Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Sesal Mahasiswa Perantau: Jarang Pulang dan Sok Sibuk sampai Abaikan Telepon Orangtua, Sekali Pulang hanya Tersisa Duka

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
10 Agustus 2025
A A
Sesal mahasiswa perantau: jarang pulang demi gelar sarjana PTN dan sok sibuk sampai abaikan telepon ibu, sekali pulang malah terima kabar duka MOJOK.CO

Ilustrasi - Sesal mahasiswa perantau: jarang pulang demi gelar sarjana PTN dan sok sibuk sampai abaikan telepon ibu, sekali pulang malah terima kabar duka. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Sibuk kejar pendidikan di PTN sampai lupa orangtua sudah tua

Begitulah kira-kira yang mengganggu pikiran Urwa kemudian: sibuk kejar pendidikan di perantauan, sampai lupa kalau orangtua di rumah sudah tua dan butuh ditemani anak-anaknya.

Pukul 03.00 dini hari pada suatu hari di bulan Juni 2023, telepon Urwa berdering berulang-ulang. Nomor yang masuk adalah nomor kakaknya. Saat mengangkat telepon tersebut dengan setengah mengantuk, Urwa hanya terdiam dan nyaris pingsan. Sang kakak mengabarkan kalau ibunya sudah “berpulang”.

Urwa sebenarnya sudah dikabari kalau beberapa hari terakhir sebelum meninggal, sang ibu sudah jatuh sakit. Kabar itu sebenarnya sudah membuat Urwa terpukul karena tak bisa ikut merawat sang ibu lantaran terpisah jarak yang amat jauh. Makin terpukul lah dia ketika diberi kabar kalau sang ibu sudah mengembuskan napas terakhir.

“Dulu pas aku bilang aku mau lanjut S2 di PTN Surabaya, ibuku sempat agak keberatan. Menyarankan aku S2 di Aceh saja,” ungkap Urwa.

“Tapi sayang kan. Aku di Surabaya ada beasiswa. Walaupun bapak waktu itu menegaskan, kalau di Aceh nanti biar bapak yang biayai kalau memang nggak dapat biasiswa,” sambungnya.

Sepanjang 2017-2023, Urwa relatif hanya bertemu ibunya pada 2020. Sisanya lebih banyak dia habiskan di tanah rantau. Entah kenapa, situasi itu kerap membuatnya merasa menyesal memutuskan lanjut S2 di PTN Surabaya. Meski sebenarnya dia harus bersyukur juga karena mendapat beasiswa.

Urwa belum lama ini lulus dan memutuskan pulang ke Aceh. Ibunya sudah tiada. Sang kakak sudah berumah tangga sendiri. Sebagai anak bungsu, Urwa tak sampai hati membiarkan bapaknya kesepian.

Mahasiswa perantau, jarang pulang dan abaikan telepon ibu

Penyesalan serupa juga dialami oleh Ibrar (22), mahasiswa perantau tingkat akhir di sebuah PTN di Jogja.

Sejak semester 2, pemuda asal Pacitan, Jawa Timur itu memang sangat aktif di organisasi mahaiswa. Baik intra maupun ekstra.

“Saking sok sibuknya, biasanya kalau ibu kirim WhatsApp sore, bisa kubalas besoknya. Kalau nelepon juga jarang kuangkat,” ucap Ibrar.

Ibrar tahu, sebenarnya membalas pesan atau mengangkat telepon ibunya tak membutuhkan effort atau waktu yang banyak. Tapi entah kenapa dia merasa agak malas saja.

Tak hanya itu, Ibrar juga mengaku jarang pulang ke Pacitan, sekalipun tengah libur panjang dan ibunya berkali-kali menanyakan: “Kapan kamu pulang?”

“Dulu masih sering pulang pas semester 1. Sebulan sekali bahkan dua minggu sekali aku bisa pulang. Tapi setelah itu jarang sekali. Kalau pulang pun biasanya singkat, cuma dua hari-tiga hari terus balik lagi ke Jogja,” akunya.

Ibrar menyadari, tidak sepatutunya dia begitu. Karena dia sendiri masih mengandalkan biaya kiriman dari rumah untuk keperluan sehari-hari di perantauan. Orangtua hanya minta Ibrar pulang, apa beratnya?

Iklan

Abikan kabar duka demi diskusi berujung penyesalan

Suatu sore pada 2024 lalu, bapak Ibrar berkali-kali mencoba menelepon Ibrar menggunakan nomor sang ibu. Alih-alih diangkat, Ibrar justru mematikan paket data. Dia merasa risih karena saat itu sedang ada diskusi—walaupun sebenarnya hanya diskusi tongkrongan.

“Lalu ada telepon lagi dari nomor saudara. Nggak kuangkat lagi. Terus saudaraku itu kirim pesan. Aku awalnya mau mengabaikan. Tapi di notif terbaca pesan singkat yang menusuk. Bunyinya, ibumu sudah nggak ada,” beber Ibrar.

Ibrar sempat mematung sangat lama. Lalu dadanya terasa sesak, kepalanya terasa pening, dan matanya terasa sangat panas sebelum akhirnya meluncurkan tangis.

“Sore itu juga aku langsung pulang ke rumah. Sepanjang jalan naik motor ke Pacitan, aku berharap apa yang terjadi itu cuma mimpi buruk. Tapi sampai aku tiba di rumah, ternyata aku nggak terbangun. Artinya kenyataan, bukan mimpi,” tutur Ibrar.

Usai pemakaman sang ibu, bapaknya sama sekali tak mengajak Ibrar berbicara. Dingin saja (sampai sekarang pun rasanya masih dingin). Lalu dia tahu dari saudaranya kalau bapaknya betul-betul marah karena bahkan di hari dukapun, Ibrar masih sulit dihubungi.

“Kamu itu sesibuk apa, to, kok sampai segitunya nggak mau jawab telepon?” Pertanyaan itu juga dilontarkan saudaranya dengan raut wajah dan nada amat kesal.

Ibrar hanya bisa merutuki dirinya sendiri, hingga saat ini. Ibrar masih tenggelam dalam penyesalan dan rasa bersalah, entah sampai kapan.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Mahasiswa Universitas Negeri Rela Bohongi Ibu, Ngaku Sudah Sarjana padahal DO demi Fokus Kerja Bantu Hidupi Keluarga atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

 

 

 

 

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 11 Agustus 2025 oleh

Tags: kuliahMahasiswamahasiswa ptnperantaupilihan redaksiPTNptn di jogjaptn di surabayasarjana
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO
Ragam

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.