Sebagai informasi, ternyata Embung Kaliaji pernah dibaburi benih ikan oleh Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik dari Fakultas Pertanian UGM. Pada 2021 lalu, sebanyak 25 kilogram benih ikan harper, 20 kilogram benih nila, dan 5000 ekor bandeng dilepas di sini.
Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik UGM, Dr Djumanto, mengungkapkan tebar benih saat itu bertujuan untuk pengembangan perairan. Selain itu, program pengabdian masyarakat tersebut juga menenam 153 tanaman di area sekitar embung.
“Kegiatan tridarma perguruan tinggi ini bertujuan untuk memberdayakan kawasan embung dan bermanfaat bagi masyarakat serta Departemen Perikanan UGM dalam melakukan penelitian,” ungkap Djumanto saat itu.
Tak heran, jika saat ini para pemancing sudah bisa menuai benih yang dulu ditabur di Embung Kaliaji. Memancing dengan suasana yang asri di sekitar memang tampak menyenangkan.
Sejarah Embung Kaliaji
Saat ini danau buatan ini sudah beralih jadi destinasi wisata menarik. Padahal, dulunya tujuan awal pendiriannya untuk mengairi lahan salak di sekitarnya.
Sebelum pembangunan embung, kawasan ini mulai berbentuk rawa yang sulit untuk diubah menjadi lahan pertanian. Pasalnya, kandungan airnya terlalu banyak. Mengingat perkebunan salak di sekitar membutuhkan pengairan memadahi, akhirnya rawa tersebut dapat pembangunan jadi danau buatan sehingga kemudian berangsur menjadi tempat wisata sejak 2012.
Embung Kaliaji memiliki luas 11 ribu meter persegi dengan total luas kawasan 20 ribu meter persegi. Tempat ini berada di ketinggian 412 meter di atas permukaan laut sehingga cuacanya sudah tergolong agak sejuk.
Pagi itu, saya tak bisa berlama-lama menikmati suasana Embung Kaliaji, Turi, Sleman. Selain ada tujuan ke kedai kopi lain, ternyata gerimis mulai turun. Namun, tempat ini menarik hati untuk mengunjunginya kembali di lain waktu.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
Cek berita dan artikel lainnya di Google News