Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Minta Tanda Tangan Imam di Bulan Ramadan, Kegiatan yang Pernah Dianggap Imam Masjid Merepotkan dan Membuang Waktu

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
28 Maret 2024
A A
Minta Tanda Tangan Imam di Ramadan itu Merepotkan MOJOK.CO

Ilustrasi - Minta tanda tangan imam setelah salat di bulan Ramadan (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Segerombolan anak-anak menyerbu mihrab ketika seorang imam baru sepersekian detik membalik badan. Anak-anak itu lantas menyodorkan buku masing-masing, meminta tanda tangan imam tersebut. Si imam tampak dengan senang hati meladeni anak-anak itu.

Entah setelah salat Tarawih atau salat Jumat, tapi begitulah pemandangan yang terekam dalam sebuah video yang banyak beredar di TikTok dan X belakangan ini. Narasinya tentu sudah ketebak, apalagi kalau bukan perihal kerinduan terhadap Ramadan di masa kanak-kanak yang sayangnya sudah jauh tertinggal di belakang.

Narasi tersebut pasti akan terus berulang di setiap momen Ramadan. Namun meski begitu, nyatanya pemandangan tersebut selalu berhasil membuat seseorang merasa “nyesek”: kangen jadi anak-anak lagi.

“Pengin nangis, nggak nyangka sudah makin tua,” ujar seorang warganet.

“Rasanya pengin balik jadi anak-anak lagi, ketika beban hidup cuma sebatas minta tanda tangan imam di bulan Ramadan,” sambung warganet lain.

“Ternyata masih ada ya kegiatan minta tanda tangan imam,” tutur warganet lainnya lagi.

Vibes ramadhan tahun 2000an yang masih terjaga di dusun karet sampai saat ini, selain antri minta tanda tangan imam yaitu antri absen kehadiran dan pembagian jaburan untuk menggugah semangat adik-adik 🌾🔥| @salsakartikaaa pic.twitter.com/4IFi0PLawd

— Merapi Uncover (@merapi_uncover) March 15, 2024

Minta tanda tangan imam mulai langka

Kira-kira sudah sejak 1970-an—atau bahkan di belakangnya—kegiatan mengisi Buku Kegiatan Ramadan ada sebagai tugas bagi anak-anak SD. Ada beberapa kolom dalam Buku Kegiatan Ramadan yang harus anak-anak isi, antara lain laporan harian puasa selama sebulan, tarawih, isi khutbah Jumat, dan beberapa yang lain.

Kolom-kolom tersebut, terutama salat Tarawih dan salat Jumat, harus mendapat tanda tangan dari imam salat yang bertugas. Sebagai bukti bahwa si anak mengikuti salat Tarawih dan Jumat secara rutin. Kegiatan minta tanda tangan imam di bulan Ramadan ini dulu menjadi kegiatan yang bisa ditemui di berbagai daerah di Indoensia. Akan tetapi seiring waktu ternyata mulai langka.

Termasuk di desa saya sendiri di Sluke, Rembang, Jawa Tengah. Saya menghubungi adik saya, Asrof (15) untuk memantau kegiatan di masjid, apakah masih riuh dengan anak-anak yang minta tanda tangan imam setelah salat Tarawih atau salat Jumat.

“Kulihat sudah nggak ada. Habis Tarawih anak-anak ya langsung mabar. Habis Jumatan sudah janjian buat mabar,” ujarnya, Rabu (27/3/2024) sore WIB.

Saya lalu mencoba membandingkannya dengan di desa mbak sepupu saya, Atik (28), di Kragan, Rembang, Jawa Tengah.

“Kalau di sini masih banyak anak-anak yang minta tanda tangan,” ungkap Atik. Lebih-lebih suami Atik adalah imam musala sekaligus guru ngaji di lingkungan RT-nya. Sehingga, setiap hari di sepanjang 17 hari Ramadan 1445 H/2024 M ini ia menyaksikan secara langsung suaminya jadi serbuan bocil-bocil yang meminta tanda tangan.

Pemandangan tersebut membuat Atik merasa lega karena kegayengan Ramadan (serunya berebut tanda tangan imam salat) di masa kecilnya ternyata masih bisa ia temui di zaman sekarang.

