Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Bukan Calo, Tukang Gendam Adalah Ancaman Paling Mengerikan di Terminal Bungurasih Surabaya

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
14 Maret 2024
A A
Ancaman Mengerikan di Bungurasih, Surabaya MOJOK.CO bus eka, sidoarjo

Ilustrasi - Ancaman paling mengerikan di Terminal Bungurasih. (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Terminal Bungurasih merupakan salah satu titik vital di Surabaya-Sidoarjo, Jawa Timur. Di sanalah tempat persingungan para perantau yang mengundi nasib di Surabaya dan sekitarnya. Namun, Terminal Bungurasih ternyata menyimpan momok mengerikan, yakni keberadaan tukang gendam.

***

Saat tersadar, rasanya seperti orang ketiduran dalam posisi yang tak jenak: sedikit pening dan agak kaget karena sebelumnya memang tak berencana tidur. Kira-kira seperti itulah yang Nisa (26) rasakan sesaat setelah menjadi korban gendam.

Nisa adalah teman sekelas saya semasa kuliah di UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA). Perempuan asal Blora, Jawa Tengah itu pernah menjadi korban kejamnya tukang gendam di Terminal Bungurasih.

Untuk informasi, tukang gendam adalah seseorang dengan kemampuan hipnotis yang digunakan untuk merampok orang lain. Di Terminal Bungurasih, tukang gendam sudah berkeliaran sejak bertahun-tahun yang lalu.

Itulah kenapa saat saya hendak berangkat ke Surabaya pertama kali untuk kuliah, bapak saya yang sudah hafal seluk-beluk Terminal Bungurasih mewanti-wanti agar saya berhati-hati jika tiba-tiba ada orang tak saya kenal mendekat dan mengiba-iba.

Karena memang begitulan modus dari si tukang gendam; mendekati calon korban dengan memelas. Setelah si korban lengah, maka ia akan berulah.

Saat sadar dompet sudah hilang

Peristiwa nahas tersebut Nisa alami pada 2018 silam, tahun kedua masa kuliahnya di Surabaya.

Sesaat setelah turun dari bus, Nisa biasanya akan melipir ke musala Terminal Bungurasih. Bagi Nisa, itu adalah ruang paling aman karena memang menjadi tempat peristirahatan banyak orang.

Bahkan, ada juga orang yang tak takut tiduran dengan tas di sisinya. Dengan kata lain, kasus kejahatan tentu tak akan menyasar musala tersebut.

Namun, sial bagi Nisa pada suatu malam di tahun 2018 itu. Dari bus, Nisa justru duduk di sudut agak gelap dan sepi di dekat papan tulisan “Terminal Bungurasih” untuk menghubungi teman yang akan menjemputnya.

“Samar-samar aku lihat ada yang mendekat. Otakku sempat merespon kalau itu bahaya. Tapi pas aku mau pindah, aku sudah nggak sadar lagi,” ujar Nisa menceritakan ulang kisah nahasnya tersebut, Kamis, (14/3/2024) pagi WIB.

Nisa sempat agak linglung. Saat kesedarannya sudah kembali total, barulah ia tahu kalau dompetnya sudah raib.

“HP masih aman. Tapi dompet ilang. Isinya KTP dan uang Rp500 ribu,” ungkap Nisa.

Iklan

Sejak saat itu, Nisa selalu was-was tiap kali turun dari bus di Terminal Bungurasih, Surabaya. Lebih-lebih, di Terminal Bungurasih penumpang yang turun dari bus akan langsung diserbu banyak orang. Mulai dari tukang ojek hingga calo.

“Dari banyaknya orang-orang itu kan aku nggak tahu apakah ada yang tukang gendam atau nggak,” tutur Nisa.

Terlebih lagi, di tahun 2018, di Facebook sempat ramai info-info seputar sosok tukang gendam yang sering berseliweran, tidak hanya di Terminal Bunguarasih, tapi juga menyasar tempat-tempat ramai lain di Surabaya.

