ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Otomojok

Debat Toyota Fortuner vs Mitsubishi Pajero di Rute Situbondo-Jember

Rusli Hariyanto oleh Rusli Hariyanto
7 Maret 2021
0
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Perdebatan Toyota Fortuner sama Mitsubishi Pajero ini emang udah kayak debat pilpres. Nggak ada habisnya!

Ndilalah sebulan kemarin, di daerah Tuban, sempat viral sekelompok warga yang ramai-ramai beli mobil karena ada proyek pembebasan lahan. Kebetulan, kakak paling tua saya juga ikut. Kakak saya sama-sama dapat duit dari penjualan tanah meski beda proyekan.

Sebagai adik yang tidak durhaka, saya jelas ikut ketika dia ngajak untuk “ngambil” mobilnya di daerah Jember. Dari rumah kami di Situbondo, jarak yang ditempuh kira-kira 70 kilometer. Ya maklum, daerah Situbondo kan nggak ada itu yang namanya dealer mobil.

Jadilah kami berangkat bakda subuh agar sampai di dealer tepat saat jam buka operasional. Sepanjang perjalanan menuju Jember itu, kakak saya senyum-senyum sendiri.

“Akhirnya, mobil baru,” katanya bungah.

“Bukannya dulu punya?”

“Sedan Accord tua itu? Itu bukan mobil, Dek, itu gerobak.”

“Tetep aja mobil toh, Mas?”

“Ya tetep aja beli bekas. Sekarang kan beneran baru. Mobil yang fakturnya atas nama sendiri.”

“Jangan lupa, 70 persen dari itu ada doaku lho, Mas,” kata saya.

Sungguh dialog pagi yang sangat menyenangkan. Sampai kemudian, di pertengahan jalan Situbondo menuju Jember, kami tiba-tiba berdebat hebat. Debat yang melebihi debat pilpres kemarin.

Perdebatan ini berawal ketika saya baru tahu kalau mobil yang akan dibeli kakak saya adalah SUV New Pajero Sport Dakkar 2021. Mobil yang nggak pernah sekalipun nyelonong di khayalan saya karena saya benar-benar nggak pernah mau punya mobil begituan.

“Yaelah, ya mending Fortuner lah, Mas! Jauh itu. Interior lebih bagus, elegan, dashboard kulit, head unit enak dilihat. Belum kursinya electric seat, nggak cuma driver seat doang lagi, tapi seat penumpangnya juga. Di atap bagian tengah juga ada rear entertaiment.”

“Emang Fortuner punya sunroof?”

Saya kaget dengar kakak saya menyebut sunroof.

“Lah? Buat apa sunroof? Emang mau kampanye?” bantah saya.

“Ya nggak sih, tapi Pajero itu mesinnya lebih bertenaga! Mesinnya emang sama-sama 2400 cc kayak Fortuner, tapi 8 speed lho. Nggak yang 6 speed kayak andalanmu itu. Dari 0 sampai 100 km/jamnya aja cuma butuh waktu 9,9 detik. Belum top speed-nya, bisa sampai 180 km/jam. Kalau soal mesin, mending Pajero lah di mana-mana, Dek.”

“Lah? Lah? Kok, Mas, hafal?”

Saya bingung, ini kenapa kakak saya tiba-tiba jadi kayak sales Mitsubishi yak?

“Lah ini aku pegang brosurnya, goblok!” katanya sambil ngelempar selembar brosur dealer Mitsubishi ke muka saya.

Waysuuu.

“Oke, oke. Anggap aku setuju Pajero lebih bertenaga, tapi kan mesin kayak gitu boros bahan bakar, boros oli. Apa-apaan itu? Per lima ribu kilometer aja bisa kurang itu oli-nya.”

“Ya wajar, namanya juga mobil yang bisa ke segala medan. Pajero itu bisa masuk-masuk ke jalanan off road! Ground clerance-nya aja lebih tinggi ketimbang Fortuner.”

Wah, saya nemu celah.

“Makanya itu pas di tol suka limbung kan? Empuk sih, tapi kayak naik perahu pas kena ombak? Mabuk, mabuk sana, dah!”

“Tapi kan fitur keselamatannya oke, Dek. Tujuh airbag. Bayangin! Kurang banyak apa? Ada fitur keselamatan FCM, UMS, adaptive cruise control, BSW, LCA, RCTA, offroad mode, HDC dan yang paling penting ada parking break-nya sudah elektrical plus auto hold lagi. Pajero mah udah sampai pada tahap ‘Fortuner-killer’ namanya, Dek!”

Saya kayak kena hantam pembelaan kakak saya yang bangga-banggain mobil pilihannya. Meski begitu, saya agak kurang yakin kakak saya itu sebenarnya ngerti tentang istilah “auto-hold” itu.

Lah piye? Dulu waktu sewa Avanza ke saya aja kakak saya nanya gimana cara buka jok tengahnya. Lah kok ini soksokan milih airbag tujuh dan karena ada auto hold. Pffft.

Diam-diam saya lalu buka hape. Anu, googling dulu sebentar, nyari-nyari apa keunggulan Fortuner yang nggak dimiliki Pajero.

“Nah, ini, Mas. Pajero ternyata nggak punya fitur tire turning angle, jadi lewat fitur ini pengemudi bisa ngelihat berapa derajat posisi ban waktu belok!” kata saya setelah nemu amunisi dari Google.

