang nebeng hidup dah.

Lalu kenapa penyakit ini begitu mudah menyebar di pondok pesantren? Jawabnya, karena kutu ini gemar mengaji.

Ya nggak lah.

Jawabnya, soalnya kutu ini memang punya peluang kehidupan lebih baik kalau berkembang di wilayah dengan tingkat kepadatan manusia yang tinggi. Nah, masalahnya, asrama atau pondok pesantren merupakan tempat di mana dalam satu kamar ada puluhan santri yang tidur bebarengan. Belum jika sudah kumpul ke masjid atau aula, bisa ratusan sampai ribuan santri berkumpul dalam satu tempat.

Hal ini merupakan habitat sempurna bagi kutu ini. Barangkali dalam bayangan si kutu, “Waw, ternyata ini adalah daerah penghasil rempah-rempah yang selama ini aku cari. Akan aku monopoli dan kuasai daerah ini. Huahaha.”

Cara mengatasi penyakit ini juga semakin susah tergantung dengan tingkat kepadatan penyakit ini muncul. Semakin padat akan semakin sulit diatasi. Itulah kenapa, dalam pondok pesantren, orang yang sudah terpapar penyakit gudik akan dipisahkan dalam bangsal kamar khusus untuk mensterilkan kondisi. Dalam kamar itu si santri akan bersama inang scabies yang lain. Benar-benar jadi mirip film horor zombie saja.

Hal semacam ini memang perlu dilakukan, karena jika sampai setengah populasi santri dalam pondok pesantren kena penyakit ini, maka bisa dipastikan mata rantai ekspansi kutu scabies ini nggak bakal ada habisnya.

Cara pencegahannya sebenarnya sederhana saja. Jaga kebersihan itu hal utama. Tapi kan ya seperti yang kamu juga tahu, kebersihan di pondok pesantren (terutama yang tradisional) itu seperti sebuah utopia belaka.

Jika pun sudah terkena, penggunaan salep permenthrin juga direkomendasikan. Diusapkan sesering mungkin di kulit yang terkena gudik. Kalau versi anak pesantren mah, luka-luka gudik itu disarankan untuk selalu dijemur di bawah sinar matahari langsung. Ya tentu saja biar kutu-kutu di dalam kulit itu merasa kepanasan terus minggat atau modar sekalian.

Meski begitu kadang, penyakit ini bikin para santri jadi tidak mengantuk saat mendengarkan pengajian, antre ngaji, atau bahkan saat sedang sekolah. Sembari antre, santri akan nitili gudik di tangannya, memastikan luka-luka yang kering untuk dipencet-pencet.

Tentu saja—biasanya—hal tersebut justru akan semakin menambah parah penyakit ini pada perkembangannya. Hanya saja hal ini menunjukkan bahwa kutu scabies ternyata kebal terhadap doa-doa ayat suci. Atau bisa jadi memang hewan ini suka cari inang para santri biar bisa ikut nebeng ngaji sekalian. Hm, bedebah memang. Mau mondok tapi ogah ikutan bayar SPP.

Terakhir diperbarui pada 30 November 2018 oleh

Tags: gudikkebersihanKesehatanKolonialismekutungajiPondok Pesantrensantriscabies
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Sisi Gelap Dunia Pesantren dari Mairil hingga Maling Kutang
Liputan

Sisi Gelap Pondok Pesantren, dari Maling Kutang hingga Menyukai Sesama Jenis

26 September 2023
Kalau Ngaji Mbok ya Pakai Adab Meskipun Ngajinya Filsafat MOJOK.CO
Kilas

Kalau Ngaji Mbok ya Pakai Adab Meskipun Ngajinya Filsafat

9 September 2023
Kisah Deni, Santri Asal Banten yang Cium Tangan Paus Fransiskus dengan Khusyuk MOJOK.CO
Liputan

Kisah Deni, Santri Asal Banten yang Cium Tangan Paus Fransiskus dengan Khusyuk

20 Agustus 2023
Butet Kartaredjasa X Dokter Oei Hong Djien: Tembakau, Lukisan, dan Jerohan
Movi

Butet Kartaredjasa X Dokter Oei Hong Djien: Tembakau, Lukisan, dan Jerohan

12 Juli 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Rindu Orba? Orang Flores Sih, Justru Rindu Penjajahan Belanda

Rindu Orba? Orang Flores Sih, Justru Rindu Penjajahan Belanda

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Pernah Wakili Partai Komunis di Parlemen, Mengapa Affandi Selamat dari Peristiwa 1965? MOJOK.CO

Pernah Wakili Partai Komunis di Parlemen, Mengapa Affandi Selamat dari Peristiwa 1965? 

28 September 2023
Skenario Terkait Dua Poros dalam Pilpres 2024, Pengamat: Anies-Imin Bisa Bubar MOJOK.CO

Skenario Terkait Dua Poros dalam Pilpres 2024, Pengamat: Anies-Imin Bisa Bubar

22 September 2023
petani jalan kaliurang enggan jual warisan.MOJOK.CO

Jalan Kaliurang: Ketika Petani Tua Enggan Menukar Tanah Warisan dengan Uang Receh 3,5 Miliar

25 September 2023
Daftar Lengkap Flyover di Jogja, Ada yang Dijuluki Sebagai Tempat Menangis Terbaik MOJOK.CO

Kisah di Balik 5 Flyover di Jogja, Ada yang Dijuluki Tempat Menangis Terbaik

22 September 2023
Simulasi Denny JA Jika Pilpres Hanya Dua Poros: Prabowo-Ganjar Menang Mutlak MOJOK.CO

Simulasi Denny JA Jika Pilpres Hanya Dua Poros: Prabowo-Ganjar Menang Mutlak

23 September 2023
Terbanyak Lansia, 43 Ribu Warga DIY Alami Miskin Ekstrem MOJOK.CO

Terbanyak Lansia, 43 Ribu Warga DIY Alami Miskin Ekstrem

23 September 2023
Sejak Deklarasi Anies-Imin, Elektabilitas NasDem Melejit, PDIP-Gerindra Turun MOJOK.CO

Sejak Deklarasi Anies-Imin, Elektabilitas NasDem Melejit, PDIP-Gerindra Turun

27 September 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In