Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Otomojok

Motor Kantor Ambyar di Antara Terjangan Deru dan Debu

Muhamad Nukha Murtadlo oleh Muhamad Nukha Murtadlo
19 Desember 2017
A A
motor-kantor-mojok.co

motor-kantor-mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

[MOJOK.CO] “Ratapan motor kantor lebih menyedihkan daripada ratapan anak tiri.”

Jika digambarkan dalam sebuah piramida, saya yakin gengsi motor operasional kantor akan menempati strata paling bawah di antara kendaraan-kendaraan lainnya. Bahkan saking nistanya motor kantor, saya merapal doa semoga tulisan tentangnya ini dikuatkan.

Sungguh, tak ada motor yang paling menderita dibanding motor operasional kantor. Jika dia bisa mengetik dan bikin email, hakulyakin dia pasti sudah kirim curhat ke Mojok.

Bagaimana saya berjumpa dengan motor operasional kantor bermula seminggu lalu, motor dari kantor istri. Karena ada urusan kantor, istri terpaksa pulang mengendarai motor kantornya. Ketika ia hampir sampai rumah, saya dengar suara mesin yang begitu kasar, mirip penggiling padi. Tadinya saya kira istri pulang naik ledok.

Mendengar suara mesinnya seperti mendengarkan lagu “Ratapan Anak Tiri” yang pernah ngehits tahun ‘70-an sampai ‘90-an. Kalau tidak pernah dengar, mungkin kamu lahir di zaman Mimi Peri. Lagu itu, Dik, sungguh bikin pedih hati.

Setelah telinga dibuat berdarah-darah, hati disayat-sayat, siksaan berikutnya berlanjut pada indera penglihatan. Betapa pandangan saya tak kuasa menyaksikan ketika motor sudah memasuki halaman rumah. Istri begitu anggun turun dari motor sambil melepas helm dengan mengibaskan rambut yang tergerai ditiup angin. Persis adegan sinetron anak motor.

Bukan adegan mirip sinetron yang membuat mata saya sakit, namun kondisi fisik motor yang begitu memprihatinkan. Sama sekali tak good looking, apalagi sparkling, dan jelas pontang-panting.

Pikiran saya langsung jauh menerawang, apa yang selama ini diperbuat para pengendaranya terhadap si motor?

Jika kalian termasuk golongan yang gelisah ketika mendung datang karena teringat motor di parkiran tak tertutup kanopi, pfft… saya pastikan itu tak berlaku untuk motor kantor. Hujan dan panas tetap dia terjang. Sudah telanjur kulit badak.

Kalian para pecinta motor kinclong yang kalau ada genangan dihindari, melewati aspal basah habis hujan motornya akan diangkat kalau perlu, pffft… itu tak berlaku bagi motor kantor.

Trek kering, basah, berlumpur, berlubang, semua dilibas. Dia bukan tipe motor princess. Tuntutan profesi mengharuskan dia tegar. Shockbreaker bocor adalah bukti medan tempuhnya. SAG, Luuur.

Sungguh hati ini tak kuasa menyaksikan tampilannya yang seperti itu. Bak Kak Seto Mulyadi yang tak kuasa melihat anak terlantar, saya tergerak untuk mensleding mencuci motor itu sekadar menjadikannya tampak lebih fresh.

Namun, rasa-rasanya semprotan keran air PAM tak kuasa meluluhlantakkan lumpur dan kotoran yang menempel. Pompa air Shimizhu yang terkenal semburannya kenceng pun saya sangsi. Lagi pula kotoran-kotoran itu menempel hingga di sela terkecil. Pengin rasanya saya cuci dengan detergen Easy kekuatan sepuluh tangan, biar rontok semua. Tapi, akhirnya saya putuskan untuk membawa ke cucian motor saja.

Ulasan tampilan fisik, kelar. Lalu bagaimana kondisi dalemannya? Di sinilah cerita kita mencapai klimaknya.

