Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Pengalaman Saya Mencoba Jasa Teman Nongkrong di Zendo (Ojol Muhammadiyah)

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
23 Januari 2025
A A
Ojek online Zendo Jogja, driver zendo. MOJOK.CO

Ilustrasi - Mencoba Layanan Teman Nongkrong di Zendo (Ojol Muhammadiyah), Rp25.000 Bisa Ngobrolin Apa Aja? (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Reporter Mojok mencoba layanan jasa teman nongkrong di ojek online milik Muhammadiyah, Zendo. Benarkah sensasi nongkrong bareng driver Zendo bakal seasyik nongkrong sama teman sendiri?

***

Terlepas dari kontroversinya baru-baru ini, ternyata Zendo punya banyak layanan menarik. Tak cuma antar-jemput, ojol Muhammadiyah ini juga menyediakan layanan pijat, bersih-bersih rumah, laundry, servis laptop, sampai jasa teman nongkrong.

Saya pun penasaran untuk mencoba layanan yang terakhir. Sependek yang saya tahu, ojol mainstream macam Gojek, Grab, bahkan Maxim, belum punya layanan itu. Paling mentok, mereka cuma menyediakan layanan umum seperti antar-jemput, order makanan, dan kirim paket barang. 

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Zendo Jogja Raya | Apa Aja Dimana Aja (@zendojogja)

Layanan jasa teman nongkrong, sama sekali baru di dunia per-ojol-an. Jujur saja, ini bikin saya kepo.

Dari rasa rasa penasaran inilah yang pada akhirnya membuat saya merumuskan beberapa pertanyaan: 1) Benarkah layanan ini bisa dipesan, 2) Berapa tarifnya?, dan 3) Sejauh mana driver-nya bisa menjadi teman nongkrong?

Selain itu, saya juga merumuskan pertanyaan bonus: kalau layanan ini bagus, apakah bisa jadi alternatif bagi orang-orang yang kesepian dan butuh teman ngobrol?

Meminta driver Zendo yang bisa ngobrol soal politik

Hal pertama yang saya lakukan adalah memesan layanan melalui nomor Whatsapp admin yang tertaut di akun Instagram @zendojogja.

“Selamat datang di Zendo. Ada yang bisa dibantu?,” kata admin Zendo, merespons dengan cepat chat yang saya kirimkan.

Saya pun langsung menjelaskan, bahwa saya tertarik untuk mencoba layanan teman nongkrong yang tersedia di Zendo. Namun, karena siang itu masih masuk jam kerja, saya berniat memesan layanan pada sore hari sekitar pukul 15.30 WIB.

Iklan

Ternyata, admin mengatakan “bisa”.  Ia kemudian menyuruh saya untuk melengkapi form pemesanan yang isinya titik jemput dan titik tujuan, lengkap dengan link Google Maps-nya. 

Saya menuliskan Kantor Mojok.co di wilayah Ngaglik, Sleman, sebagai titik jemput. Sementara titik tujuannya adalah Kobessah Kopi 2 yang berlokasi di Gentan, Sleman.

Setelah form saya kirim, admin kembali bertanya, apakah saya ingin ditemani driver laki-laki atau perempuan.

“Bebas, Min. Yang penting, tolong carikan teman nongkrong yang bisa diajak ngobrol soal politik,” jawab saya, nyeletuk. Sumpah, saya membalas pesan ini dengan nada bercanda. Uniknya, yang bikin saya kaget, admin Zendo kembali mengatakan “bisa”.

Tarif Rp25.000 untuk mengobrol selama 30 menit

Setelah berhitung, admin Zendo mengatakan bahwa tarif pengantaran yang dibebankan ke saya adalah Rp15.000. Bagi saya, tarif ini cukup miring untuk jarak tempuh 5,7 kilometer (10-15 menit perjalanan). 

Ketika saya membandingkannya dengan ojol lain seperti Gojek dan Grab, penumpang bisa menghemat tarif sampai Rp8 ribu. Di aplikasi Gojek, untuk jarak serupa tarifnya Rp22.500. Sementara di Grab Rp23.000

Lebih lanjut, admin Zendo juga menjelaskan bahwa untuk tarif teman nongkrong adalah Rp25.000 ribu untuk 30 menit. Karena cuma coba-coba, saya pun memilih durasi tersebut. Sehingga, secara total saya harus membayar Rp40.000 untuk menikmati layanan antar-jemput plus teman nongkrong selama 30 menit.

“driver kami atas nama Eko. Akan menjemput kakak pukul 15.30 dengan biaya Rp15.000 untuk ongkir dan Rp25.000 untuk nongkrong selama 30 menit,” kata admin Zendo.

“Oke, Kak. Tapi beneran bisa buat ngobrol politik, kan?”

“Bisa, Kak.”

Sekali lagi, sumpah, saya bercanda.

Saya pun memutuskan untuk membayar via QRIS. Kata admin Zendo, pembayaran bisa dilakukan setelah driver selesai menemani saya nongkrong.

Mendapat driver (teman nongkrong) yang pendiam

Tepat pukul 15.30 WIB, Pak Eko menghubungi saya. Ia bilang sudah berada di depan Kantor Mojok.co. Saya terkejut karena beliau benar-benar tiba tepat waktu.

“Wah, cepat sekali, Pak. Jemputnya dari dekat-dekat sini ya?,” sapa saya, basa-basi.

