Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Mensiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
19 Desember 2025
A A
Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO

ilustrasi - atlet panahan muda membidik target di tengah hujan. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Tak mudah bagi para atlet panahan muda kala harus melesatkan anak panah di tengah hujan yang mengguyur Kota Kudus. Namun, anak-anak panah itu toh harus tetap dilesatkan juga, demi meraih target emas MilkLife Archery Challenge (MLARC). Salah satunya atlet dari Semarang ini yang maju ke babak final.

***

Rabu (17/12/2025) hujan mengguyur Stadion Supersoccer Arena (SSA), Kudus, saat pertandingan MilkLife Archery Challenge (MLARC) berlangsung. Para atlet yang sedang latihan di sisi kiri lapangan dari arah pintu masuk, langsung berhamburan menyelamatkan busur-busurnya di dekat tenda.  

Tapi tidak bagi atlet yang sedang bertanding, mereka harus rela basah-basahan di tengah lapangan. Salah satunya atlet muda dari klub panahan Abhipraya Semarang. Mereka terdiri dari Naura A. Anindya (14) dan Niyo A. K. Nizham (14) yang harus menyelesaikan pertandingan di babak final.

Hujan bak petaka para atlet di area panahan Kudus

Di tengah derasnya hujan dan angin kencang, baik Naura maupun Niyo hanya bisa pasrah. Toh, mereka tak bisa langsung berhenti memanah, kecuali panitia menunda jalannya pertandingan.

Pada pertandingan MLARC yang digagas oleh Persatuan Panahan Indonesia (Perpani), Milklife, dan Djarum Foundation itu, Niyo maupun Naura harus menembak 4 anak panah dalam satu babak (set) atau total ada 4 set yang harus mereka selesaikan.

Niyo A. K. Nizham. MOJOK.CO
Niyo A. K. Nizham, salah satu atlet dari klub Panahan Abhipraya, Semarang bertanding saat hujan di SSA, Kudus. (Sumber: MilkLife)

Belum selesai set ke-3, hujan sudah membasahi mereka. Sementara waktu terus berjalan dan skor dengan tim lawan terus berkejar-kejaran.

“Panik banget karena anginnya kencang. Jadi susah buat ngatur (tekniknya). Kan harusnya kami narik panah ke bawah tuh, tapi kalau hujan harus beda lagi caranya,” ucap Naura saat ditemui Mojok di tribun usai bertanding.

Perempuan kelas 9 SMP itu juga bercerita kalau tetesan hujan yang mengenai tangannya sering membuatnya risih. Selain basah, posisi pegangan tangan jadi tidak nyaman karena licin. Belum lagi, tali busur (string) menjadi basah dan berubah elastisitasnya.

“Jadi aku harus bolak-balik ngelap tuh. Takut banget kalau karatan,” kata Naura.

Tak hanya Naura, Niyo pun mengaku sempat terganggu jarak pandangnya karena butiran hujan yang masuk ke mata. Selain itu, air hujan juga bisa membuat sight atau bidikan di busur jadi berembun, sehingga ia sulit melihat target dengan jelas.

“Deg-degan banget sebetulnya, ini meleset apa nggak ya anak panahnya? Karena final juga kan,” ujar Niyo.

Di tengah hujan, penguasaan teknik lah yang berbicara 

Bisa dibilang Naura dan Niyo merupakan atlet unggulan dari klub panahan Abhipraya Semarang. Sebab dalam aturan MLARC, atlet putra dan putri yang mengikuti kategori beregu campuran recurve U-15 jarak 40 meter, biasanya diambil dari para atlet terbaiknya di dalam klub.

Naura A. Anindya (14). MOJOK.CO
Naura A. Anindya berlatih sejak kelas 6 SD. (Sumber: MilkLife)

Niyo sudah menggeluti olahraga panahan sejak kelas 3 SD. Kini, dia sudah kelas 8 SMP. Artinya, selama 5 tahun itu, Niyo sebetulnya sudah terbiasa latihan panahan saat hujan. Begitu pula Naura yang sudah berlatih panahan selama 3 tahun.

