Curanmor meningkat jelang Idul Fitri dan tahun baru
Korban curanmor dari orang-orang yang saya kenal masih saya dapati hingga Desember 2023. Adik tingkat pacar saya kehilangan motor saat parkir di luar pagar kos di Jemur Wonosari, Surabaya. Padahal motor tersebut ia tinggal masuk kos (untuk ambil barang) dalam waktu yang sangat sebentar.
“Padahal ya sudah kunci ganda juga. Tapi tetep ilang. Di Surabaya kan emang gitu, kita ceroboh dikit aja langsung lenyap. Apalagi mau tahun baru kan,” ungkap pacar saya waktu itu.
Menjelang Idul Fitri atau tahun baru, intensitas curanmor di Jemur Wonosari dan Surabaya pada umumnya memang meningkat. Itulah kenapa tiap hendak masuk dua momen tersebut, biasanya akan ada banner imbauan waspada di banyak gang.
Beberapa kasus di atas hanya sedeikit contoh saja. Sebab, selain dari orang-orang yang saya kenal, sudah sangat sering saya mendengar kabar motor hilang di Jemur Wonosari.
Jemur Wonosari Surabaya target andalan curanmor
Surabaya secara umum memang darurat curanmor. Berdasarkan data Polrestabes Surabaya, sepanjang 2023 tercatat sebanyak 544 kasus curanmor di Surabaya. Naik dari tahun 2022 yang mencatatkan angka 484 kasus. Belum lagi kasus-kasus yang tak tercatat.
Yang paling baru, dalam rentang 3-9 Mei 2024, Polrestabes Surabaya beserta Polsek jajaran Mapolrestabes Surabaya berhasil mengungkap 32 kasus curanmor sekaligus mengamankan 16 tersangka dengan target operasi yang berbeda-beda.
Dua tersangkat di antaranya diamankan oleh Polsek Wonocolo yang telah beraksi di 14 TKP. Di mana salah satu wilayah operasinya tersebut adalah di Jemur Wonosari.
Bagi pelaku curanmor, Jemur Wonosari memang menjadi target operasi yang menggiurkan. Kelurahan di Wonocolo tersebut memang terkenal sebagai kawasan perantau dan mahasiswa. Sehingga, tentu banyak kos dengan deretan motor terparkir yang bisa jadi sasaran.
Warga Jemur Wonosari sendiri bukannya tanpa tindakan. Segala upaya telah mereka kerahkan demi mencegah curanmor. Namun, begitulah maling. Selalu lebih licin.
Alhasil, ketika ada maling yang ketangkap, maka siap-siap saja menerima amuk warga yang sudah muntab. Pada 2018, saya pernah menyaksikan sendiri bagaimana dua orang maling dihajar habis-habisan saat ketahuan beraksi di siang bolong. Satu sampai terkulai dengan sekujur tubuh berdarah-darah. Satunya lagi terkapar tak sadarkan diri dengan kondisi babak belur.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Coffee Shop Jogja Bikin Tekor karena Mahal-Mahal, Di Surabaya Nggak Sampai Rp20.000 Udah Ngopi Enak
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.