Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Otomojok

Daihatsu Gran Max, Mobil Kaleng yang Kuat Membawa Berat Hampir 1 Ton dan Mampu “Mengancam” Toyota Fortuner di Jalur Jogja Pati

Khoirul Fajri Siregar oleh Khoirul Fajri Siregar
12 Maret 2024
A A
Gran Max: Mobil Kaleng yang Mengancam Fortuner di Jalur Jogja Pati MOJOK.CO

Ilustrasi Gran Max: Mobil Kaleng yang Mengancam Fortuner di Jalur Jogja Pati. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Perjalanan kedua dan sebuah tekad

Untuk perjalanan kedua, saya bertekad untuk lebih cepat. Apalagi saya sudah agak lebih memahami kendali dan tenaga Daihatsu Gran Max blind van ini. 

Misalnya, dalam keadaan kosong, akselerasi dan gesitnya saat menyalip nyaris menyamai mobil sekelas Avanza baru atau hatchback. Saya bahkan berani membuntuti Fortuner sepanjang jalur Jalan Magelang-Muntilan Hingga Kopeng, yang berkisar di kecepatan 100-120 km /jam. Jangan sampai kamu menyepelekan tenaga Gran Max, meski suara raungan mesinnya agak menyeramkan.

Di perjalanan kedua, saya kembali berangkat pukul 4 pagi dari daerah Kapten Haryadi, Sleman. Sebelumnya, saya mengecek kondisi mobil, termasuk tekanan angin ban yang diisi 36 di depan dan 42 di bagian belakang. 

Daihatsu Gran Max yang saya bawa tidak dilengkapi power steering, spion yang bisa diatur menggunakan panel elektronik dan fitur-fitur lain yang memudahkan sopir. Semua dilakukan dengan penuh tantangan, alias manual. Kalau sudah merasa Mitsubishi L300 adalah tantangan, maka kalian perlu mencicipi berkendara dengan Daihatsu Gran Max 1.3 (blind van). 

Kecepatan dan kendali Daihatsu Gran Max memang cukup meyakinkan 

Saya menempuh perjalanan Jogja-Salatiga melalui jalur Muntilan-Kopeng hanya dalam waktu 1,5 Jam. Sementara Salatiga-Kudus melalui jalur Gubug-Gajah saya tempuh dalam waktu 2 jam 30 menit. 

Memang, getaran-getaran di dalam mobil jadi sangat terasa dan terdengar “berisik”. Maklum, bagian belakang mobil ini hanya ditutupi “kaleng” tanpa peredam seperti mobil penumpang. Jadi, benturan badan mobil, ban, dan shockbreaker terdengar keras tiap melewati jalanan yang tidak mulus. 

Saya tiba di Juwana dengan total waktu tempuh 5 jam lebih 10-20 menit. Bisa lebih cepat kalau saja tidak tersendat aktivitas masyarakat di pagi hari. Jalanan ramai anak sekolah, orang berangkat kerja, ada pasar kaget, kena palang kereta, dan lain sebagainya. 

Di Juwana saya hanya butuh waktu 1 jam untuk bongkar muat barang karena masih pagi dan belum ada antrean. Saya berencana pulang ke Jogja dengan rute Pasar Gajah-Mranggen-TOL-Bawen-Magelang. Sepanjang perjalanan melewati Pantura hingga Pasar Gajah dengan kondisi jalan yang tidak baik membuat kekhawatiran sedikit meninggi. Apalagi kondisi jalan dan muatan saat itu 700 kilogram lebih. 

Selama rute awal, saya memacu Daihatsu Gran Max di kecepatan 60 km/jam. Lalu, saya naik ke 80 km/jam ketika melihat kondisi jalannya bagus. 

Mengingat saya membawa muatan yang berat, jarak pengereman tidak bisa sebaik mobil penumpang. Jadi, kita harus ancang-ancang cukup jauh saat mengerem. 

Untungnya, karena Daihatsu Gran Max adalah mobil manual, maka engine brake cukup membantu pengereman. Kali ini, tantangan berkendara seorang diri menjadi sensasi menyebalkan, sekaligus menyenangkan.

Perjalanan ketiga: Mencoba jalur berbeda

Setelah melalui jalanan via Kopeng-Salatiga-Gajah-Kudus, saya penasaran mencoba rute timur. Salah satu alasannya adalah Pantura dan Grobogan sedang banjir. Jalur timur ini melintasi Manisrenggo-Klaten-Surakarta-Purwodadi-Blora hingga tembus jalur lingkar luar Pati. 

Menurut informasi, jalur ini sudah lebih baik dari beberapa tahun sebelumnya. Bahkan sedikit lebih baik dari jalur yang saya lewati 2 kali sebelumnya, yaitu Salatiga-Gajahan-Kudus.

