Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Tiga Hakikat Manusia Penumpang Bajaj

Maulida Sri Handayani oleh Maulida Sri Handayani
4 Agustus 2015
A A
Tiga Hakikat Manusia Penumpang Bajaj

Tiga Hakikat Manusia Penumpang Bajaj

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Hari ini saya ada janji. Setelah siap berpakaian, saya baru sadar harus tiba di lokasi pertemuan dalam 30 menit. Tak jauh, hanya sekitar tujuh kilometer dari tempat tinggal. Tapi 30 menit adalah waktu yang terlalu ringkas. Saya hanya boleh menggunakan 10 menit untuk berdandan sederhana. Tidak ada waktu mengeringkan rambut—setidaknya itu butuh 15 menit. Dengan 20 menit sisanya, tidak ada moda transportasi lain yang terpikir oleh saya selain bajaj.

Bajaj mampu berselap-selip di jalanan dengan badan ringkasnya, juga bisa masuk gang-gang yang tidak bisa dilewati taksi. Dan yang paling penting, naik bajaj membantu rambut kering dalam lima belas menit perjalanan. Percayalah, gabungan oksigen, karbondioksida, karbonmonoksida, timbal, dan segala hasrat duniawi penduduk Jakarta yang menguap di udara, bekerja lebih baik dibanding pengering rambut merk apapun.

Jadi, saya keluar rumah, melangkah ke jalan depan, lalu menyetop seekor bajaj. Oh ya, jangan lupa sisiran. Tidak sisiran akan membuat rambut kusut bahkan menggumpal tak karuan.

Sebelum naik, tanya dulu tarif yang ditawarkan sopir bajaj. Untuk jarak sekitar enam-tujuh kilometer, saya biasanya menawar sekitar 25 ribu. Tentu saja penentu harga bukan cuma jarak, tetapi juga kepadatan jalanan. Pada jam sibuk, sopir bajaj akan bertahan pada harga yang lebih dari biasanya. Menawarlah dengan persuasif tanpa paksaan, seperti Windu Jusuf dan Arman Dhani berjuang untuk balikan dengan mantannya masing-masing.

Kali ini, saya dan sopir bisa sepakat pada harga 25 ribu. Pada jam sibuk, bisa mencapai 30 bahkan 35 ribu. Seperti saat menentukan pilihan dalam hal lain, pilihan moda transportasi bisa menunjukkan jatidiri kita. Jika senang sekali menumpang bajaj, bisa jadi Anda adalah manusia yang terdefinisi oleh nama-nama berikut.

  1. Homo economicus

Konon, manusia digerakkan oleh kepentingan diri sendiri. Kita cenderung selalu menimbang tindakan yang akan kita lakukan, untung atau rugi, efektif atau tidak. Homo economicus bukan berarti manusia menghalalkan segala cara, bukan, melainkan serasional mungkin dalam memilih cara ketika ingin mencapai satu tujuan.

Kalau tujuannya ingin lekas sampai, saya akan memilih ojek atau bajaj. Biayanya juga relatif lebih murah dibanding taksi. Tentu dari dua pilihan itu, ojek bisa lebih cepat. Tapi pada kasus rambut yang masih basah, bajaj jelas lebih layak dipilih. Jika memilih ojek, alih-alih rambut jadi kering, bisa-bisa wangi sampo berubah jadi bau-tujuh-rupa yang berasal dari helm yang pernah-dipake-anggota-FPI-sepetamburan.

Tapi hati-hati ya, tidak semua jalan boleh dilalui bajaj. Sebagaimana angkutan kelas dua, bersama motor, bajaj banyak dilarang melewati jalan-jalan protokol di DKI. Jika tujuan Anda harus melintasi jalan-jalan terlarang namun Anda tetap maksa naik bajaj, bukannya jadi manusia ekonomis, Anda malah jadi manusia berbetis besar—dan tentu, terlambat sampai tujuan.

  1. Zoon politikon

Sudah bukan rahasia jika penumpang angkutan umum di Jakarta jarang berinteraksi satu sama lain. Kecuali aktivitas menawari tempat duduk, kebanyakan penumpang memilih bersitatap dengan layar di tangannya masing-masing. Mereka Kami tersenyum, bahkan tak jarang tertawa pada layar-layar itu.