Iklan

Meski begitu, atlet panahan senior, Nurfitriyana Saiman menjelaskan, hujan memang menjadi tantangan terberat bagi atlet panahan, apalagi untuk usia muda seperti Naura dan Niyo. Mau seberapa pun lamanya mereka latihan, teknik tetap harus bisa mereka kuasai.

“Atlet panahan itu harus bisa membaca angin. Dan kalau hujan, itu beda lagi. Target kuning itu kan di tengah, tapi anginnya terus kencang, apesnya lagi kalau anak panahnya kena hujan. Pasti hujan itu menekan kan, jadi bisa nggak stabil anak panahnya. Sehingga nggak bisa tuh kalau hanya ditembak lurus, tetap diukur,” tutur Nurfitriyana yang ikut menikmati jalannya pertandingan MLARC di SSA, Kudus.

“Sementara, kalau anak-anak tuh fokusnya sebetulnya lebih ke bagaimana dia suka dulu, senang dulu dengan olahraga panah,” lanjut Nurfitriyana.

Menaklukkan hujan dan ketakutan, medali emas panahan pun di tangan

Lebih dari itu, Nurfitriyana berujar hujan juga bisa menjadi faktor penghancur fokus dan mental. Sementara, panahan adalah olahraga yang tak hanya mengandalkan fisik, tapi juga pikiran.

Duet Naura dan Niyo. MOJOK.CO
Naura A. Anindya (kiri) dan Niyo A. K. Nizham (kanan) terpilih sebagai sebagai tim beregu campuran recurve U-15 jarak 40 meter mewakili klub panahan Abhipraya, Semarang. (Sumber: MilkLife)

“Panahan itu mengandalkan fokus, nggak boleh punya pikiran macam-macam. Saat memegang busur, di sana lah kamu harus bisa menguasai dirimu. Mangkanya saya selalu bilang, panahan itu sangat bagus untuk kehidupan ke depan,” ujar legenda 3 Srikandi itu, penyumbang medali pertama untuk Indonesia di Olimpiade tahun 1988.

Lebih-lebih, jika atlet sudah teralihkan dengan hujan, hal itu bisa mengganggu konsentrasinya dalam menembak. Misalnya, seperti yang dipikirkan Naura tadi, saat ia khawatir kalau busur panahnya bisa karatan. Atau seperti kata Niyo yang khawatir dan takut kalau anak panahnya meleset dari target.

Beruntung, baik Naura maupun Niyo tak memikirkan hal itu berlarut-larut. Teriakan semangat dari teman-temannya di atas tribun pun menyadarkan mereka bahwa pertandingan belum usai. Sehingga, sesulit apa pun kondisinya, mereka harus menampilkan yang terbaik.

“Waktu dengar teriakan semangat dari teman-teman dari atas tribun, aku langsung sadar. Udah lah, gas aja! Yakin!” kata Naura.

Naura dan Niyo pun berhasil “menaklukkan” hujan dan ketakutan, mereka pun berhasil meraih medali emas di kategori tim beregu campuran recurve U-15 jarak 40 meter. 

“Alhamdulillah, senang sekali bisa dapat emas walaupun tantangannya juga berat. Semoga kedepannya kami bisa masuk timnas.” Kata Niyo.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

Terakhir diperbarui pada 19 Desember 2025 oleh

Tags: kudusmemanah saat hujanMilkLifeMLARCOlahraga Panahanpanahantantangan memanahteknik memanah
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co
Ragam

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
Kegigihan bocah 11 tahun dalam kejuaraan panahan di Kudus MOJOK.CO
Ragam

Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

16 Desember 2025
Potensi Besar Jeruk Pamelo sebagai Komoditas Lokal
Video

Potensi Besar Jeruk Pamelo sebagai Komoditas Lokal

27 November 2025
lksa darussalamah.MOJOK.CO
Ragam

Asrama Kecil di Kudus yang Menumbuhkan Mimpi Besar Anak-Anak

24 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
Saat banyak teman langsungkan pernikahan, saya pilih tidak menikah demi fokus rawat orang tua MOJOK.CO

Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban

15 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

18 Desember 2025
bantul, korupsi politik, budaya korupsi.MOJOK.CO

Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan

16 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025

Video Terbaru

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

10 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.