Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Sound Horeg bakal Dapat Hak Cipta karena Dianggap Karya Anak Bangsa, Bisa Jadi Pedang Bermata Dua

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
28 April 2025
A A
Pedang bermata dua jika sound horeg mendapat HAKI MOJOK.CO

Ilustrasi - Pedang bermata dua jika sound horeg mendapat HAKI. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Gagasan agak kontroversial dilontarkan oleh Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum (Kemenkum) Jawa Timur, yakni memeberikan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) terhadap sound horeg.

Sound horeg adalah karya anak bangsa

Kepala Kanwil Kemenkum Jatim, Haris Sukamto menyebut bahwa sound horeg merupakan karya dan ide anak bangsa. Jika ditilik, peminatnya pun besar di sejumlah wilayah di Jawa Timur.

Oleh karena itu, Haris menyebut pemerintah perlu memberinya apresiasi. Dalam hal ini memberikan HAKI.

Gagasan itu disangsikan oleh beberapa orang. Menimbang, selama ini sound horeg dianggap menganggu kenyamanan.

Selain menimbulkan kebisingan, decibel suara sound horeg kerap kali merusak fasad-fasad—seperti rumah—di lingkungan masyarakat.

“Jadi kalau ini nantinya mengganggu dan sebagainya, mengganggu kenyamanan, mengganggu ketertiban umum, ya nanti tinggal kita bina saja,” begitulah tanggapan Haris dalam keterangan tertulisnya.
“Kalau orang siapapun melarang untuk mewujudkan sebuah ide, itu nggak bisa. Kita apresiasi, kita bina, kita arahkan mana yang terbaik supaya masyarakat juga mendengarkannya juga enak. Jadi horeg-nya dapat, tapi di telinga juga enak,” sambungnya.

Pedang bermata dua jika sound horeg dapat HAKI

Sementara itu, dosen Kajian Media dan Budaya Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Radius Setyawan menilai, memberikan HAKI pada sound horeg bisa menjadi pedang bermata dua.

Mengingat, salah satu keresahan masyarakat terhadap sound horeg adalah volume suaranya yang kelewat keras dan bahkan melewati ambang batas aman pendengaran. Apalagi di lingkungan padat penduduk, hal itu tentu sangat menganggu.

“Bukan berarti sound horeg sepenuhnya negatif. Sebagai ekspresi budaya populer, ia tetap punya nilai artistik dan potensi kreatif,” tutur Radius dalam keterangan tertulisnya.

“Tapi ketika tidak dibarengi dengan edukasi, regulasi, dan sensitivitas sosial, ia bisa menjadi bentuk gangguan sosial alih-alih sarana hiburan,” imbuhnya.

Sosiologi suara

Dalam konteks sosiologi suara, lanjut Radius, suara yang keras bisa mencerminkan pembagian kelas sosial atau nilai-nilai budaya tertentu.

Contohnya soal kelas sosial dan ruang publik. Biasanya, sound horeg sering diputar di acara-acara terbuka atau di lingkungan yang lebih muda.

“Musik keras ini, dalam sosiologi suara, bisa dipandang sebagai bentuk identitas sosial bagi kelompok tertentu, sementara orang lain, terutama yang lebih tua atau konservatif, menganggapnya sebagai gangguan sosial,” jelas Radius.

Sedangkan bagi masyarakat urban yang padat, suara menggelegar dari petunjukan musik itu bisa menciptakan perbedaan pengalaman ruang antar-kelompok. Karena di satu sisi ada kelompok yang menikmati musik tersebut, sementara di sisi lain ada kelompok yang merasa terisolasi atau terganggu oleh kebisingan tersebut.

Iklan

Harus ada regulasi yang jelas

Radius tak menampik bahwa sound horeg menjadi saluran identitas budaya anak muda, sekaligus contoh bagaimana suara bisa mencerminkan perubahan sosial, serta bagaimana budaya baru berkembang dalam menghadapi modernisasi dan globalisasi.

Pasalnya, pertunjukan musik menggelegar itu berhasil menggabungkan elemen-elemen musik tradisional dengan teknologi dan gaya hidup kontemporer.

Akan tetapi, jika harus mendapat HAKI, Radius menyarankan agar pihak berwenang melakukan peninjauan lebih cermat terlebih dulu. Terutama sekali, sebelum mengeksekusinya, pihak berwenang harus menyiapkan regulasi yang jelas karena ini kaitannya dengan ketertiban dan kenyamanan publik.

“Jika tidak dikelola dengan baik, perlindungan HAKI bisa mengarah pada monopoli dan menghambat perkembangan karya-karya baru yang terinspirasi dari sound horeg itu sendiri,” tambahnya.

“Maka regulasi yang adil dan transparan diperlukan untuk memastikan bahwa langkah ini tidak merugikan keberagaman budaya dan kreativitas lokal,” pungkasnya.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Karnaval Sound Horeg Dicap Mengganggu karena Bising, Tapi di Blitar Jadi Sarana Bantu Anak Yatim atau liputan Muchamad Aly Reza lainnya di rubrik Liputan

 

Terakhir diperbarui pada 28 April 2025 oleh

Tags: jatimJawa Timursound horeg
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

12 Hari Belajar Bahagia di Perkebunan Kalijompo Jember MOJOK.CO
Esai

12 Hari Tinggal di Perkebunan Kalijompo Jember, Belajar Menjadi Manusia yang Selalu Bersyukur dan Merasa Cukup meski Keterbatasan Ada di Depan Mata

29 September 2025
Jadi manusia paling apes dan ironis: Punya kakak PSHT fanatik dan bapak kru sound horeg sampai batin tertekan MOJOK.CO
Ragam

Nasib Jadi Manusia Paling Apes dan Ironis: Punya Kakak Fanatik PSHT dan Bapak Kru Karnaval Sound Horeg, Hari-hari Batin Tersiksa

15 Agustus 2025
Fokus kerja dan tak ikut karnavan sound horeg, dilabrak hingga didenda MOJOK.CO
Ragam

Tak Ikut Latihan Karnaval Sound Horeg karena Fokus Kerja dan Hidup Damai bareng Keluarga: Berujung Dilabrak, Didenda, hingga Dikucilkan di Desa

1 Agustus 2025
Kota Malang tak cocok untuk slow living. MOJOK.CO
Ragam

Sisi Suram Kota Malang yang Membuatnya Red Flag Disinggahi untuk Healing, apalagi Tinggal

31 Juli 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.