Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Sosok

Menjadi Petani di Klaten hingga Temukan Padi dan Tembakau Premium, Bikin Doktor Pertanian Belanda Terkagum-kagum

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
28 Januari 2025
A A
Jagus, sosok petani Klaten yang temukan banyak tanaman unggulan MOJOK.CO

Ilustrasi - Jagus, sosok petani Klaten yang temukan banyak tanaman unggulan. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Habiskan 2 dekade demi temukan padi ideal

Jagus mulai meneliti padi pada 1940-an. Bapak petani itu menghabiskan dua dekade meneliti padi di Klaten hingga namanya viral menjelang 1960-an.

Di masa pendudukan Jepang, Jagus mengumpulkan 200-an jenis padi yang panjang gabahnya 8 mm. Dia masih dalam pergulatan untuk menemukan jenis padi yang ideal.

“Selama itu, Jagus mengawinkan 30.000 jenis padi. Dia melakukan 2.700 kali percobaan mengawin-ngawinkan padi-padi itu,” papar Muhidin.

“Tekniknya, bunga padi dibuka kelopaknya, dibuang tepung sari yang agak kekuningan, diambil tepung sari dari jenis padi yang lain, dan kelopak ditutup kembali. Perkawinan selesai,” imbuhnya.

Hal itu terus-menerus dilakukan oleh Jagus. Sebab, dia punya komitmen besar: kalau belum dapat jenis padi yang ideal, dia tidak akan berhenti melakukan percobaan.

Percobaan-percobaan tersebut pada akhirnya membuahkan hasil. Ada tiga jenis padi ideal dari hasil percobaan Jagus. Yakni Sri Redjeki, Sri Makmur, dan Sri Doro Dasih. Nama-nama padi temuan Jagus itu diambil dari nama anak-anaknya sendiri.

Melawan kemustahilan yang membuat sarjana pertanian Belanda angkat tangan

Dari tiga jenis padi temuan Jagus itu, Sri Doro Dasih punya histori yang unik. Sebab, padi itu adalah jenis yang menurut seorang sarjana pertanian asal Belanda mustahil diciptakan.

Ceritanya, dalam masa percobaannya, di hadapan Jagus terhampar untaian malai padi Rojolele. Ada 200 butir. Semua gabahnya memiliki panjang 11 mm.

Dari 200 itu, Jagus melihat terselip tiga butir yang menurutnya agak aneh. Memiliki panjang gabah 16 mm.

Jagus lantas membawa tiga butir itu ke hadapan sarjana pertanian Belanda. Jagus bertanya: bisa tidak lahir jenis padi baru yang gabahnya di satu malai mencapai 16 mm? Si sarjana pertanian Belanda menjawab, itu adalah hal yang tidak mungkin.

“Jagus ngeyel. Bagi dia, teori bukan sesuatu yang beku. Dan atas nama pengalaman, Jagus menanam tiga butir padi aneh itu. Dua mati, satu yang tumbuh. Hanya saja, yang tumbuh itu kembali berbuah kecil, hanya 11 mm panjang butirnya,” terang Muhdin.

“Jagus tak menyerah. Dia kembali mengawin-ngawinkan lagi, hingga di tahun 1944 ketemu gabah yang satu malainya berbulir sesuai keinginan Jagus: 16 mm. Itulah Sri Doro Dasih,” tambahnya.

Petani Klaten yang memikat Soekarno

Jagus semakin tekun dan telaten dalam meneliti demi kemajuan pertanian Indonesia. Pada 1 Januari 1959, petani di Klaten itu memimpin lembaga yang dia beri nama Lembaga Penyelidikan Keilmiahan Pertanian dan Pembibitan. Seiring bergabung juga dengan Barisan Tani Indonesia (BTI).

Iklan

Di lembaga tersebut, Jagus terus bereksperimen. Dia mencoba menciptakan padi dengan panjang butirnya mencapai 21 mm. Padahal umumnya adalah 8-10 mm.

“Tiap 1000 butir padi Jagus beratnya mencapai 51 gram. Di masa itu, butir padi terberat di dunia ada di Itali yang setiap 1000 butir beratnya 42 gram. Nah, punya Jagus lebih berat dari butir padi terberat dunia itu,” beber Muhidin.

Tak cuma padi, dalam risetnya, Jagus juga berijtihad mencari kapas yang ideal untuk bahan pokok sandang. Dia terus mengawin-ngwinkan jenis kapas. Di antaranya adalah kapas Tiongkok dengan kapas Indonesia.

“Perkawinan itu menghasilkan kapas yang tahan serangan hama, punya warna khas yang organik tanpa pewarna buatan. Serat kapasnya memiliki panjang 3,5, cm,” tutur Muhidin.

Tak pelak jika Presiden Soekarno terpikat dengan sosok petani Klaten tersebut. Soekarno bahkan sempat meluangkan waktu khusus untuk menemui Jagus di Klaten. Melihat bagaimana lembaga risetnya bergeliat. Nama Jagus lantas viral di menjelang 1960-an.

Jagus juga sempat diundang ke Istana Negara. Soekarno menyambut kehadiran Jagus dengan samacam pesta. Soekarno dikabarkan sampai bernyanyi dan menari mendendangkan lagu “Bersuka Ria”, di mana penggalan liriknya berbunyi: Siapa bilang bapak dari Blitar, bapak kita dari Prambanan. Siapa bilang rakyat kita lapar, Indonesia banyak makanan.

Diksi Prambanan identik dengan Klaten. Dan Klaten di masa itu merujuk satu nama: Jagus si petani ilmuan.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

Selengkapnya bisa disaksikan di kanal YouTube Mojokdotco berikut ini: Kisah Pak Jagus, Ilmuwan Tani Asal Klaten yang Sukses Mengembangkan Varietas Padi dan Tembakau – Jasmerah atau baca juga liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

 

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 28 Januari 2025 oleh

Tags: jagusklatenpertanian klatenpetani klatenpilihan redaksi
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

UGM.MOJOK.CO
Kampus

Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

25 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO
Ragam

Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel

23 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO
Kilas

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO
Ragam

Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

22 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

elang jawa.MOJOK.CO

Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel

23 Desember 2025
Melalui Talent Connect, Dibimbing.id membuat bootcamp yang bukan sekadar acara kumpul-kumpul bertema karier. Tapi sebagai ruang transisi—tempat di mana peserta belajar memahami dunia kerja MOJOK.CO

Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier

24 Desember 2025
Era transaksi non-tunai/pembayaran digital seperti QRIS: uang tunai ditolak, bisa ciptakan kesenjangan sosial, hingga sanksi pidana ke pelaku usaha MOJOK.CO

Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha

26 Desember 2025
Event seni budaya jadi daya tarik lain wisata ke Kota Semarang selama libur Nataru MOJOK.CO

Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya

26 Desember 2025
38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal. MOJOK.CO

Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal

26 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.