Saya meminta kepada senior saya untuk mengambil rute timur. Dia setuju selama saya selalu menghidupkan Google Map. Baginya, yang pernah mencoba rute tersebut, jalannya akan sangat membingungkan. Bermodalkan pengalaman mengendalikan Daihatsu Gran Max dalam kondisi mobil sehat, kosong, maupun dengan muatan berat, percaya diri saya semakin menjadi-jadi. 

Iklan

Lagipula, bukannya bermaksud sombong. Saya bukan supir kemarin sore yang baru mahir membawa Ayla-Agya-Avanza matik tanpa muatan dan dengan fitur serta kendali manja. 

Saya kemudian berangkat lebih pagi, sekitar pukul 3 pagi karena mengantisipasi kemungkinan rute nyasar dan titik-titik rawan banjir. Tapi nyatanya, semua berjalan mulus. 

Sejak Surakarta-Sugihwaras-Ngandong-Kajen, semua nyaris tanpa halangan berarti. Hanya sedikit persoalan di daerah Sukolilo karena tanjakan dan turunan. Khususnya ketika membawa muatan banyak dan harus berpapasan dengan kendaraan besar yang sulit menanjak. Jalur ini juga dikenal juga sebagai jalur taksi gelap Jogja-Pati. 

PR terbesar saya adalah sebuah tikungan tajam sekaligus menanjak ketika masuk Sukolilo dari arah Kudus. Kalau saya memaksa menggunakan gigi 2, maka butuh akselerasi tepat atau ancang-ancang agak panjang sebelum melewati tikungan dan tanjakan “V”  itu. Apalagi saya membawa muatan super berat ketika pulang dari Pati. Tapi nyatanya, bersama Daihatsu Gran Max, saya melewati tanjakan itu tanpa kendala. 

Apakah Daihatsu Gran Max sehebat itu? 

Dari 3 kali perjalanan Jogja-Pati-Jogja, saya bisa memastikan bahwa Daihatsu Gran Max adalah salah satu mobil terkuat dan tergesit. Ia bisa menyaingi Mitsubishi L300 dan mobil box jenis Suzuki.

Setelah menjalani 3 perjalanan itu, adrenalin saya selalu naik setiap tawaran dari Mas Abhi datang. Membawa Daihatsu Gran Max jadi kesenangan tersendiri.

Oya, Mas Abhi adalah senior saya. Dia adalah pemilik warung “Premium Seafood Jogja” yang beralamat di Jl. Kapten Haryadi No.43, Ngentak, Sinduharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Jogja. Saya berani menjamin seafood di sana segar dan terkurasi dengan baik. Lha wong saya yang membawa ikannya langsung.  

Soal perjalanan PP Jogja-Pati bersama Daihatsu Gran Max, kini justru saya nantikan. Saya menikmati sebuah tantangan baru. Lelahnya melewati jalan tanpa tol, bercampur bau ikan terbayar dengan indahnya persawahan, perbukitan hijau, dan tukang kopi di atas bukit yang dikelilingi hutan jati atau karet. 

Saya sekarang bisa memahami kenapa mobil ekspedisi berukuran kecil lebih memilih menggunakan Daihatsu Gran Max. Mobil ini sangat tangguh untuk menjelajah sampai ke pelosok-pelosok daerah yang medan jalannya sungguh di luar dugaan dan membuat jantung sopir berdegup kencang. 

Sebagai penutup, biaya BBM Jogja-Pati via Bawen menghabiskan 320 hingga 340 ribu rupiah menggunakan Pertalite. Sementara via jalur Boyolali hanya berkisar 300-320 ribu pulang pergi Jogja-Pati. Soal kendali dan tenaga, jangan ditanya, Daihatsu Gran Max ada di angka 8 dari 10 bagi saya pribadi.

Penulis: Khoirul Fajri Siregar

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Saking Banyaknya Kegunaan Gran Max, Kamu Bakal Bingung Ini Mobil atau Aplikasi Gojek dan pengalaman menarik lainnya di rubrik OTOMOJOK.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 12 Maret 2024 oleh

Tags: agyaavanzaAylaDaihatsuDaihatsu Gran MaxfortunerGran Maxjawa tengahJogjajuwanakudusmagelangPatiPremium Seafood Jogjasleman
Khoirul Fajri Siregar

Khoirul Fajri Siregar

Supir wisata yang sesekali menulis di bolehmerokok.com. Jebolan empat universitas ternama di Yogyakarta.

Artikel Terkait

Praja bertanding panahan di Kudus. MOJOK.CO
Sosok

Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan

20 Desember 2025
Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO
Ragam

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025
Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO
Esai

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co
Ragam

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

bapakmu kiper.MOJOK.CO

Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper

17 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025
Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat "Suami" bahkan "Nyawa" Mojok.co

Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

19 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.