Netflix kembali menunjukkan komitmen mereka dalam mendukung industri film di Indonesia. Menggandeng Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), platform streaming ini menggulirkan program bernama REEL LIFE Film Camp.
Melalui program ini, Netflix dan JAFF tengah mempersiapkan bibit-bibit unggul yang akan menjadi generasi baru sekaligus penopang masa depan perfilman Indonesia.
Direktur Kebijakan Publik Netflix untuk Asia Tenggara, Ruben Hattari, menjelaskan program REEL LIFE Film Camp punya tujuan memperluas wawasan para peserta mengenai berbagai profesi yang mendukung ekosistem perfilman.
Menurut Ruben, kebutuhan akan produksi film saat ini sedang berada di puncaknya. Berdasarkan sebuah studi yang Ruben kutip, sepanjang 2022 nilai industri layar Indonesia adalah sebesar Rp130 triliun.
Besarnya jumlah audiens menuntut kenaikan jumlah produksi. Sayangnya, kata Ruben, sumber daya manusia untuk menopang bidang-bidang spesifik seperti pascaproduksi, keuangan produksi, dan tata suara masih minim.
Oleh karena itu, REEL LIFE Film Camp hadir untuk menjawab persoalan tersebut. Sebab, Ruben juga menyebut bahwa pihaknya memproyeksikan kenaikan 20 persen nilai industri.
“Melalui program ini, kami tidak hanya memberikan pelatihan teknis, tetapi juga memperkenalkan berbagai pilihan karier di industri ini. Profesi seperti post-production dan production finance seringkali luput dari perhatian, padahal perannya sangat krusial,” jelas Ruben dalam dalam konferensi pers di Artotel Bianti, Jogja, Senin (2/12/2024).
Ketatnya seleksi peserta REEL LIFE Film Camp
Tahun ini, REEL LIFE Film Camp menghadirkan enam jenis pelatihan. Menurut Ruben, pelatihan-pelatihan ini dirancang untuk menciptakan pekerja film yang tidak hanya kompeten, tetapi juga siap menghadapi tuntutan industri global.
Sejak tahap registrasi dibuka, antusiasme membludak dengan total 3.000 pendaftar. Dari angka tersebut, hanya 600 orang yang dipilih untuk kemudian disaring lagi menjadi 24.
“Saking banyaknya antusiasme, ibaratnya kalau kita ticket war misalnya untuk beli tiket konser, mereka ini war untuk mendaftar program,” jelas Ruben.
Para peserta yang terpilih ini mendapatkan bimbingan langsung dari mentor berpengalaman, yang memiliki rekam jejak dalam proyek-proyek internasional. Sebut saja Tia Hasibuan dari Come & See Pictures, Kevin Ryan Himawan dari Soda Machine Film, dan Wilza Lubis dari Body Body Pictures.
Setelah disaring, nantinya akan ada empat peserta yang akan masuk program on the job (OTJ). Empat peserta ini nantinya bakal dilibatkan dalam beberapa proyek untuk mengisi bidang post-production, production assistant, dan production finance.
“Kami percaya, dengan kolaborasi berbagai pihak yakni industri, pemerintah, dan komunitas kreatif, Indonesia mampu mencapai potensi besar dalam perfilman. Inilah mengapa program seperti REEL LIFE sangat penting,” ungkapnya.
Investasi bagi industri film di masa depan
Pada kesempatan yang sama, Direktur Festival JAFF Ifa Isfansyah, menyebut program REEL LIFE Film Camp merupakan investasi bagi industri film di masa depan. Terutama, karena program ini menghasilkan bakat-bakat baru yang lebih segar.
Menurut Ifa, JAFF selalu berpegang pada tiga pilar utama, yakni menemukan bakat baru, profesionalisasi industri, dan memperkuat aspek teknis serta edukasi–yang mana Netflix “punya tarikan nafas yang sama”.
“Kalau kita ibaratkan bibit, bakat-bakat di perfilman itu seperti bibit. Mereka memang bisa datang dari mana saja. Namun, kami punya paradigma menciptakan bibit unggul. Mereka inilah yang kami ciptakan melalui REEL LIFE Film Camp,” kata Ifa.
“Kami ingin menciptakan sesuatu yang tidak hanya selesai dalam satu program. Komitmen kami adalah untuk terus mengikuti dampaknya, memastikan bahwa ini menjadi bagian dari kemajuan ekosistem perfilman secara nasional,” tegas dia.
Sementara Tia Hasibuan, yang menjadi mentor bagi peserta REEL LIFE Film Camp, menyebut program ini menjadi salah satu contoh nyata bagaimana sinergi antara pelaku industri dan institusi besar dapat menciptakan dampak positif.
Dengan dukungan program ini, diharapkan perfilman Indonesia dapat melahirkan lebih banyak karya berkualitas dan mengukir prestasi di kancah internasional.
“Industri kita tidak boleh berhenti pada generasi sekarang. Program seperti ini adalah jembatan untuk memastikan bahwa perfilman Indonesia terus berkembang dengan generasi baru yang kompeten,” pungkas Tia.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Muchamad Aly Reza
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News