Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Otomojok

Mengamati Duet Sopir dan Kernet Bus Sugeng Rahayu dalam Perjalanan Semarang-Solo

M. Mujib oleh M. Mujib
24 Mei 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Sumber Group, salah satunya Sugeng Rahayu punya timeline yang ketat. Ketepatan waktu adalah target utama. Lantas, ngebut akhirnya menjadi jalan ninja!

Saya tiba di Terboyo pukul 18:30 lebih sedikit dengan cuaca agak gerimis. Turun dari bus jurusan Lasem-Semarang, saya langsung mencari Sugeng Rahayu parkir. Sambil berharap dapat bertemu teman saya, sopir Sugeng Rahayu Cepat yang dulu pernah menjadi rekan saya waktu dapat jatah jalan Purwokerto dan Purbalingga. Namun, setelah saya kontak ternyata dia sedang cuti. Ya sudah, saya naik 02 ini saja nanti. Sugeng Rahayu ATB (AC Tarif Biasa)—bus AC dengan tarif ekonomi W 7102 UZ, biasa disebut 02.

Terminal Terboyo, memang sudah ditutup. Akan tetapi, masih banyak penumpang yang memilih menunggu di sana dan sekarang menjadi terminal bayangan. Bus 02 dijadwalkan berangkat pukul 19.00 lebih sedikit. Masih setengah jam lagi. Saya menunggu di sebuah warung tak jauh dari area bus jurusan Solo ngetem. Ada dua bus Mulyo Indah yang ngetem pas di depan warung. Saya memesan segelas teh panas dan melahap satu buah pisang di meja warung dengan banyak jajanan berjejer.

Bagi saya, lebih baik menunggu sedikit lebih lama, dengan menunggu Sugeng Rahayu ini berangkat. Daripada saya harus menunggu bus ngetem di beberapa titik ditambah lagi dengan bus yang berjalan cukup lambat. Hadeeeh. Namun, memang seperti itulah karakter bus lokalan Semarang-Solo. Bus selow.

Dalam dunia pertogelan, angka 02 identik dengan bekicot. Pun di dalam dunia kuliner. Kalau suatu saat saudara ke Kediri dan sekitarnya, kemudian naik bus, dan ada pedagang asongan yang menawarkan sate 02, sudah bisa dipastikan itu adalah sate bekicot. Hewan bercangkang dengan gerak lambat.

Akan tetapi berbeda untuk 02 yang satu ini. Lambat bukanlah cap dan karakter yang melekat padanya. Katakan saja ini bekicot versi balap. Mollusca dengan kecepatan tinggi. Secara spesifik bisa dikatakan begitu. Walaupun pada umumnya, Sumber Group (Sugeng Rahayu & Sumber Selamat), punya timeline yang ketat. Mereka harus tiba di terminal sesuai dengan KPS (izin trayek). Ketepatan waktu adalah target utama. Menjadikan lambat bukanlah karakter.

Jam 19.00 lebih lima menit, bus berangkat. Penumpang sudah hampir rata bangku. Di depan RSI Sultan Agung, bus menaikkan cukup banyak penumpang. Bus melaju memasuki pintu tol Terminal Terboyo, Kaligawe, dan keluar pintu tol Sukun.

Meskipun bus Sugeng Rahayu kelas ekonomi AC, tapi kalau soal hiburan di dalam bus, sudah cukup lumayan. Ada full video musik dangdut koplo. Walaupun yang diputar kebanyakan Nella Kharisma dengan orkes Lagista, biarlah. Selain itu, untuk sound system di dalam bus sudah cukup bagus bagi bus kelas ekonomi yang menyediakan fasilitas tarif KL (kartu langganan). Tarif Semarang-Solo 18 ribu. Jika penumpang menggunakan KL, cukup membayar 15 ribu saja.

Di Sukun, bus berhenti sebentar tidak sampai 5 menit, “Ayo, ngoyak jam Solo wae,” kata si sopir yang bentuk wajah serta rambutnya mirip Chairil Anwar ini.

Bus melaju meninggalkan Sukun. Sudah bermain di rpm tinggi. Mulai sukun hingga Bawen, jalur ini masih menjadi jalur yang bisa dibilang mudah untuk pengemudi sekelas pengemudi Sugeng Rahayu. Jalur enteng.

Lepas Bawen, masuk Tuntang hingga menuju Salatiga, mulai masuk jalur panas dan bikin deg-degan.

Jalur sempit naik turun yang rapat penuh kendaraan kecil dan besar, merupakan rintangan bagi sopir untuk bermain di kecepatan tinggi. Begitu juga jalur Salatiga hingga Ampel, Boyolali.

