Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Otomojok

Daihatsu Gran Max, Mobil Kaleng yang Kuat Membawa Berat Hampir 1 Ton dan Mampu “Mengancam” Toyota Fortuner di Jalur Jogja Pati

Khoirul Fajri Siregar oleh Khoirul Fajri Siregar
12 Maret 2024
A A
Gran Max: Mobil Kaleng yang Mengancam Fortuner di Jalur Jogja Pati MOJOK.CO

Ilustrasi Gran Max: Mobil Kaleng yang Mengancam Fortuner di Jalur Jogja Pati. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Daihatsu Gran Max adalah salah satu mobil terkuat dan tergesit di jalur Jogja Pati. Mobil ini bahkan mampu mengejar dan mepet Toyota Fortuner! 

Manja. Apa-apa kok lewat jalan tol. Supir macam apa yang maksa harus lewat jalan tol? bagaimana kalau penumpangnya tidak suka, tidak punya uang, atau memang mau irit selama perjalanan? 

Begitu kalimat candaan yang keluar dari salah seorang sopir senior di tempat tunggu para supir di tempat wisata Seribu Batu Songgo Langit, Mangunan, Imogiri. Kalimat yang saya dengar di tahun 2016-an, ketika perlahan tol Jokowi mulai menguasai jalanan antar-kota di sekitar Pantura, Jawa Tengah. 

Pertanyaan itu muncul setelah beliau berkenalan dengan seorang sopir dari Jakarta yang membawa rombongan tamu yang liburan ke Jogja menggunakan Hiace. Sungguh, saya memperhatikan betul pembicaraan mereka. Pembicaraan mereka bisa menggambarkan bahwa masalah sopir modern akan kalah dengan jawaban sopir kultural. Ini “sopir lama” yang lahir sebelum era tol muncul, saat Soeharto dan Bakrie masih menguasai jalan tol di beberapa daerah. 

Bertahun-tahun kemudian, saya yang memuja-muja akses jalan tol sebagai salah satu cara mempermudah perjalanan seperti ditampar keras. Alasannya adalah suatu hari saya mendapat tawaran mengangkut ikan segar dengan rute start dari Jogja via Kopeng-Salatiga-Purwodadi-Kudus dan finish di Juwana, Pati, menggunakan Daihatsu Gran Max.

Menerima pekerjaan yang terbilang baru untuk saya

Sebelum menerima tawaran ini, saya sempat mengobrol dengan pemberi kerja. Jadi, saya mendapatkan penjelasan bahwa keputusan tidak masuk tol semata-mata untuk mengurangi biaya perjalanan. Hal ini nantinya akan berpengaruh ke harga ikan per kilogram-nya.

Dan, untuk melibas perjalanan ini, si pemberi kerja menyerahkan kunci Daihatsu Gran Max (blind van) kepada saya. Gran Max yang saya bawa adalah tipe mesin 1,3 L, 4 silinder. Setahu saya, beban mobil kosong sekitar 1.800 kilogram dengan transmisi 5 kecepatan manual. 

Mendengar kata manual, saya merasa lebih percaya diri ketimbang harus mengangkat barang menggunakan mobil matik. Tentu ini semata-mata mengenai kebiasaan menggunakan mode engine break di situasi tertentu. 

Sebetulnya saya masih ragu menerima tawaran ini. Namun, setelah menimbangnya beberapa jam, saya mau juga. Alasannya karena belum pernah membawa barang atau angkutan lain selain manusia. Yah, sesekali mencoba sesuatu yang baru. Apalagi bawa Daihatsu Gran Max.

Setelah resmi menerima pekerjaan ini, si pemberi kerja, yang kebetulan senior saya, memberi tahu bahwa berat ikan yang harus saya bawa adalah 500 kilogram. Saya semakin kaget karena kalau pesanan ikan sedang banyak, berat yang harus saya bawa bisa sampai 800 kilogram. Saya langsung membayangkan membawa ikan 800 kilogram menggunakan Daihatsu Gran Max, melewati tanjakan cukup berat di Kopeng dan daerah Bawen. Ini jelas perlu teknik khusus agar mobil kuat menanjak. 

Perjalanan pertama bersama Daihatsu Gran Max menuju Pati

Sejujurnya saya kembali ragu. Namun, rasa penasaran membuat saya akhirnya berangkat juga menuju Juwana, Pati. Di perjalanan pertama bersama Daihatsu Gran Max, saya mengajak seorang teman bernama Angga. 

Kami berangkat pukul 4 pagi dengan estimasi perjalanan sekitar 4-5 jam. Saya akan membawa Daihatsu Gran Max menempuh rute Kopeng-Pasar Gajah, loading barang 1-2 jam, dan pulang via jalur Bawen-Magelang. 

Aktivitas loading bisa lama karena gudang tempat mengambil ikan adalah salah satu gudang besar dan ternama di Juwana. Jadi banyak truk besar yang mengantre. Selesai loading, kami harus langsung tancap gas kembali ke Jogja. Ikan beku (beku kapal) tidak boleh lama-lama berada di luar. Apalagi hanya menggunakan box fiber seperti kotak minuman dingin dan harus melewati teriknya Pantura. 

Angga mulai khawatir dengan tenaga Daihatsu Gran Max ketika mobil terasa lebih berat. Apalagi pengeremannya tidak maksimal, jauh lebih lambat, dan tidak seketika bisa melakukan rem mendadak seperti ketika mobil kosong. Kami khawatir ban akan bocor atau bahkan pecah. 

Iklan

Saat itu, saya mengangkut 600 kilogram ikan. Namun, lantaran ini perjalanan pertama, memiliki kekhawatiran cukup besar. Apalagi kami tidak lewat tol, di mana kondisi jalannya jelek, khususnya Pantura, dari Kudus ke arah Pati, Pasar Gajah, hingga Pasar Mranggen. Sial, Google Map membuat kami nyasar karena memberikan jalur alternatif yang membingungkan hingga kami kemalaman sampai di Jogja. 

Normalnya, sopir sebelum saya akan menghabiskan durasi selama 10-11 jam sekali jalan PP dan tidak mengantre di gudang Juwana. Tapi saat itu, saya menempuh perjalanan selama 14 jam. Waktu tempuh yang tidak diharapkan oleh pemakai jasa saya.

Baca halaman selanjutnya: Mobil kaleng yang mampu mengejar larinya Fortuner.

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 12 Maret 2024 oleh

Tags: agyaavanzaAylaDaihatsuDaihatsu Gran MaxfortunerGran Maxjawa tengahJogjajuwanakudusmagelangPatiPremium Seafood Jogjasleman
Khoirul Fajri Siregar

Khoirul Fajri Siregar

Supir wisata yang sesekali menulis di bolehmerokok.com. Jebolan empat universitas ternama di Yogyakarta.

Artikel Terkait

Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO
Ragam

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025
Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO
Esai

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co
Ragam

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
bantul, korupsi politik, budaya korupsi.MOJOK.CO

Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan

16 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.