Tinggal di kos tak layak huni
Hal serupa juga dialami Dito (26). Sama seperti Nino, ia merupakan lulusan S2 yang mencoba peruntungan di Slipi, Jakarta Barat. Ia tinggal dalam kos-kosan yang berada di gang sempit. Kompleks kosnya berisi 20 orang, semuanya pekerja.
Beberapa dari mereka ada yang bekerja di Slipi, tapi ada juga di kawasan lain Jakarta Barat.
“Kebanyakan alasan mereka, karena di Slipi masih ada kos murah. Kayak di sini, 600 ribu sudah dapat, meski nggak begitu layak,” ujarnya, Jumat (16/5/2025) pagi.
Menurut amatan Dito, Slipi memang kawasan yang penuh ironi. Di balik megahnya gedung-gedung perkantoran, terdapat gang-gang kecil–yang bahkan motor tak bisa masuk. Gang-gang ini menjadi saksi bisu bagaimana pekerja seperti dia rela tinggal di kos tak layak huni demi bertahan di kerasnya ibu kota.
“Rata-rata yang kerja di sini kantoran semua. Tapi ada juga yang jadi driver ojol, dan ada satu jadi comic yang baru merintis.”
Bertahan hidup Rp30 ribu sehari di Slipi
Secara gaji, Dito tak lebih beruntung dari Nino. Ia mendapatkan upah Rp2,8 juta sebulan. Itulah alasan dia rela tinggal di kos sempit, demi menghemat biaya.
“Gaji segitu, di Jakarta, itu cuma cukup buat hidup. Kalau mau muasin hobi, fesyen gitu-gitu, mana bisa,” kata pekerja Slipi, Jakarta Barat ini.
Ia bahkan ada keinginan buat double job atau mencari side job. Misalnya, seperti yang dilakukan teman-temannya, menjadi asisten artis. Namun, melihat jobdesk di kantornya yang begitu banyak, agaknya sangat tidak mungkin.
Oleh karena itu, Dito pun sebisa mungkin menghemat pengeluarannya. Per harinya, ia cuma bakal mengeluarkan uang makan paling mentok Rp30 ribu. Dengan uang makan sekecil itu pun, ia masih mengaku tak bisa menabung karena kudu mentransfer uang ke orang tuanya.
“Aku pernah dinasihatin sama seseorang, kata dia ‘datang ke Jakarta, banyak gedung mewah, kerja di sana, pasti bakal makmur,” kata lulusan S2 ini.
“Mungkin dia belum tahu saja, kalau di Slipi situasinya nggak semudah itu.”
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Manggarai, Saksi Bisu Sarjana Pura-pura Sukses di Jakarta Selatan: Tinggal di Gang Sempit dan Bertahan Hidup Rp20 Ribu Sehari atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.












