Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Malam Jumat

Tergoda Pesugihan Genderuwo yang Meminta Tumbal Manusia

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
13 Februari 2020
A A
pesugihan genderuwo tumbal nyawa keluar dari jerat utang mojok.co

pesugihan genderuwo tumbal nyawa keluar dari jerat utang mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kemiskinan yang mendera hidup membuat orang bisa berbuat di luar batas. Bagi beberapa orang, batas yang mereka tembus adalah mencari pesugihan.

Joko menghela napas panjang. Dia sudah tidak bisa mendengar teriakan para penagih utang yang tiap hari menyalak di depan rumah. Joko sudah hafal kapan waktu mereka datang, jadi dengan sigap dia akan berlari ke belakang rumah dan bersembunyi di rumah warga yang masih bersimpati padanya. Tentu saja Joko tidak hanya berutang pada satu orang, tetangganya pun tak luput ia mintai pinjaman. Itulah kenapa tak semua tetangga mau membantunya lagi.

Bukan Joko menghabiskan hidupnya dengan foya-foya, utang yang ia tanggung adalah peninggalan bapaknya yang lari entah ke mana. Ibunya meninggal sejak kecil, jadi Joko hanya hidup berdua dengan ayahnya. Tapi malang nasib Joko, sudah hidup tanpa kasih sayang ibu, masih harus menerima fakta bahwa bapaknya pencandu judi yang lebih sering setor uang ke bandar judi dibanding mengeruk untung dari dadu.

Joko kehilangan akal. Dia tidak bisa hidup seperti itu terus-terusan. Akhirnya Joko mantap bahwa dia akan menempuh jalan pesugihan. Jalan itu tentu sudah ia pikirkan sejak lama, namun memang Joko tidak punya keberanian untuk melawan Tuhan. Tapi sepertinya kali ini dia tak lagi bisa berpikir jernih.

Joko menemui dukun kondang di desa sebelah. Setelah mengambil simpanan uang yang tersisa, Joko mantap menemui dukun. Setibanya di rumah dukun dan mengutarakan niatnya, Joko diminta oleh sang dukun untuk menyiapkan ubarampe yang diperlukan dan diminta untuk bertapa di salah satu gua yang terkenal di daerahnya. Gua itu memang terkenal sebagai tempat pesugihan, anggap saja namanya Gua Sugiharto.

Dukun itu hanya berpesan, meskipun ini uang gampang, bukan berarti meraihnya jadi mudah. Tapi Joko bersikeras, apa pun syarat yang diminta, dia bakal siap. Si dukun kemudian bilang bahwa masalahnya bukan hanya syarat, tapi keteguhan hati dan mental Joko bakal diuji. Joko mengangguk mantap, demi kekayaan, pesugihan model apa pun bukan masalah bagi dia.

Pada malam Jumat Kliwon, sesuai arahan sang dukun berangkatlah Joko untuk bersemedi semalam suntuk di gua itu. Sesampainya di Gua Sugiharto, Joko merasakan keanehan. Tempat ini begitu terkenal sebagai tempat pesugihan, kenapa begitu gelap dan sepi? Pikir Joko, karena terkenal maka dia tidak akan bertapa sendirian.

Joko segera masuk gua tersebut. Bau anyir yang menusuk dan udara lembap menyambut Joko. Dia hampir muntah, tapi bayangan keluar dari jerat utang mengalahkan inderanya. Joko segera membakar kemenyan dan menyiapkan sesajen sesuai arahan sang dukun. Joko sempat ragu ketika memulai semedi, apakah dia benar-benar mau menempuh jalan pesugihan?

Keraguan itu segera ia tepis.

Joko begitu khusyuk dalam bersemedi. Niat menempuh pesugihan sudah kuat. Semedi Joko sepertinya menemui hasil ketika ada suara berat yang memanggil dirinya. Joko sempat kaget, namun dia menenangkan diri untuk melihat siapa yang memanggilnya.

Joko membuka mata dan seketika itu juga jantungnya serasa berhenti. Dia melihat pemandangan paling mengerikan dalam hidupnya sekaligus menyesali pilihannya mengambil jalan pesugihan.

Joko melihat genderuwo yang amat besar di depan tempat dia bertapa. Ia sedang menyeringai dan terlihat gigi penuh taring yang berlumuran darah. Genderuwo tersebut meraih sesuatu dan menggigitnya–Joko tersadar itu kaki manusia.

Belum hilang kekagetan Joko, genderuwo tersebut mulai bicara.

“Aku njaluk tumbal menungso nek kowe tetep pengen sugih. Nek raiso nyepaki, kowe karo keluargamu sing tak brakot.”

Iklan

(Aku minta tumbal manusia kalau kamu ingin kaya. Kalau nggak bisa ngasih, kamu dan keluargamu yang kucabik-cabik.)

Tidak butuh waktu lama bagi Joko untuk meraih kesadarannya dan lari dari gua tersebut. Tawa genderuwo yang menggema semakin memacu Joko untuk lari. Dia teringat kata dukun kalau yang ditemui nanti bukanlah demit sembarangan. Si dukun meminta Joko tidak lari. Joko mengabaikannya. Ia memacu motornya dan pergi dari tempat itu, membuang jauh-jauh pikiran tentang pesugihan.

Genderuwo tersebut masih tertawa, lalu lanjut mencabik-cabik tumbal yang diberikan padanya.

BACA JUGA Uji Nyali Berujung Tragedi di Alas Purwo dan juga artikel menarik lainnya di MALAM JUMAT.

Terakhir diperbarui pada 13 Februari 2020 oleh

Tags: dukunGenderuwopesugihan
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Hobi main game dan suka nulis otomotif.

Artikel Terkait

Toko Buah Horor di Sudut Kota Jogja MOJOK.CO
Malam Jumat

Toko Buah Horor di Sudut Kota Jogja: Tentang Sosok Hantu Perempuan yang Muncul dari Tempat yang Tidak Terduga

22 Mei 2025
Film Qodrat 2: Ketika Perempuan Buruh Pabrik Dieksploitasi Kapital sekaligus Jadi Tumbal.MOJOK.CO
Seni

Film Qodrat 2: Ketika Perempuan Buruh Pabrik Dieksploitasi Kapital sekaligus Jadi Tumbal

23 Maret 2025
Sunardi Hilang Diculik Genderuwo MOJOK.CO
Malam Jumat

Sunardi Hilang Diculik Genderuwo

26 Desember 2024
Peristiwa Banyuwangi Berdarah: Sejarah Kelam Tragedi Pembantaian Dukun, Kiai, dan Santri
Video

Peristiwa Banyuwangi Berdarah: Sejarah Kelam Tragedi Pembantaian Dukun, Kiai, dan Santri

5 April 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.