Iful putuskan mundur dari UIN Jogja setelah resmi menjadi Kepala Dukuh atau Kepala Dusun di Tiyasan, Condongcatur, Sleman. Usia yang masih 21 tahun membuatnya jadi kepala dukuh termuda di Condongcatur, Sleman, bahkan Indonesia?
***
Pagi sekitar pukul setengah sembilan, Saifullah Arief Budiman, sudah berpakaian rapi dengan batik lengan panjang dan celana kain. Iful, sapaan akrabnya, menyempatkan diri untuk berjumpa dengan saya sebelum ia berangkat ke Kantor Kalurahan Condongcatur.
Hari ini ia mau berkumpul bersama sesama kepala dusun di Condongcatur, Sleman. Bertukar pikiran sekaligus belajar lebih dalam soal tupoksi menjadi kepala dusun.
Dua pekan lalu, hidupnya banyak berubah. Setelah melewati proses seleksi yang cukup panjang ia resmi dilantik menjadi pamong bagi warga Tiyasan. Pamong adalah sebutan lain untuk jabatan yang ia jalani.
“10 hari sejak resmi jadi menjabat saya susah tidur. Tekanan mental karena pekerjaan bermasyarakat ini nggak mudah kan ya Mas,” ujarnya tenang, membuka obrolan kami pada Rabu (3/1/2024) pagi.
Di ruang tengah rumahnya, terpajang peta Tiyasan yang terdiri 2 RW dan 6 RT. Peta itu, warisan dari kepala dusun sebelumnya.
Sampai sekarang, ia masih tidak menyangka akan memegang amanah ini. Selepas lulus SMK Teknik Pengolahan Migas dan Petrokimia pada 2020 silam, ia langsung bekerja di sebuah pabrik di kawasan Madukismo, Bantul. Orientasinya memang bekerja sesuai bidang studi yang ia pelajari.
Selepas masa kerja sebagai teknisi selama 2,5 tahun itu selesai, ia mencoba jalan lain yang masih linier. Tidak bekerja namun dengan mendaftar studi S1 Pendidikan Kimia di UIN Jogja.
“Belum lama ini saya baru selesai semester 1. Masuk di pertengahan 2023 kemarin,” ujarnya.
Hal itu menunjukkan bahwa jadi kepala dusun di Tiyasan bukan jadi hal yang ia rencanakan. Semua serbacepat. Namun, sebenarnya, warga sudah melihatnya sebagai figur yang tepat.
Kiprah di masyarakat, bukan perkara mudah. Belum lama ini, rekan kantor saya saja tiba-tiba mengeluh karena ia dicalonkan sebagai ketua RT. Kalau bicara usia, ia sudah kepala tiga dan berkeluarga. Semetara Iful, masih bujang muda yang baru menginjak awal dua puluhan.
Mantan ketua pemuda yang dapat kepercayaan warga
Namun, di Tiyasan, Iful memang pernah jadi aktif di organisasi pemuda. Bahkan mendapat kepercayaan menjadi ketua pada 2019 silam. Ini jadi modal penting untuk berinteraksi dan terlibat di berbagai acara padukuhan.
“Walaupun dulu aktif di pemuda, saya nggak kepikiran sama sekali jadi kepala dusun,” kelakarnya.
Barangkali, ia memang punya aura kepemimpinan. Sebab, saat kuliah di UIN Jogja, Iful juga dapat kepercayaan menjadi ketua angkatan Pendidikan Kimia 2023.
Belum genap berkuliah satu semester, tiba-tiba ada pencalonan kepala dusun di Condongcatur, Sleman. Iful mengaku tidak terpikir untuk maju mencalonkan diri.
Namun, ternyata banyak warga sekitar yang mendorongnya untuk mendaftar. Awalnya, ia ragu karena usianya jauh lebih muda dari calon-calon lainnya. Rata-rata sudah kepala tiga.
“Tapi dilematis. Dapat dukungan, kalau saya nggak coba daftar takutnya yang mendukung kecewa. Jadi saya ikuti dengan nothing to lose,” katanya.
Ia pun mempersiapkan berbagai berkas penunjang pendaftaran. Pemuda ini juga tidak kesulitan untuk mengantongi 165 fotokopi KTP dari warga sebagai salah satu persyaratan ikut seleksi.
Usai melengkapi berkas persyaratan, Iful dinyatakan lolos menuju tahap seleksi. Pada proses ini, Kalurahan Condongcatur bekerjasama dengan UNY. Pemilihan kepala dusun memang berdasarkan proses seleksi berupa tes tertulis dan wawancara. Tahapan uniknya ada di persyaratan awal yang harus mengantongi KTP dari warga.
Meski sejak awal tidak yakin, nyatanya Iful lolos seleksi dan jadi pamong termuda di Condongcatur, Sleman. Ia resmi menjabat sejak 20 Desember 2023. Jabatan ini bisa berlaku sampai ia berusia 60 tahun.
Hari-hari awal menjabat, ia mengaku penuh kekhawatiran. Namun, perlahan ia mulai yakin, usia muda harus ia manfaatkan untuk belajar dan banyak berkegiatan dengan masyarakat.
“Warga, keluarga, orang kalurahan, semua mendukung. Akhir tahun kemarin saya sudah dapat banyak banget undangan untuk datang ke acara perkumpulan warga,” kelakarnya.
Baca selanjutnya…
Keluar dari UIN Jogja demi urusi warga secara maksimal