Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

3 Alasan Surabaya Timur Tak Aman Buat Ngekos, Mahasiswa ITS dan UNAIR Surabaya Dibikin Kapok

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
15 Juli 2024
A A
Nestapa Para Perantau di Kawasan Gubeng Surabaya: Bertahan di Kos Kumuh, Berdamai dengan Bau Busuk dan Segala Kehororannya.MOJOK.CO

Ilustrasi Nestapa Para Perantau di Kawasan Gubeng Surabaya: Bertahan di Kos Kumuh, Berdamai dengan Bau Busuk dan Segala Kehororannya (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Sejumlah pengalaman buruk dialami mahasiswa ITS dan UNAIR Surabaya yang tinggal di Surabaya Timur. Kebanyakan bersinggungan dengan hal-hal berbau kriminalitas. Pengalaman itu juga yang membuat mereka kapok ngekos di kawasan itu

***

Kawasan Surabaya Timur menjadi area yang ditinggali banyak mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. Maklum saja, sejumlah PTN besar dan kampus swasta tersebar di kawasan ini.

Sebut saja Universitas Airlangga (UNAIR), yang berada di Kecamatan Gubeng. Selain itu, ada pula Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di Kecamatan Sukolilo. Hingga Universitas Muhammadiyah Surabaya yang terletak di Kecamatan Mulyorejo.

Ketimbang wilayah Surabaya bagian Pusat, Utara, Barat, dan Selatan, kawasan Surabaya Timur adalah yang paling luas. Sayangnya, kawasan yang terbagi atas tujuh kecamatan ini menjadi saksi banyaknya kenangan buruk yang dialami mahasiswa di sana.

Surabaya Timur, permukiman mahasiswa yang “kurang hidup” 

Ada puluhan ribu mahasiswa yang ngekos di kawasan Surabaya Timur. Sayangnya, sebagai sebuah kawasan permukiman mahasiswa, wilayah ini terkesan “kurang hidup”.

Hal tersebut diungkapkan oleh Reza (25), pekerja asal Rembang yang pernah 7 tahun tinggal di Surabaya. Menurutnya, tempat tinggalnya di Surabaya Selatan kala itu, jauh lebih hidup ketimbang kawasan Timur.

“Meskipun ada beberapa tempat yang dicap ‘kumuh’ oleh sebagian orang, Surabaya Selatan jauh lebih hidup. Sebab, di sana banyak tempat hiburan seperti mal dan dekat juga dengan pusat kota,” kata Reza saat diwawancarai Mojok, Senin (15/7/2024).

“Sementara Surabaya Timur, ada banyak kampus tapi wilayahnya sepi. Sulit mencari tempat hiburan. Bahkan, kebanyakan mahasiswa di sana kalau mencari hiburan larinya ke Selatan,” imbuhnya.

Karena situasi sepi itu juga, Reza mengaku cukup was-was saat bepergian ke Surabaya Timur. Apalagi kalau di malam hari. Sebab, dari cerita teman-temannya, banyak yang pernah mengalami tindak kejahatan seperti pembegalan di sana.

Belum lagi kalau ada berita-berita soal curanmor dan gangster (mirip-mirip Klitih Jogja), seringnya aksi itu terjadi di Surabaya Timur.

Dua kali kemalingan motor

Bicara soal aksi curanmor di Surabaya Timur, pengalaman tersebut pernah dialami Fina (25), alumnus mahasiswa ITS. Bahkan, tak cuma sekali, tapi perempuan tersebut pernah kecolongan motor sebanyak dua kali.

Kejadian pertama ia alami 2018 lalu, saat menjadi mahasiswa baru. Sementara kejadian kedua terjadi sekitar pertengahan 2022, menjelang dia lulus ITS.

“Aku dulu di ngontrak di sekitaran Sukolilo. Total berlima dengan anak-anak satu jurusan di ITS,” kenang perempuan asal Jawa Barat ini, Senin (15/7/2024).

Iklan

“Sebenarnya cowokku udah ngingetin suruh cari kos-kosan yang menyatu aja sama permukiman karena lebih aman. Tapi pertimbangan ingin lebih ada privasi, kami memilih kontrakan yang rada jauh dengan warga. Dan itu bikin aku nyesel banget,” ungka mahasiswa ITS Surabaya ini.