“Nggak, Mas. Saya dari sekitaran ring road, kesini 20 menitan. Makanya tadi ancang-ancang jam 3 sudah kesini.”

“Wah, jauh juga, ya,” pikir saya dalam hati.

Pak Eko langsung mengajak saya ke lokasi tujuan. Karena mulai gerimis, saya memintanya buat sedikit ngebut. Selama perjalanan pun, kami lebih banyak hening karena sama-sama tak bisa mendengar suara satu sama lain.

Sesampainya di Kobessah Kopi 2 Gentan, saya pun langsung memesan minuman untuk kami berdua.

“Sudah lama, Pak, jadi driver Zendo?,” tanya saya basa-basi.

Meskipun dalam orderan saya meminta teman nongkrong yang bisa ngomongin politik, sudah jelas saya nggak mungkin membahas topik ini. Sepanjang obrolan, topik-topik umum lebih banyak kami bahas.

Sayangnya, saya merasakan Pak Eko ini pribadinya cukup tertutup. Ia hemat kata-kata. Sekalinya bicara, cuma pendek-pendek saja. Sepanjang nongkrong, saya lebih yang banyak bicara daripada beliau.

Lama-lama saya malah sungkan sendiri. Dia seperti terpaksa menemani saya nongkrong sore itu. Tatapan matanya pun juga lebih banyak ke ponsel alih-alih mengobrol.

Karena merasa tak enak hati, saya pun mempersilakannya balik duluan tanpa harus menghabiskan durasi 30 menit. Siapa tahu, ada kegiatan mendesak lain yang kudu ia kerjakan.

“Takutnya nanti malah hujan, Pak. Daripada terjebak, kalau mau balik duluan nggak apa-apa,” ucap saya.

Apa Zendo cuma punya satu driver di Sleman?

Mendengar ucapan saya, Pak Eko langsung berkemas. Kalau dihitung, obrolan kami belum genap 20 menit. Artinya, masih ada 10 menit sisa dari layanan Zendo yang saya pesan.

Namun, saya tetap membayar tarif sesuai kesepakatan, yakni Rp40.000 via QRIS yang dikirim admin Zendo.

Sambil menyaksikan Pak Eko pergi, saya baru tersadar: driver yang melayani saya hari ini adalah driver yang melayani kawan saya tempo hari. Orangnya sama, bukan cuma namanya.

Sebagai informasi, reporter Mojok yang lain, pada Senin (20/1/2025) lalu juga mencoba layanan Zendo untuk pertama kalinya. Pengalaman itu ditulis dalam liputan berjudul “Coba-coba Order Zendo (Ojol Muhammadiyah) di Jogja, Berujung Tak Tega sama driver-nya”.

Kalau dibilang kebetulan, rasanya tidak mungkin. Atau, kalau dibilang driver terdekat dengan titik jemput, ternyata juga tidak. Sebab, Pak Eko sama-sama menjemput kami dari titik yang lumayan jauh, sekitar 20 menit perjalanan.

Atau, jangan-jangan Pak Eko adalah driver yang paling baik pelayanannya. Kira-kira, mirip dengan sistem rating di Gojek dan Grab: semakin bagus pelayanan, makin sering dapat orderan. Tapi, rasanya tidak juga karena Zendo tak menyediakan sistem penilaian bagi para driver.

Akhirnya, saya memutuskan bertanya kepada admin Zendo, kenapa harus Pak Eko lagi. Jawabannya: “Karena kebetulan yang berkenan ambil jarak jauh adalah driver Eko, Kak.”

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Susahnya Pakai Zendo yang Layanannya Pakai WA Bukan Aplikasi, Tak Cocok untuk Saya yang Memiliki Kesabaran Setipis Tisu atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Terakhir diperbarui pada 24 Januari 2025 oleh

Tags: driver zendolayanan nongkrong zendolayanan zendoMuhammadiyahzendozendo jogjazendo muhammadiyah
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Keindahan Semu di Kaki Gunung Semeru, Lumajang saat erupsi. MOJOK.CO
Aktual

Keindahan Semu di Kaki Gunung Semeru

21 November 2025
wisuda, tuli.MOJOK.CO
Kampus

Sering Dibilang Bodoh karena Tuli, Kini Membuktikan Diri dengan Menjadi Wisudawan Tunarungu Pertama di Kampusnya

24 Oktober 2025
Apa yang Terjadi Jika Muhammadiyah Tidak Pernah Ada? MOJOK.CO
Esai

Fakta Menyeramkan Jika Muhammadiyah Tidak Pernah Lahir di Indonesia

5 Oktober 2025
Anggota PSHT Iri dengan Perguruan Tapak Suci yang Dianakemaskan Muhammadiyah karena Merasa Dikucilkan di UMM. MOJOK.CO
Ragam

PSHT Tetap di Hati meski Belajar di Lingkungan Muhammadiyah yang Punya Tapak Suci

16 Juli 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

18 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Elang Jawa Terbang Bebas di Gunung Gede Pangrango, Tapi Masih Berada dalam Ancaman

13 Desember 2025
Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
Wali Kota Semarang uji coba teknologi bola GPS untuk mitigasi banjir Semarang MOJOK.CO

Bola GPS Jadi Teknologi Mitigasi Sumbatan Air Penyebab Banjir di Simpang Lima Semarang

13 Desember 2025
Pulau Bawean Begitu Indah, tapi Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri MOJOK.CO

Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri

15 Desember 2025

Video Terbaru

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

10 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.