Iklan

“Bagus lah kalau sekolah (SD) masih melanjutkan kegiatan positif itu,” imbuhnya.

Di Pontianak sempat dianggap merepotkan imam

Anak-anak minta tanda tangan imam di bulan Ramadan saat ini memang menjadi sesuatu yang banyak orang rindukan. Namun ternyata kegiatan tersebut pernah dianggap “agak merepotkan” imam salat di Pontianak. Dalam kasus ini adalah khatib Jumatan.

Hal ini seperti pemberitaan dari koran lama Pontianak, Akcaya (sekarang Pontianak Post), yang terunggah ulang di Facebook resmi Perpustakaan Nasional.

Dalam berita tertanggal 8 September 1978, kegiatan anak-anak minta tanda tangan imam setelah salat Jumat membuat seorang khatib di sebuah masjid di Pontianak mengeluh, karena menguras energi dan waktu.

Si khatib merasa jam yang seharusnya ia sudah berada di rumah atau melanjutkan aktivitas lain harus “terkuras” untuk meladeni anak-anak yang minta tanda tangan.

“Selesai solat jam sudah lewat pukul 13.00, ditambah waktu untuk membubuhkan tanda tangan. Ini cukup banyak membuang waktu,” keluh si khatib Pontianak sebagaimana tertulis dalam koran tersebut.

“Mereka (para khatib) baru dapat pulang pukul dua lewat,” sambung keterangan di salah satu koran legendaris di Pontianak itu.

Minta tanda tangan imam jadi momen pembelajaran

Tentu tidak semua imam atau khatib memiliki pikiran demikian, menganggap anak-anak minta tanda tangan imam di bulan Ramadan sebagai sesuatu yang merepotkan. Seperti misalnya pengakuan dari suami Atik, Kholis (29).

Kholis mengaku selalu antusias saat anak-anak mengerubutinya untuk minta tanda tangan. Sebab, sering kali Kholis menggunakan momen tersebut sebagai momen pembelajaran pada anak-anak.

Kholis kerap melempar tebak-tebakan seputar agama (untuk level anak SD). Siapa yang bisa menjawab, maka akan mendapat tanda tangan duluan.

“Misalnya, urutan Nabi, suruh baca niat zakat fitrah, niat Tarawih, dan lain-lain,” jelas Kholis.

“Kalau sudah tahu begitu, akhirnya sebelum minta tanda tangan ke saya mereka sudah siap-siap dulu. Yang paling penting, setelahnya mereka nggak cuma dapat tanda tangan, tapi juga ilmu,” lanjutnya.

Metode yang Kholis pakai sama persis dengan metode yang kiai desa saya, Kiai Afandi Ahmad, gunakan selama bertahun-tahun dari zaman saya SD sampai beberapa tahun terakhir sebelum kegiatan minta tanda tangan imam di desa saya mulai tidak ada lagi.

Meski tengah capek-capeknya, Kiai Afandi tetap meluangkan waktu beberapa jenak untuk meladeni anak-anak. Kerap kali juga mengguyoni kami. Bahkan, lantaran memberi tebak-tebakan pada banyak anak, Kiai Afandi sering mengundur jam ngajinya untuk orang-orang tua di masjid.

Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA: Bukber di Tempat Makan Adalah Acara yang Menyiksa Juru Masak, Sebel Masak Ratusan Porsi untuk Orang yang Sok Berbuka Padahal Nggak Puasa

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

Terakhir diperbarui pada 28 Maret 2024 oleh

Tags: Buku Kegiatan Ramadanminta tanda tangan imampilihan redaksipontianakRamadanTarawih
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

UGM.MOJOK.CO
Ragam

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO
Ragam

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO
Ragam

Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba

18 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO
Ragam

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bagian terberat orang tua baru saat hadapi anak pertama (new born) bukan bergadang, tapi perasaan tak tega MOJOK.CO

Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega

18 Desember 2025
Pulau Bawean Begitu Indah, tapi Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri MOJOK.CO

Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri

15 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025
borobudur.MOJOK.CO

Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur

15 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.