Modus tukang gendam Terminal Bungurasih Surabaya

Saya sendiri beberapa kali nyaris menjadi korban gendam. Namun beruntungnya, beberapa kali itu pula saya selamat.

“Modusnya biasanya mepet-mepet terus sok-sok minta bantuan,” begitulah kisi-kisi yang saya pegang tentang tukang gendam di Terminal Bungurasih dari bapak saya.

Setiap habis pulang kampung dari Rembang, Jawa Tengah, saya biasanya akan dijemput oleh seorang teman. Hanya saja memang sering kali saya harus menunggu terlebih dulu.

Nah, di momen-momen menunggu itu, beberapa kali ada seorang bapak-bapak yang mendekat.

“Mas, minta tolong, saya habis kerampokan. Saya mau pulang ke (nyebut nama kota di Jawa Timur). Minta Rp50 ribu saja nanti saya ganti, saya transfer di rekening.” Begitulah kira-kira yang mereka ucapkan kepada saya.

Kalau kata bapak saya, sepersekian detik saat saya membongkar tas untuk mengambil dompet (seandainya saya iba), akan si pelaku manfaatkan untuk menghilangkan kesadaran saya. Entah lewat sentuhan atau entah dengan cara lain yang bersifat mistis.

Setelah saya tidak sadar, maka ia akan beraksi dengan mengambil dompet dan barang-barang berharga yang saya bawa. Tapi itu hanya satu dari sekian modus atau trik saja. Tentunya masih ada modus atau trik-trik yang lain.

Karena berbekal kisi-kisi dari bapak, saya tak pernah sampai langsung merogohkan dompet untuk memberinya uang. Satu sisi sebenarnya saya merasa agak sangsi. Karena dengan begitu, saya harus menaruh rasa curiga ke orang-orang yang mungkin saja sebenarnya memang butuh uluran tangan. Tapi di Terminal Bungurasih, kemungkinan buruk biasanya lebih besar ketimbang kemungkinan baiknya.

Tukang gendam lebih mengerikan ketimbang calo

Jika melihat kasus di atas, maka calo di Terminal Bungurasih, Surabaya sebenarnya tak jahat-jahat amat ketimbang tukang gendam yang berkeliaran.

Bahwa calo di Bungurasih mencekik calon penumpang dengan harga tinggi memang iya. Tapi masih lebih mending ketimbang jika harus kehilangan uang sedompet.

Bahkan, menurut Azhar (25), calo Terminal Bungurasih masih lebih baik jika perbandingannya adalah calo di terminal lain seperti Terminal Terboyo, Semarang.

Saya sempat bercerita pada Azhar bahwa saya pernah menghadapi betapa gilanya calo di Terminal Terboyo, Semarang pada Minggu, (25/2/2024) lalu, dalam perjalanan dari Rembang ke Jogja.

Pada saat itu, setelah membayar dua kali lipat dari harga normal, alih-alih mengantarkan ke bus jurusan Jogja, si calo malah mau melempar saya ke bus jurusan Pekalongan. Beruntung saja saya tak sebodoh yang mereka kira.

“Ini sepengelamanku (dengan calo Terminal Bungurasih) ya. Aku tetap diantar ke bus jurusan Jogja, Patas. Kalau kamu sampai mau dititipin bus ke Cilacap, wah, edan itu,” ujar Azhar.

Hanya saja, dalam kurun beberapa tahun terakhir, berita-berita seputar tukang gendam di Terminal Bungurasih jauh berkurang ketimbang yang dulu-dulu.

Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA: Ironi Perpustakaan UINSA Surabaya: Kasus Kemalingan Uang Seolah Jadi Hal Biasa, Pas Lapor Malah Disalahkan

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 14 Maret 2024 oleh

Tags: caloJawa Timurpilihan redaksiSurabayaTerminal Bungurasih
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO
Ragam

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.