Potensi Kabupaten Pacitan yang “berlebih”
Sebetulnya, Kabupaten Pacitan memiliki sumber daya alam yang melimpah, bahkan disebut sebagai “Kota 1001 Gua”. Dengan kata lain, daerah tersebut punya potensi sebagai tempat pariwisata yang dapat meningkatkan ekonomi warga.
Namun, menurut Vio, ada beberapa sumber daya alam yang belum terlalu diekspor. Belum lagi, infrastrukturnya yang kurang memadai, sehingga sulit untuk diakses.
“Kadang tempat-tempat yang indah di Pacitan itu sulit untuk dijangkau oleh kendaraan roda dua dan harus jalan kaki untuk mencapainya,” ujar Vio.
Selain itu, untuk mendapatkan perizinan alam sebagai destinasi wisata tidaklah mudah, mengingat prosedurnya yang panjang. Kadang kala, kata Vio, ada juga spot destinasi yang sudah dikelola oleh stakeholders setempat.
“Tapi memang butuh waktu untuk bisa mengelolanya sebagai sebuah destinasi yang besar,” ujarnya.
Alih-alih mengunjungi gua di Kabupaten Pacitan, Vio justru lebih nyaman berkunjung ke pantai. Apalagi, semasa Covid-19. Menurut dia, orang-orang masih takut atau ragu untuk masuk ke gua atau ruangan yang tertutup. Mangkanya, ia lebih suka berkunjung ke pantai.
Punya cerita sejarah dari tokoh-tokoh besar
Destinasi wisata di Kabupaten Pacitan sebetulnya tak kalah terkenal karena punya cerita sejarah dari orang-orang besar. Presiden Indonesia kedua, Soeharto, misalnya. Ia pernah mengunjungi Gua Kalak di Pacitan untuk bertapa.
Terlebih mereka terdiri dari kelompok sosial dengan etnisitas, agama, kesejahteraan dan tingkat kebersamaan yang tinggi. Dengan demikian, kelompok tersebut biasanya menuntut pembentukan pemerintah daerah sendiri.
Seorang juru kuci Gua Kalak, Tugiman (85), berujar Soeharto pernah bersemedi di tengah gua tersebut pada tahun 1972. Tugiman atau yang akrab dipanggil Manrejo menjelaskan saat itu Soeharto menghadap barat dan bersemedi selama satu malam.
“Pak Soekarno juga pernah ke sini, tapi tahun berapa kurang tahu,’’ ucapnya dikutip dari Jawapos.com pada Kamis (20/3/2025).
Selain wisata alam, Kabupaten Pacitan juga punya tempat wisata baru yakni Museum dan Galeri Seni SBY-Ani. Museum ini diresmikan langsung oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku Presiden Indonesia keenam pada Senin (17/8/2023).
Lokasinya tak jauh dari pusat Kota Pacitan karena berada tepat di tepi Jalan Lintas Selatan atau JLS Pacitan. Bangunannya pun terlihat unik karena mirip Gedung Putih (White House) di Amerika Serikat.
Di sana, pengunjung dapat melihat foto-foto SBY bersama mendiang istrinya, Ani Yudhoyono, serta perjalanan hidupnya saat menjadi presiden. Hanya ada satu ruangan yang mengisahkan hubungan Ani dan SBY mulai dari bertemu, menikah, mendampingi SBY, hingga saat-saat terakhirnya.
Oleh karena itu, museum itu disebut-sebut sebagai simbol kesetiaan SBY untuk mengenang kisah cintanya bersama Ani.
“Warga mungkin bisa membanggakan museum tersebut, apalagi di dunia politik,” ujar Vio.
Walaupun, dampaknya dari segi ekonomi belum terlihat signifikan.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Mengikuti Ritual di Goa Langse Gunungkidul, Tempat Semedi Jokowi hingga Anies Baswedan di Pantai Selatan atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.