Tak sanggup beritahu ibu, takut ia sedih
Pada akhirnya, waluh kukus buatan ibu Ainay masih terisi penuh satu ember hingga kegiatan mengaji selesai pukul 21.00 WIB. Dengan perasaan sedih yang masih berkecamuk, Ainay memutuskan untuk membawanya pulang ke rumah.
Namun di tengah jalan, ia memikirkan lagi bagaimana perasaan ibunya nanti. Karena tak ingin ibunya sedih, Ainay pun memakan seluruh waluh kukus itu sendirian di samping langgar tempatnya mengaji. Meski sebenarnya tak sanggup menghabiskan, Ainay tetap memaksanya.
“Aku makan terus sebanyak-banyaknya. Aku merasa perutku waktu itu penuh banget, kayak mau meledak tapi aku nggak peduli. Pokoknya harus makan, kalau bisa sampai habis,” ucapnya.
Sebetelunya, saat kecil Ainay sudah terbiasa diolok-olok oleh temannya. Dia dikatai punya penyakit cacingan hanya karena tubuhnya kurus dan kecil. Namun, kalau sudah menyangkut ibunya, ia jadi tak tega.
Setelah berhasil menghabiskan sebagian waluh kukusnya, Ainay pun pulang dengan satu ember di tangan. Ia pun lari terbirit-birit saat melewati rute jalanan gelap karena takut. Eh, tidak tahunya ia malah tersandung di samping selokan yang dikelilingi banyak pohon pisang.
Alhasil, waluh kukus yang tadinya masih tersisa setengah tak sengaja jatuh berceceran di tanah. Karena tak ada lampu yang menerangi, Ainay hanya bisa meraba tanah dengan tangan kecilnya.
“Aku mencari waluh kukusku. Saat terasa di tangan, aku lalu melemparnya ke selokan untuk menghilangkan jejak sambil nangis sesenggukan. Aku sampai muntah-muntah, mengeluarkan waluh kukus yang kupaksakan masuk ke perut tadi,” tutur Ainay.
Bohongi ibu berkali-kali sampai memendam trauma
Kejadian tersandung dan muntah-muntah tadi mengubah penampilan Ainay jadi tak karuan. Namun setibanya di rumah, anak kelas 4 SD itu hanya bisa mengkatakan kalau dia habis terjatuh. Ibunya pun percaya saja dan langsung teringat dengan waluh kukusnya.
“Siapa aja tadi yang makan waluh kukusnya kok sampai habis?” tanya ibunya dengan sumringah.
Jawaban itu mengharuskan Ainay untuk berbohong. Ia sebutkan saja nama teman-temannya tadi yang ada di langgar. Mendengar hal itu, ibunya langsung bersyukur dan tampak gembira. Namun, sejak kejadian tersebut Ainay jadi tak ingin makan waluh kukus lagi.
Kisah Ainay tersebut pernah diangkat di platform X (dulu Twitter) oleh akun @ainayed dan sempat viral pada tahun 2021. Kini, kisah nyata itu bakal diangkat menjadi film oleh rumah produksi Falcon Pictures dengan judul “Waluh Kukus”.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchammad Aly Reza
BACA JUGA: Pertama Kali Dapat Gaji dari Perusahaan di Jakarta, Langsung Belikan Ibu Elektronik Termahal di Hartono agar Warung Kopinya Laris atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan












