MOJOK.CO – Nggak heran kalau Honda Beat sering “dipetik” maling. Sudah ada niat, muncul kesempatan, eh ada barang bagus pula. Sudah, lenyap motor matik itu.
Honda Beat ini, mungkin, adalah motor matik paling menderita di dunia. Beberapa tahun yang lalu, stigma “orang miskin” menempel kepada siapa saja yang memiliki motor ini. Nah, di November 2024 kemarin, Beat adalah motor matik yang paling sering jadi korban curanmor di Surabaya dan sekitarnya. Ngenes banget.
Beberapa tahun yang lalu, seorang teman punya Honda Beat. Saya tidak ingat tahun berapa. Yang pasti, Beat yang mungil itu nggak cocok sama berat badan teman saya ini. Singkat cerita, dia ganti motor. Dia menjual Honda Beat warna putih itu dan membeli Suzuki Nex. Memang rada aneh karena biasanya orang lebih mempertahankan Honda.
Bagaimana tanggapan dia setelah memakai Nex selama beberapa bulan? Pertama, soal tarikan mesin, lebih enak Honda Beat. Kalau membandingkan konsumsi bahan bakar? Nex juga kalah. Lantas, bagaimana kesimpulannya? Begini dia bilang:
“Tetap milih Nex, karena jok Beat itu kecil banget.”
Sebuah jawaban yang sangat menyebalkan. Honda Beat hampir unggul di semua aspek kalau membandingkanya dengan motor matik dari Suzuki itu. Hanya karena jok yang kecil, dia bilang Nex lebih baik. Yang salah itu bukan jok, tapi preferensi motor.
Melihat berat badannya yang tembus 115 kilogram, saya sarankan dia membeli motor Tossa saja. Bukan untuk dikendarai, tapi dia duduk di bak belakang saja sekalian!
Honda Beat, motor matik favorit maling
Cerita saya di atas hanya untuk menegaskan betapa malangnya Honda Beat. Sudah unggul di banyak aspek, eh masih “dianggap kalah”. Bukan karena mau motor matik tersebut. Tapi ini semua karena preferensi motor yang payah. Kalau menurut saya, ya.
Lantas, gimana ceritanya, Honda Beat bisa menjadi motor matik favorit para maling? Semua mata memandang ke Surabaya.
Menurut catatan Radio Suara Surabaya, selama bulan November 2024, ada 117 laporan kehilangan motor. Tiga daerah yang mendominasi laporan adalah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Sebanyak 40 buah dari laporan kehilangan tersebut adalah Honda Beat.
Saya menemukan sebuah pengakuan yang lumayan menggelitik. Pada Mei 2024, Motor Plus Online menayangkan sebuah berita yang berisi pengakuan maling motor.
Inisialnya MK. Sepanjang kariernya sebagai maling motor, dia sudah menggondol 20 motor. Dan, menurutnya, motor matik yang paling mudah “dipetik” adalah Honda Beat. “Saya biasanya ambil motor Honda Beat karena mudah dipetik dan dijual lagi,” kata MK.
Masih kata MK, dia bisa dengan mudah membobol kunci Beat menggunakan kunci T atau kunci palsu. Sudah begitu, motor matik ini menjadi salah satu motor yang paling mudah dijual lagi. MK mengungkapkan kalau dia bisa menjual motor matik hasil curiannya seharga Rp3 juta di sebuah lokasi di Indonesia.
Tidak heran kalau jadi favorit maling
Dulu, ada yang bilang kalau kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat, tapi (juga) kesempatan. Izinkan saya menambahkan istilah “barang bagus” di sana. Dan, barang bagus itu merujuk kepada Honda Beat.
Motor matik ini, termasuk ke dalam daftar 3 motor yang paling banyak menjadi incaran maling. Mereka adalah Beat, Honda Vario, dan Yamaha Mio. Kenapa ketiganya sering menjadi incaran maling? Pertama, karena jumlahnya sangat banyak di Indonesia. Nggak heran kalau catatannya akan tinggi. Kedua, ketiganya mudah dibobol.
Mari kita fokus di poin pertama. Poin ini menunjukkan bahwa, meskipun menyandang status “motor kemiskinan”, Honda Beat tetap sangat laku. Stigma negatif nggak memberi dampak jelek ke angka penjualan.
Selain itu, motor matik ini memang oke untuk jarak jauh. Pengakuan Intan Ekapratiwi, redaktur Mojok sendiri, menjadi buktinya. Setiap hari, dia menempuh 56 kilometer PP, dari rumahnya di Muntilan ke kantor Mojok di Ngaglik, Sleman.
“Beat ini motor yang cukup pengertian. Dia nggak pernah rewel di jalanan meski harus menempuh perjalanan panjang bersama saya tiap hari.” Tulis Intan.
“Selain itu, iritnya itu lho, luar biasa sekali. Memang nggak usah diragukan, Honda Beat adalah simbol kemiskinan yang hakiki. Seolah-olah dia memahami pemiliknya yang hidup pas-pasan. Dengan modal Pertamax Rp60 ribu-Rp70 ribu seminggu, saya sudah bisa mengendarai motor ini lintas provinsi setiap hari. Maka nggak usah heran kalau di luar sana banyak juga yang menjadikan Honda Beat sebagai tunggangan sehari-hari mengais rezeki.” Tulisnya lagi.
Irit adalah kekuatan
Bagi pekerja kelas menengah, mengatur keuangan adalah kemampuan yang wajib dimiliki. Termasuk di dalamnya mengatur biaya transportasi. Apalagi di 2025, di mana kondisi ekonomi makin susah, bisa ngirit banyak biaya itu kekuatan.
Soal kendaraan, bagi mereka yang bekerja di seputaran DIY dan Jawa Tengah, sepeda motor adalah moda yang ideal. Jarak di DIY itu sebetulnya nggak jauh banget. Ini kalau kita membandingkannya dengan jarak dan lamanya perjalanan di Jabodetabek. Jadi, naik motor adalah pilihan yang ramah perawatan dan irit secara biaya di jalan.
Kekuatan ini yang diakomodasi oleh Honda Beat. Jadi, pada akhirnya, motor matik ini tangguh untuk perjalanan jauh, peminatnya tinggi, dan irit bensin. Sudah begitu, ini termasuk motor murah. Motor matik yang bisa dibeli siapa saja dengan rentang gaji R2,5 juta hingga Rp5 juta. Tentu belinya secara kredit, ya.
Yah, nggak heran kalau Honda Beat sering “dipetik” maling. Sudah ada niat, muncul kesempatan, eh ada barang bagus pula. Sudah, jadi itu barang.
Penulis: Moddie Alvianto W.
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Pengalaman Keliling Indonesia Naik Honda Beat dan pengalaman menarik lainnya di rubrik OTOMOJOK.