“Heh? Siapa juga yang bener-bener butuh informasi kayak gitu? Kayak baru belajar nyetir aja.”

Eh, iya juga sih. Kalau dipikir-pikir lagi, lah buat apa fitur itu kalau dibandingkan dengan fitur headlamp washer yang sangat berguna ketika harus bersihin lampu yang kotor karena lumpur?

Sebentar, sebentar. Lho kok saya jadi belain Pajero sih?

“Tapi, Mas, Fortuner bagasinya sudah power tailgate with kick sensor jadi tinggal tendang bagian bawah bisa buka sendiri. Bahkan kalau Mas mendekat sambil bawa kunci, pintu bagasi belakang bisa buka sendiri setelah 5 detik.”

“Pajero juga ada kok kicksensor-nya,” kata kakak saya.

Mas saya terkekeh. Merasa menang.

“Ya intinya, soal desain interior sama eksterior Fortuner itu lebih fungsional, Mas. Lebih berani lekukannya dan nggak over-chrome. Apalagi lampu belakangnya. Lebih macho, nggak kayak tetelan kecambah Pajero. Udah gitu lebih irit BBM lagi.”

Kakak saya kayak udah hilang kesabarannya.

“Halah, kuat beli mobil kok ya masih mikir bayarin BBM-nya. Emang yang nanti bakal beliin BBM-nya siapa? Aku sendiri kan? Kalau aku nggak masalah sedikit boros kan ya nggak apa-apa to? Lagian sekarang yang mau beli mobil itu siapa sih?”

Saya langsung kicep. Lalu teringat betapa sia-sianya perdebatan ini (selain bisa untuk jadi bahan nulis di Mojok sih). Dari sana kemudian sadar.  Ealah, ternyata persoalan mending mana antara Fortuner sama Pajero itu cuma selesai dengan satu cara: bisa beli nggak?

Udah. Titik.

Yang udah beli Fortuner nggak perlu dengerin yang beli Pajero, yang udah beli Pajero nggak usah dengerin yang beli Fortuner. Buat apa? Udah bisa beli ini. Ketimbang pusing mikiran itu, hambok mikirin saya ini lho, yang nggak bisa beli dua-duanya, meski nyetirnya sering.

Lah sopir jeh saya ini.

BACA JUGA Apa Sih Maunya Toyota Bikin SUV Kayak Fortuner? dan tulisan Rusli Hariyanto lainnya.

Terakhir diperbarui pada 7 Maret 2021 oleh

Tags: fortunermitsubishipajerotoyota
Iklan
Rusli Hariyanto

Rusli Hariyanto

Sopir rental paling berbakat di Jogja. Madura swasta.

Artikel Terkait

Innova Zenix Tidak Otentik, Kalah Populer dari Innova Reborn MOJOK.CO
Otomojok

Innova Zenix Bisa Menjadi Penyesalan Toyota karena Melahirkan Mobil Tidak Otentik dan Ternyata Innova Reborn Belum Habis

16 Juni 2025
Xpander Disayang Dunia, Nissan Livina Hidupnya Semakin Merana MOJOK.CO
Otomojok

Xpander vs Nissan Livina: Anak Kembar Beda Nasib karena Xpander Disayang dan Lebih Nyaman, Nissan Livina Hidup Merana

12 Mei 2025
Innova Zenix Mobil Kelas Sultan, Innova Reborn Kelas Warteg MOJOK.CO
Otomojok

Stop Membanggakan Innova Reborn Sambil Meremehkan Innova Zenix, Kenangan Boleh Indah tapi Masa Depan Selalu Tentang Adaptasi

19 April 2025
Innova Reborn Raja Jalanan, Kalahkan Popularitas Innova Zenix MOJOK.CO
Otomojok

Innova Reborn Adalah Raja Jalanan di Indonesia yang (Mungkin) Membuat Toyota Menyesal karena Popularitas Zenix Kalah Jauh

17 April 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jadi driver Gojek buat cari duit malah tekor terus kena order fiktf, hidup tertolong promo MOJOK.CO

Jadi Driver Gojek untuk Cari Duit Malah Tekor Terus Kena Order Fiktif, Hidup Tertolong Promo

13 Juni 2025
UGM Kampus Terbaik yang Nggak Punya Dosen Problematik MOJOK.CO

Kuliah di Kampus Besar Seperti UGM Bukan Hanya Soal Gengsi, Salah Satunya Cari Aman dari Dosen Problematik

17 Juni 2025
Upaya mahasiswa dapat beasiswa s2 dari dosen Unair. MOJOK.CO

Gelar Sarjana Akuntansi Tak Guna, Akhirnya Pilih Kuliah S2 dan Nekat Cari Beasiswa dari “Ordal” dengan Harapan Kerja di Perusahaan Besar

11 Juni 2025
Fadli Zon menyangkal pemerkosaan massal dalam kerusuhan 1998. MOJOK.CO

Menyangkal Pemerkosaan Massal 1998 adalah Bentuk Pelecehan Dua Kali: Fadli Zon Seharusnya Minta Maaf, meskipun Maaf Saja Tak Cukup

16 Juni 2025
down for life, kalatidha.MOJOK.CO

Kalatidha: “Syair Macapat” dalam Kemasan Musik Cadas, Album Baru sekaligus Penanda Perjalanan Spiritual Down For Life

11 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.