Baru dua bulan tinggal di Surabaya Timur, kehilangan motor jelas bikin dia shock. Apalagi ia mengaku kalau itu adalah motor baru. Akibat kejadian itu pula, ia dan teman-temannya memilih pindah kos sesuai dengan rekomendasi sang pacar.

Meskipun lokasinya agak jauh dengan kampusnya, kos baru Fina cenderung lebih aman. Lokasinya menyatu dengan pemukiman warga dan ada CCTV di parkiran. 

Tiga tahun lebih tinggal di sana memang tak terjadi apa-apa. Sayangnya, di tahun keempat, tepatnya 2022 lalu, ia kembali kehilangan motor di kosnya.

“Apa coba yang bikin kesel? Udah pindah ke tempat yang aman tetep kecolongan. Sempat melapor ke polisi tapi ya sampai sekarang nggak ada kabar.

Hampir terbunuh di depan kampus

Pengalaman lebih traumatis bahkan pernah dialami Febri (23), mahasiswa UNAIR Surabaya yang kini sudah memasuki semester akhir. 

Sebenarnya Febri tak ngekos di Surabaya Timur. Mahasiswa asal Sidoarjo ini tinggal di rumah saudaranya yang berlokasi di Surabaya Pusat. 

Kebetulan saja, kejadian tak mengenakkan itu ia alami saat mengunjungi kos-kosan temannya di kawasan Tegal Mulyorejo Baru (TMB), kampung depan ITS.

“Itu kejadiannya malam-malam. Aku lagi menepi nelpon temenku suruh shareloc kos-kosannya. Eh, tiba-tiba ada orang boncengan datang minta aku nyerahin HP, tas, sama motor,” ungkapnya, mengingat kejadian setahun silam.

Dalam posisi itu, Febri hanya nge-freeze, sebab dua pelaku perampokan itu membawa senjata tajam. Mau tak mau, Febri menyerahkan barang-barangnya sambil menangis.

Namun, entah dari mana datangnya, tiba-tiba keberaniannya muncul. Febri memutuskan untuk berteriak yang bikin orang-orang sekitar menyaksikan aksi perampokan tersebut.

“Mungkin mereka juga kaget, jadi pisaunya dilayangkan ke aku. Untung kena dagu, cuma beberapa senti dari leher,” ujar mahasiswa UNAIR Surabaya ini. “Mereka gagal ambil motor, tapi berhasil bawa laptop sama HP.”

Kejadian itu bikin Febri trauma. Ia jadi takut keluar malam. Saat siang pun, sampai saat ini Febri mengaku pergi kemana-mana harus ditemani. Apalagi, dia jadi sering memantau e100 (salah satu kanal berita lokal) yang makin kesini semakin kerap memberitakan info curanmor di Surabaya Timur.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA Kerasnya Hidup Perantau di Wonocolo Surabaya, Banyak yang Sulit Makan di Kos Kumuh Tengah Gang Sempit

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 16 Juli 2024 oleh

Tags: ITSJawa Timurmahasiswa surabayaSurabayasurabaya timurunair
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Job fair untuk penyandang disabilitas di Surabaya buka ratusan lowongan kerja, dikawal sampai tanda tangan kontrak MOJOK.CO
Aktual

Menutup Bayangan Nganggur bagi Disabilitas Surabaya: Diberi Pelatihan, Dikawal hingga Tanda Tangan Kontrak Kerja

26 November 2025
Belikan ibu elektronik termahal di Hartono Surabaya dengan tabungan gaji Jakarta. MOJOK.CO
Liputan

Pertama Kali Dapat Gaji dari Perusahaan di Jakarta, Langsung Belikan Ibu Elektronik Termahal di Hartono agar Warung Kopinya Laris

11 November 2025
Rela Patungan demi Ikut Kompetisi Futsal di Jogja, UBAYA Berikan Penampilan Terbaik meski Harus Menerima Kenyataan Pahit MOJOK.CO
Ragam

Rela Patungan demi Ikut Kompetisi Futsal di Jogja, UBAYA Berikan Penampilan Terbaik meski Harus Menerima Kenyataan Pahit

10 November 2025
Wisudawati jual harta berharga untuk kuliah di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya), sempat ditolak di PTN. MOJOK.CO
Kampus

Uang Habis untuk Biaya Pengobatan Ibu sampai Jual Harta Berharga agar Bisa Kuliah, Kini Jadi Wisudawati dengan Segudang Prestasi

27 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.