Menjelang peringatan Haul Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang ke-15, Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa baru-baru ini membuat pengakuan. Dia pernah membakar surat pengunduran diri Gus Dur dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Khofifah yang merupakan orang kepercayaan mantan presiden itu akhirnya bercerita, setelah berhasil menyimpannya rapat-rapat sejak tahun 2001.
***
Desember ini, sejumlah Jaringan GUSDURian memperingati wafatnya pendiri PKB, Gus Dur. Mantan Presiden Republik Indonesia itu mengembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, pada Rabu (30/12/2009), pukul 18.45 WIB.
Gus Dur pernah memegang kekuasaan di tahun 1999 hingga akhirnya dilengserkan pada 23 Juli 2021. Melalui sidang istimewa Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dia dianggap banyak mengeluarkan kebijakan yang kontroversi.
Selain itu, berdasarkan investigasi Panitia Khusus (Pansus) DPR, Gus Dur diduga menggelapkan dana yayasan dan kesejahteraan karyawan Bulog sebesar USD 4 juta. Pada akhirnya, dia terbukti tidak bersalah di persidangan.
“Tapi DPR tetap mengeluarkan momerandum,” ucap Mahfud MD dikutip melalui akun Youtube Mahfud MD Official pada Senin (9/12/2024).
Memorandum II itu mempertanyakan beberapa kebijakannya yang dinilai tidak sesuai ketentuan. Pendukungnya di Jawa Timur bereaksi keras terhadap sikap DPR sehingga muncul perpecahan dengan polisi.
Dalam konten Ruang Sahabat episode 3 tersebut, Mahfud bersama Khofifah mengenang kerjasama mereka di era pemerintahan 1999. Dua anak ideologis Abdurrahman Wahid itu menceritakan masa-masa mereka sebelum Gus Dur dijatuhkan menjadi presiden. Termasuk konflik internalnya di PKB usai dia lengser.
Gus Dur salah strategi
Mantan Menteri Pertahanan, Mahfud MD mengatakan Gus Dur terprovokasi dengan tudingan DPR yang terus menyebutnya korupsi. Oleh karena itu, dia mencanangkan akan mengeluarkan dekrit presiden untuk membubarkan DPR dan MPR.
Konflik dengan DPR, dan sejumlah pemimpin partai pun makin memanas. Akhirnya, orang-orang kepercayaan Gus Dur saat itu, seperti Mahfud MD, Khofifah, dan Alwi Sihab melakukan kompromi dengan sejumlah pemimpin partai.
Para pemimpin partai sepakat akan menjaga pemerintahan sampai akhir masa jabatan, dengan syarat perombakan kabinet. Selanjutnya, kesepakatan itu disampaikan Mahfud MD kepada Abdurrahman Wahid. Namun ditolak.
“Tidak bisa,” kata Mahfud menirukan jawaban panutannya yang berteriak sambil menggebrak meja.
“Kita harus membuat fakta baru. Nggak boleh tunduk pada fakta. Inggat nggak kamu? Kita jatuhkan Pak Harto itu dengan melawan faktanya Pak Harto,” lanjut Mahfud.
Padahal, kata Mahfud, wacana mengeluarkan dekrit itu sudah ditentang banyak pihak termasuk oleh panglima, kapolri, kepala staf, menteri luar negeri, menteri kehakiman, dan sebagainya dalam rapat besar. Mahfud ingat, hanya dua orang yang sepakat yakni Baharuddin Lopa dan Alwi Shihab.
“Gus Dur itu jatuh, karena untuk memperkuat dekrit itu tiba-tiba memecat Kepala Polri Bimantoro diganti oleh Chairuddin Ismail dan Panglima Widodo AS diganti oleh Johny Lumintang,” ucap Mahfud menjelang haul Gus Dur.
Gus Dur mundur, PKB bubar
Gus Dur akhirnya lengser pada Senin (23/7/2001). Dia keluar dari istana presiden menggunakan kaos oblong dan celana pendek. Dituntun oleh dua putrinya, Alissa Qotrunnada Wahid dan Yenny Wahid, Gus Dur menyapa para pendukungnya.
Abdurrahman Wahid tidak langsung meninggalkan istana kediaman pribadinya di Ciganjur. Selang dua hari setelah lengser, diapergi ke Amerika Serikat untuk melakukan pengobatan terhadap penyakit stroke yang di deritanya.
Sore itu, saat mengantar Abdurrahman Wahid ke Banda Soekarno Hatta, Khofifah mendapat pesan dari seseorang untuk bertemu secara pribadi, sebab ada surat dari Gus Dur untuknya. Setelah melepas Abdurrahman Wahid ke Baltimore, Amerika Serikat, Khofifah menemui orang tersebut.
“Saya datang ke tempat orang yang menyampaikan, ini ada pesan dari Gus Dur, tertulis. Saya rasa yang menulis orang lain, tapi yang tanda tangan Gus Dur. Sebenarnya, Gus Dur sudah mengundurkan diri (dari PKB) waktu itu,” kata Khofifah Indar Parawansa.
Khofifah yang tak sepakat dengan isi surat itu dengan cepat membuat suatu keputusan, untuk “menghilangkan” surat pengunduran diri itu. Dia meminjam korek api ke penyampai pesan tersebut dan membakar surat itu.
