Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Orang Jatim Pertama Kali ke Magelang, Langsung Tak Bisa Lupakan Cara Warga Bersikap ke Pendatang karena “Tak Umum”

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
18 September 2025
A A
Pertama kali ke Kaliangkrik Magelang (Nepal van Java), tak bisa lupa sikap warganya MOJOK.CO

Ilustrasi - Pertama kali ke Kaliangkrik Magelang (Nepal van Java), tak bisa lupa sikap warganya. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Tahun 2020 menjadi kali pertama Dipta ke Magelang, Jawa Tengah. Pengalaman itu memberi kesan berbeda bagi pemuda Jawa Timur itu. Sikap warga Magelang—terutama di Nepal van Java Kaliangkrik—benar-benar tidak bisa Dipta lupakan.

***

Di tengah masa pandemi Covid-19, Dipta justru sedang gencar-gencarnya mendaki gunung. Jauh sebelumnya, Dipta sebenarnya sudah kerap mendaki gunung, tentunya yang berlokasi di Jawa Timur.

Maka, baginya, kurang lengkap rasanya jika belum mendaki gunung-gunung di Jawa Tengah. Sebab, konon, gunung di Jawa Tengah memiliki panorama yang mempesona. Sebut saja Sindoro, Sumbing, Merbabu, Prau, hingga Slamet.

Pada pertengahan 2020 itu, Dipta dan satu temannya menuju Gunung Sumbing. Mereka memilih jalur Kaliangkrik yang selama ini dikenal sebagai Nepal van Java: karena menyajikan lanskap permukimam warga di lereng gunung, mirip seperi di Nepal.

Tertatih menuruni Gunung Sumbing, kaget dengan belas kasih warga Magelang

Mendaki Gunung Sumbing via Kaliangkrik sebenarnya dibantu memangkas banyak waktu dalam perjalanan dari basecamp menuju Pos 1. Pasalnya, ada jasa ojek gunung yang bisa mengantarkan pendaki hingga Pos 1.

Tidak hanya saat mulai treking. Saat turun pun demikian. Dari Pos 1, pendaki bisa memakai jasa ojek untuk dibonceng hingga basecamp. Opsi ini bisa dipilih dengan membeli paket naik-turun sekaligus.

Saat itu, Dipta tidak membeli paket tersebut. Dia hanya menggunakan jasa naik saja. Bayangannya, untuk turun jauh lebih enteng.

“Padahal, dalam kamus pendaki, turun itu justru lebih berat. Karena kaki jadi penyangga utama,” ungkap Dipta, Selasa (16/9/2025).

Benar saja. Dipta susah payah menuruni medan dengan kaki gemetar. Dengkulnya juga terasa linu sekali. Sampai dia harus berjalan miring.

Langkah Dipta makin tertaih selepas dari Pos 1. Sementara untuk menuju basecamp masih jauh. Di momen itu, tiba-tiba ada seorang tukang ojek—warga Kaliangkrik Magelang—yang menawari boncengan. “Nggak usah bayar, Mas. Nggak apa-apa. Kasihan saya lihat masnya,” ujar si tukang ojek.

Tak pelak itu membuat Dipta dan temannya kaget. Mereka terkesan, begitu ramah dan tulusnya warga setempat. Sesuatu yang katanya jarang mereka jumpai di Jawa Timur.

Nyapa siapa saja responsnya menyenangkan

Dipta langsung rasan-rasan dengan temannya. Kok bisa ya orang-orang sini—Kaliangkrik Magelang—seramah itu pada pendatang.

Alhasil, mereka pun iseng. Mereka sengaja turun dari Nepal van Java itu dengan memacu motor agak pelan. Sembari menikmati udara sejuk yang mengusap tubuh mereka.

Iklan

“Hampir setiap orang yang kami temui, misalnya petani yang baru mau pulang dari ladang, kami sapa. Dan respons mereka bener-bener menyenangkan,” ujar Dipta.

Warga setempat selalu merespons dengan sapaan balik. Tak hanya itu, nyaris setiap orang yang mereka sapa memberi imbal balik berupa senyum tulus. Maknyes di hati Dipta. Karena tidak setiap daerah di Jawa Timur bisa memberikan suasana serupa.

