Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Warga Desa Sebenarnya Kasihan dengan Mahasiswa KKN: Duit Tipis, Hidup Susah, tapi Dituntut untuk “Mengentaskan Kemiskinan”

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
11 Juli 2025
A A
mahasiswa KKN.MOJOK.CO

Ilustrasi Warga Desa Sebenarnya Kasihan dengan Mahasiswa KKN: Duit Tipis, Hidup Susah, tapi Dituntut untuk “Mengentaskan Kemiskinan” (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Di benak banyak orang, Kuliah Kerja Nyata (KKN) seringkali digambarkan sebagai pengalaman yang menyenangkan. Bayangan terjun ke desa yang masih asri, interaksi akrab dengan warganya, hingga momen kebersamaan bersama teman, semuanya terdengar seperti liburan berbalut kegiatan akademik. 

Konten-konten seputar KKN yang membanjiri media sosial pun cuma kerap menampilkan senyum ceria para pesertanya. Sialnya, di balik semua itu, realitas KKN seringkali jauh berbeda. 

Apa yang terlihat sebagai “piknik”, bagi para mahasiswa yang menjalaninya, tak jarang berubah menjadi periode penuh perjuangan.

Ekspektasi akan pengalaman yang ringan dan menyenangkan perlahan sirna digantikan oleh tantangan yang menguras tenaga, pikiran, bahkan emosi.

***

Edi (43), Ketua RT salah satu desa di Klaten, mengernyitkan dahi saat mengingat rombongan KKN dari kampus Jogja yang datang dua tahun lalu.

“Awalnya ya senang, tho. Banyak anak muda. Tapi lama-lama kok kasihan sama mereka,” ujarnya, saat bercerita bersama Mojok, Kamis (10/7/2025) malam.

Ia mengingat, malam itu, setelah seharian memantau kegiatan mahasiswa, dirinya iseng mendatangi posko KKN yang tak jauh dari rumahnya. 

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Ia pikir rombongan mahasiswa itu sudah tidur pulas. Namun, ia melihat keramaian; beberapa dari mereka masih khusyu menghadap laptop masing-masing.

“Mereka siang penuh agenda. Malamnya masih ada yang nugas, ngerjain laporan, malah katanya ada yang lagi ngerjain freelance buat nambah uang saku,” kisahnya.

Hari-hari dengan mie instan

Yang Edi baru ketahui, kelompok mahasiswa tersebut memang berasal dari berbagai latar belakang. Terdapat mahasiswa semester enam, mahasiswa tua juga ada; ada yang kaya, dan yang pas-pasan lebih banyak.

Makanya, beberapa dari mereka tak cuma mengerjakan laporan kampus. Ada juga yang masih work from anywhere, kerja dari mana saja, “karena kalau nggak kerja katanya nggak dapat duit”, kata Edi.

Lebih dari itu, ketika memasuki dapur posko, tak ada hal lain yang ia temukan selain beras dan mie. Tentunya ini memukul pemahamannya selama ini yang selalu berpikir kalau mahasiswa itu hidup dalam gelimang duit.

“Tapi buat makan aja ternyata hari-hari mereka makan mie,” ungkapnya.

Iklan

Edi sendiri sebenarnya pernah menawari bantuan. Misalnya, apakah mungkin mereka mendapatkan bantuan bahan pangan dari warga. Dan, jawaban dan dia terima cukup bikin haru.

“‘Nggak boleh, Pak. Karena kami kesini buat membantu warga, buat meminta bantuan’,” kata Edi, mengulang penjelasan mahasiswa KKN itu.

Ada mahasiswa yang kerja sebagai driver ojol

Di pojok ruangan, Edi juga melihat jaket ojol tersampir. Bahkan kondisinya masih sedikit basah. Artinya, belum lama dipakai.

Ketika ia bertanya itu jaket milik siapa, Edi baru mengetahui kalau ada mahasiswa yang malam itu masih menyempatkan diri untuk narik penumpang ke kota.

“Katanya lumayan buat tambah-tambah uang selama di lokasi KKN,” ujarnya.

Jujur saja, Edi hanya bisa mengelus dada dengan apa yang ia temukan malam itu. Ternyata, di balik kegiatan KKN yang selama ini terlihat menyenangkan, ada mahasiswa yang kelimpungan.

Bahkan, untuk memenuhi kebutuhannya sendiri saja kesulitan. Namun, kini ia dituntut dengan beban ganda: mikirin masalah warga desa.

“Gara-gara kejadian malam itu, kalau ada mahasiswa KKN yang penempatan di lingkungan saya, bakal saya sambut sehangat mungkin. Kalau bisa kami kasih posko yang nyaman. Setidaknya itu membantu.”

Baca halaman selanjutnya…

Sudut pandang mahasiswa: “uang saku dari kampus cuma 50 ribu, dituntut banyak.”

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 11 Juli 2025 oleh

Tags: KKNkkn kebangsaanmahasiswa kknpilihan redaksiprogram kuliah kerja nyata
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO
Catatan

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.