Tapi kejadiannya justru berbeda jika kita memilih angkutan yang lebih privat macam ojek, taksi dan bajaj. Kita bisa bercakap-cakap dengan sopirnya. Untuk taksi, memang ada sih perusahaan yang melarang sopirnya mengajak berbincang penumpangnya, kecuali jika ia yang diajak ngobrol. Tapi kebanyakan sopir taksi tetap suka curhat. Apalagi sopir bajaj. Obrolannya bisa macam-macam, mulai dari harga sembako, Syahrini atau Jupe, dan tentu saja, politik.

Musim pilgub dan pilpres adalah musim yang sungguh seru. Beberapa sopir bajaj yang saya temui mengaku menjadikan dirinya sebagai juru kampanye terhadap sesama sopir. Rata-rata mereka dulu adalah pemilih… ah sudahlah. Yang jelas, interaksi dalam bajaj membenarkan pendapat bahwa manusia memang makhluk yang butuh berkomunitas supaya tujuan bersama tercapai.

Meski kita senang mendulukan kepentingan sendiri, tetap saja keinginan banyak manusia itu sama: ingin aman, ingin sehat, ingin bahagia. Seburuk apapun praktiknya, kita butuh politik untuk mewujudkannya. Itu mungkin sebabnya kita mengkritik, mengomeli, menggosipkan Jokowi selama 24/7 di Facebook, di Twitter, di Kaskus, dan di dalam bajaj, tanpa ampun.

  1. Homo ludens

Sebentar lagi saya sampai. Sebelum merapikan rambut yang sudah kering berkat angin berisi gabungan polutan udara dan kejiwaan penduduk Jakarta, penting kiranya untuk menyampaikan hakikat penumpang bajaj yang ketiga. Kita-kita ini, para penumpang bajaj, adalah manusia tukang main.

Jika jalanan besar macet, sopir bajaj tangkas memilih jalan-jalan tikus. Jika satu jalan tikus ditutup orang kawinan, dia akan sigap memutar mengambil jalan lain. Begitu seterusnya. Seringkali penumpangnya menikmati permainan rute ini. Kelincahan sopir bajaj dalam memutar otaknya dan membanting setir bajajnya jelas lebih seru ketimbang main balapan di Playstation.

Iklan

Tak cukup main-main dengan rute, dalam bajaj kita juga main-main dengan nasib. Tak jarang di tengah kecepatan tinggi, sopir tersadar belokan yang akan dia pilih ada di depan mata. Maka, wuzzz, bajaj belok kanan mendadak, dan roda bagian kiri belakangnya pun terangkat. Rasanya jantung mau copot, dan seperempat nyawa seakan sudah lepas dari badan.

Tapi soal main-main nyawa ini, semua pilihan transportasi punya sensasinya sendiri. Tentu kita acap melihat motor dan mobil pribadi mengalami kecelakaan. Atau membaca berita bus Transjakarta terbakar. Atau mengalami begitu bersemangatnya sopir Metro Mini dan Kopaja menginjak pedal gas. Bedanya, dalam bajaj, Anda hanya mengalaminya berdua dengan sang sopir.

Sopir bajaj menjadi semacam joki permainan judi nasib Anda untuk beberapa puluh menit. Pilihannya hanyalah berserah diri dan menikmati setiap belokan dan tancapan gas.

Wuzzzz ….

Terakhir diperbarui pada 4 Juni 2021 oleh

Tags: BajajHakikat Manusiajakarta
Maulida Sri Handayani

Maulida Sri Handayani

Artikel Terkait

Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO
Ragam

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO
Ragam

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Alumnus ITB resign kerja di Jakarta dan buka usaha sendiri di Bandung. MOJOK.CO
Sosok

Alumnus ITB Rela Tinggalkan Gaji Puluhan Juta di Jakarta demi Buka Lapangan Kerja dan Gaungkan Isu Lingkungan

12 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wali Kota Agustina Wilujeng ajak anak muda mengenal sejarah Kota Semarang lewat kartu pos MOJOK.CO

Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

20 Desember 2025
Safari Christmas Joy jadi program spesial Solo Safari di masa liburan Natal dan Tahun Baru (libur Nataru) MOJOK.CO

Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

20 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.