Iklan

Motor saya naiki menuju tempat cucian. Rasanya? Ambyaaar, buosss. Jarum speedometer bergetar tak beraturan. Caranya menunjuk persis jarum amperemeter kala praktik pelajaran elektronika saat SMP. Jelas ada yang tidak beres dengan kabel speedometernya.

Masih ingat dengan mesin yang suaranya tak keruan tadi? Performanya ternyata lebih luar biasa. Sekali tarikan gas buat nyalip, ngangkatnya seperti nanjak pakai gigi 4. Semakin sempurna kalau paginya tak melalui proses pemanasan. Kunci on, langsung gas.

Cerita masih panjang: lampu depan jarak pendek padam, entah sejak kapan. Dan yang paling spektakuler, rem tromol belakang sudah mirip rem kereta. Hari ini ngeremnya, lusa baru berhenti.

Duh, Gusti… saya rasa hanya orang-orang terlatih yang dapat mengendalikan motor ini. Avatar Aang saja malas ikut campur.

Belum lagi kejadian yang memalukan ketika motor akan dicuci, petugas cucian tak punya tenaga untuk menstandar tengah meskipun sudah mengerahkan berbagai daya dan upaya. Asem, saya yang kena, lha wong saya yang bawa. Setelah ditarik ramai-ramai, baru motor itu bisa standar tengah.

Sumpah, ini motor kalau mau diruwat sungguh memerlukan ubarampe di atas rata-rata. Bagaimana tidak, standar tengah saja macet, seretnya nggak umum. Ini pasti gara-gara standar tengah tak pernah difungsikan sampai-sampai engselnya seret.

Para pemakainya pasti tak pernah membaca buku pedoman kendaraan. Jelas-jelas di buku sudah tertera: jika motor terparkir dalam jangka waktu yang lama, gunakan standar tengah. Haish… apa iya sempat baca? Buku pedoman penggunaan hape saja bablas kok.

Terlepas dari seluruh penderitaan bertubi-tubi itu, motor kantor adalah motor tangguh. Bayangkan, sudah berapa banyak surat dinas yang diantar olehnya? Sudah berapa banyak nasabah yang berhasil digaet para marketing? Dan tentunya, berapa banyak pengendara yang pernah menaikinya dengan berbagai macam style berkendara? Walau kekurangannya, bagi mereka prinsipnya adalah ora nduweni ning melu numpaki.

Kalau motor kantor bisa ngomong, saya yakin dia akan berujar, opo kuwe kuwat dadi aku?

Usia motor ini sebenarnya relatif muda, sekitar lima tahun. Tapi, pengalamannya jangan ditanya. Ibarat anak manusia, yang lain masih asyik ditimang orangtua, dia sudah harus menaklukkan kerasnya jalanan.

Dia adalah preman di antara motor lainnya. Dia adalah alasan bagi kita untuk menghargai mata pencaharian suami, istri, atau siapa pun yang berkendara di atasnya.

Terakhir diperbarui pada 19 Desember 2017 oleh

Tags: motor dinasmotor kantorotomojokreview
Muhamad Nukha Murtadlo

Muhamad Nukha Murtadlo

Artikel Terkait

MAU BIKIN MOTOR KUSTOM KAYAK DI KUSTOMFEST? TONTON INI DULU!!!
Video

Mau Bikin Motor Kustom Kayak di Kustomfest? Tonton Ini Dulu!!!

1 Oktober 2022
Penyalin Cahaya dan Catatan Saya untuk Penontonnya
Esai

Film Penyalin Cahaya dan Catatan Saya untuk Penontonnya

26 Januari 2022
ilustrasi Film Paranoia Angkat Tema KDRT yang Kompleks Meski Nanggung mojok.co
Pojokan

Film Paranoia Angkat Tema KDRT yang Kompleks Meski Nanggung

12 November 2021
blandong blandongan review novel anwar tohari mencari mati pencuri kayu mahfud ikhwan bosman batubara mojok.co
Esai

Mahfud Ikhwan Adalah Novelis Pencuri Kayu

1 Maret 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.