“Saya berdua sama bapak itu, saya bilang, untuk kebaikan semuanya saya bilang: Saya minta korek api. Saya bakar,” lanjut Khofifah.
Setelah membakar surat itu, Khofifah mengambil abunya dan menguburnya dengan tanah di dalam vas bunga. Khofifah berpikir dengan pengunduran diri Abdurrahman Wahid, otomatis PKB bubar.
“Beliau sudah minta surat mundur dari Dewan Syuro, tapi kan dikonstruksi PKB itu, Dewan Syuro adalah penguasa tertinggi. Gus Dur kalau saya menyebut bukan hanya founder tapi juga owner, kalau dia mundur sudah bubar ini partai,” kata dia menjelang haul Gus Dur.
Bergotong royong bangkitkan PKB
Niat Gus Dur mengundurkan diri dari PKB juga terkonfirmasi oleh Mahfud MD. Usai lengser dari jabatannya, Abdurrahman Wahid menyarankan Mahfud MD untuk masuk PKB. Saat itulah, dia bercerita keinginannya mundur karena kondisi PKB.
“Secara psikologis PKB ini tidak enak punya presiden yang jatuh, masak saya mau memimpin. Pak Mahfud masuk saja ke PKB,” ujar Mahfud menirukan Abdurrahman Wahid saat itu.
Mahfud mulanya menolak karena dia adalah seorang guru besar. Ketika masuk partai, dia harus melepaskan kariernya itu. Selang beberapa waktu kemudian, Mahfud menelepon Gus Dur yang sedang berada di Amerika.
Mahfud menyatakan berkenan masuk PKB asalkan Gus Dur tidak keluar. Permintaan itu diamini Abdurrahman Wahid, sehingga dia pulang dan aktif kembali menjadi ketua Dewan Syuro.
Singkat cerita, Mahfud MD bersama AS Hikam dan Marzuki Usman akhirnya masuk. Sementara, Khofifah Indar Parawansa sudah lama berada di internal. Dari sanalah mereka berjuang habis-habisan untuk membangun PKB lagi.
“Jadi kami bekerja siang malam agar PKB bangkit lagi, waktu itu Gus Dur mau mundur sebenarnya,” kata Mahfud MD, sebelum Khofifah mengungkap peristiwa pembakaran surat tersebut.
Luka dari DPR masih membekas
Jelang Pemilu 2004, Mahfud MD aktif sebagai wakil ketua umum PKB, sementara Khofifah menjadi ketua pemenangan Pemilu. Mereka dan anggota lainnya sudah menyusun calon pemimpin daerah dari PKB yang akan ditandatangani oleh Abdurrahman Wahid.
Namun, sehari sebelum penutupan pendaftaran ada empat orang nama yang masih ditahan oleh Abdurrahman Wahid. Mahfud kemudian buru-buru menemui Abdurrahman Wahid untuk menanyakan alasan empat calon itu belum disetujui.
“Ada empat orang di PKB ini, saya tidak setuju kalau masuk DPR, Alwi Shihab, Mahfud, Khofifah, dan AS Hikam,” kata Abdurrahman Wahid kala itu.
Kepada Mahfud MD, Abdurrahman Wahid menyampaikan kalau dia ingin empat orang itu menjadi menteri. Mahfud MD bertanya-tanya, bagaimana caranya? Sementara, Abdurrahman Wahid sudah tidak menjabat sebagai presiden.
“Nggak, nanti saya carikanlah pokoknya jangan di DPR. Nanti Pak Mahfud jadi Ketua Mahkamah Agung,” janji Gus Dur kala itu.
“Karena kamu semua ini nggak bisa berbohong, empat orang ini, kamu terlalu jujur,” kata Mahfud mengingat alasan Abdurrahman Wahid.
Oh, jadi begini DPR…
Pada akhirnya Mahfud tetap memaksa masuk DPR, begitupun dengan Khofifah Indar Parawansa. Mahfud sendiri khawatir karena tak ada kepastian dia akan menjadi ketua Mahkamah Agung. Sementara di era itu, anggota MA dipilih oleh DPR. Ketuanya dipilih oleh hakim-hakim MA yang berasal dari anggota MA.
“Saya tidak pernah menjadi hakim, bagaimana mau terpilih menjadi Ketua MA,” ujar Mahfud.
Namun, sesudah masuk DPR, Mahfud justru merasa sepakat dengan pandangan Gus Dur. Perdebatan di dalam sana terbilang receh, sementara dia sudah sungguh-sungguh membaca Ilmu Politik dan Ilmu Persidangan.
“Sesudah di DPR yang dibicarakan hal-hal yang sepele gitu,” ucapnya sambil tertawa.
“Ndak ada gunanya memang, kata Gus Dur ilmu di sini, berdebat kusir ndak karuan, tetapi itu tetap diperlukan oleh negara sebagai lembaga negara,” lanjutnya menjelang haul Gus Dur.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Mahfud MD Kena Mental, Gus Dur Saja Menyesal Bilang Anggota DPR kayak Taman Kanak-Kanak
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.