Akan tetapi, bukan sopir Sugeng Rahayu namanya kalau tidak punya daya, upaya, cara, keahlian, dan nyali yang cukup untuk melewati jalanan ruwet seperti itu. Bus 02 melaju dengan memanfaatkan celah-celah jalanan yang tersisa. Bahkan sedikit agresif “menyingkirkan” truk trailer dari lajur sebelah kiri.

Saat kernet bersabda “kiri prei!”, dengan penuh keyakinan, sopir menggoyang stir ke kiri. Melewati lajur kiri sempit, di antara truk trailer dan patok-patok hitam putih jalan dan selokan. Presisi, pas, dan ketenangan dalam mengemudi menjadikan bus 02 bisa mendahului trailer panjang dan lambat. Lalu dengan perhitungan yang pas, menggoyang stir ke kanan untuk menghindari sepeda motor yang ada di jalur kiri.

Iklan

Lepas terminal Boyolali, 02 kembali melaju. Rintangan kali ini adalan jalanan yang naik turun, berliku, dengan kendaraan-kendaraan besar, panjang, lebar yang membawa muatan berat. Oh ya, satu lagi, mobil-mobil pribadi yang jalannya setengah-setengah. Kencang tidak, lambat tidak, tapi disalip ngeyel. Jan, nggatheli.

Di sini duet kernet dan sopir dibutuhkan. Seperti mengendarai Jaeger, mereka harus satu pikiran, satu hati, satu keyakinan. Bisa jadi juga satu perasaan.

Tikungan dan jalan naik turun dengan banyak blind spot harus mereka selesaikan. Inilah fungsi duet mereka. Kernet memastikan dan mencari posisi aman untuk mendahului di marka terlarang. Marka jalan tanpa putus. Ia akan celingak-celinguk mencari celah jalan, sopir yang akan mengeksekusi. Namun, kernet juga tetap harus mengawal eksekusi itu.

“Kanan kosong!”, sopir Sugeng Rahayu langsung goyang kanan tanpa ragu, melahap tikungan kanan meskipun ada marka terlarang. Kernet tetap memantau jalan di depan. Tindakan ini sebenarnya ilegal. Akan tetapi, duet itu sudah dipertimbangkan dengan matang. Jika tidak begitu, mereka akan kesulitan memenuhi target waktu.

Jika mereka terlambat sampai terminal, siapa yang dirugikan? Saya, kita sebagai penumpang. Kita terlambat tiba di tujuan. Sementara itu, penumpang yang akan berangkat menumpuk di terminal dan menunggu terlalu lama… terlalu lamaaaaaa. Hadeeeh, malah nyanyi~

Selepas Ampel Boyolali, memasuki Bangak Kartosuro, duet itu pun berakhir. Pasalnya, kernet sudah tertidur pulas dengan kepala tersandar pintu. Wilayah ini memang tidak begitu membutuhkan “pengawalan” kernet. Jalur aman empat lajur, jalanan lebar dan lurus.

Keseruan ini bisa berlanjut di Ngawi, Wilangan, hingga Surabaya. Namun, saya harus mengakhirinya di Tirtonadi, Solo, terminal di mana saya harus turun dan ganti bus ke Jogja.

Jadi, nggak perlu punya anggapan kalau bus selalu melaju dengan ngebut. Ada kalanya, saudara perlu bercermin pada diri sendiri. Bahwasannya, “Kami tidak pernah ngebut, Anda saja yang terlalu lambat,” kira-kira begitulah pepatah jalanan menuturkan.

Terakhir diperbarui pada 24 Mei 2019 oleh

Tags: busSemarangsolosugeng rahayusumber group
M. Mujib

M. Mujib

Artikel Terkait

Wali Kota Semarang uji coba teknologi bola GPS untuk mitigasi banjir Semarang MOJOK.CO
Kilas

Bola GPS Jadi Teknologi Mitigasi Sumbatan Air Penyebab Banjir di Simpang Lima Semarang

13 Desember 2025
Warung Jayengan Pak Tris di Solo. MOJOK.CO
Ragam

Sempat Dihina karena Teruskan Usaha Warung Mie Nyemek Milik Almarhum Bapak, Kini Bisa Hasilkan Cuan 5 Kali Lipat UMK Solo

10 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga
Pojokan

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO
Liputan

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

elang jawa.MOJOK.CO

Raja Dirgantara “Mengudara”, Dilepasliarkan di Gunung Gede Pangrango dan Dipantau GPS

13 Desember 2025
Alumnus ITB resign kerja di Jakarta dan buka usaha sendiri di Bandung. MOJOK.CO

Alumnus ITB Rela Tinggalkan Gaji Puluhan Juta di Jakarta demi Buka Lapangan Kerja dan Gaungkan Isu Lingkungan

12 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

18 Desember 2025
Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
Pulau Bawean Begitu Indah, tapi Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri MOJOK.CO

Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri

15 Desember 2025

Video Terbaru

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

10 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.