Pengalaman pertama ke Magelang itu benar-benar tidak terlupakan bagi Dipta dan temannya. Mereka memang belum pernah lagi singgah ke Magelang setelahnya. Namun, mereka punya keinginan kuat untuk kembali ke sana. Kesan ramah dan tulusnya masih terasa membekas.

Jatuh cinta dengan kehidupan bertetangga di Magelang

Jika Dipta dan temannya hanya sepintas, maka beda cerita dengan Syakira (27). Dia asli Jawa Timur. Tapi “kecantol” dengan pemuda Magelang sejak masa-masa kuliah di sebuah kampus di Jogja.

Tahun lalu mereka resmi menikah. Syakira dan suaminya sebenarnya negkos di Jogja. Akan tetapi, hampir setiap dua pekan sekali Syakira diajak pulang suami ke Magelang.

“Aku mulai ngerasa nyaman itu ya sejak pacaran. Kan dikenalkan ke keluarga di Magelang. Lalu pas di pernikahan juga terasa guyubnya,” ungkap Syakira.

Kini setelah menjadikan Magelang sebagai salah satu tempat pulang, Syakira makin merasa betah dengan suasana di sana.

Dia akhirnya merasakan betapa antartetangga memiliki hubungan yang hangat. Tidak ada kesan individualistik sebagaimana yang dia rasakan di lingkungannya di Jawa Timur. Itu membuatnya begitu jatuh cinta Magelang.

Jujukan slow living

Merujuk data dari Tim Jurnalisme Data Harian Kompas (Kompas.id) Desember 2024, Magelang (baik kabupaten maupun kota) memang menjadi salah satu daerah yang dianggap paling ideal untuk gaya hidup tenang (slow living) atau jujukan untuk pensiun.

Magelang tidak sendiri. Ia diikuti daerah lain di Kawasan Kedu Raya seperti Kabupaten Purworejo, Temanggung, Wonosobo. Kedu Raya menempati urutan pertama kota ideal dengan skor tertinggi 70,7, diikuti Tasikmalaya Raya (67,2) dan Banyumas Raya (63,3).

Selain itu, berdasarkan hasil survei Pemerintah Kota Magelang melalui Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Disominsta) 2024, indeks kebahagiaan penduduk Kota Magelang di tahun 2024 mencapai angka 79,99. Indeks kebahagiaan laki-laki sebesar 81,32, lebih tinggi dibandingkan perempuan yang hanya berada pada indeks 78,65.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Di Balik Hiruk-Pikuk Wisata Candi Borobudur Magelang: Wisatawan Bersenang-senang, Warga Setempat Hidup dalam “Kepiluan” atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

 

 

           

Terakhir diperbarui pada 18 September 2025 oleh

Tags: daerah untuk slow livinggunung sumbingkaliangkrikmagelangnepal van javaslow living di magelangwisata magelang
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

5 Hal yang Lumrah di Bekasi tapi Nggak Bisa Ditemukan di Muntilan Magelang
Pojokan

5 Hal yang Lumrah di Bekasi tapi Nggak Bisa Ditemukan di Muntilan Magelang

20 Oktober 2025
Pengunjung menikmati Borobudur Sunrise di Magelang. (Doc. InJourney)
Kilas

Pengalaman Wisatawan Menikmati Borobudur Sunrise, Datang dari Subuh untuk Melihat Rona Matahari Jingga

20 Oktober 2025
4 Hal Tidak Menyenangkan di Magelang buat Kapok Wisatawan
Pojokan

4 Hal Tidak Menyenangkan di Magelang buat Kapok Wisatawan

17 Oktober 2025
Muntilan Magelang Menjebak Pendatang, Menyesal Pindah ke Sini
Pojokan

Muntilan Magelang Menjebak Pendatang, Menyesal Pindah ke Sini

14 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Macam-macam POV orang yang kehilangan botol minum (tumbler) kalcer berharga ratusan ribu MOJOK.CO

Macam-macam POV Orang saat Kehilangan Tumbler, Tak Gampang Menerima karena Kalcer Butuh Dana

28 November 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.