Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Komunitas Pecinta Ungu, Berawal dari “Keanehan dan Kekonyolan” malah Punya Cabang di Seluruh Indonesia

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
12 September 2024
A A
Cerita Ibu-ibu Komunitas Pecinta Ungu yang Berpusat di Bekasi MOJOK.CO

Ilustrasi - Cerita ibu-ibu komunitas pecinta ungu yang berpusat di Bekasi. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Sepintas, komunitas pecinta ungu—yang kini berpusat di Bekasi—terlihat tak lebih dari ibu-ibu gabut dengan selera warna “aneh”: ungu. Warna yang kerap diidentikkan dengan simbol janda. Namun, ternyata mereka bukan ibu-ibu gabut belaka.

***

Ingatan saya tertuju pada film Yuni (2021) saat di lini masa Instagram saya melintas sekelompok ibu-ibu yang menamai komunitasnya “Purple Lovers Community (PLC) Indonesia”.

Ibu-ibu itu mirip karakter Yuni. Hidup dengan atribut serba ungu. Dress yang dikenakan—dari atas sampai bawah—full warna ungu. Pernak-perniknya: tas, sandal, dan perabot-perabot rumahnya juga ungu.

Saat film Yuni mulai tayang di Netflix dan potongannya bertebaran di Instagram, banyak orang yang, alih-alih fokus pada pesan yang hendak film itu sampaikan, justru malah membercandai selera warna Yuni: di antara sekian macam warna di dunia, kenapa ungu? Warna yang lekat dengan simbolisasi janda.

“Jangan-jangan komunitas pecinta warna ungu itu isinya janda semua,” celetuk seorang teman.

Saya lantas menghubungi Erni Julia (40) selaku Ketua Umum Purple Lovers Community Indonesia.

Komunitas pecinta ungu tersebar di seluruh Indonesia

Saya terperanjat tak percaya ketika Erni menyebut kalau komunitas pecinta ungu yang ia ketuai ternyata menyebar hampir di seluruh Indonesia. Hingga liputan ini tayang, setidaknya tersebar di 21 titik kota dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawesi.  Titik persis yang Erni ingat di antaranya:

  • Jawa: Jakarta, Bekasi, Tangerang, Bogor, Bandung, Semarang, Solo, Malang, Surabaya, dan Sidoarjo.
  • Sumatera: Bengkulu, Bandar Lampung, Tanggamus, dan Palembang.
  • Kalimantan: Pontianak, Samarinda, Balikpapan, Singkawang, Banjarbaru.
  • Sulawesi Selatan: Makassar.

“Untuk Aceh, Bali, Lombok, insyaallah menyusul didirikan cabang PLC di kota tersebut,” ujar Erni, ibu-ibu asli Bekasi yang begitu ramah saat saya hubungi, Senin (8/7/2024) sekitar pukul 20.00 WIB.

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Erni Julia (@erni.julia26)

Sehari-hari ia bekerja di sebuah instansi di Bekasi, berangkat pagi pulang petang. Sela-sela waktu bekerjanya ia gunakan untuk mengurus komunitas pecinta ungu alias Purple Lovers Community Indonesia tersebut. Berkoordinasi secara online melalui setiap cabang daerah.

Iklan

“Setiap cabang PLC itu ada ketua atau koordinatornya lagi. Jadi koordinasinya dengan mereka,” jelasnya.

Apakah hanya sebatas suka warna ungu?

Jika ditanya seperti itu, pada dasarnya ”iya”. Erni mengaku sudah sejak SMP menyukai warna itu. Ia sebenarnya tahu betul kalau warna tersebut identik dengan janda. Namun, ia tak peduli. Selera orang kan beda-beda.

“Jadi ya nggak ada alasan-alasan filosofis, Mas, kenapa suka warna ungu dan sampai bikin komunitas pecinta ungu ini. Sekadar suka aja,” ungkap Erni dengan antusias.

Bagi Erni selaku ketua PLC pusat di Bekasi, warna ungu terkesan lucu saja. Titik. Tidak ada alasan ndakik-ndakik.

Komunitas pecinta ungu menyebar gara-gara lupa password Instagram

Belum juga menjawab pertanyaan saya perihal awal mula terbentuknya Purple Love Community Indonesia, Erni malah tertawa. Sebab, terbentuknya PLC hingga tersebar di berbagai daerah ternyata diiringi dari hal yang, menurut Erni, sangat konyol.

Seiring waktu, Erni akhirnya tahu kalau ternyata ia bukan satu-satunya orang yang suka warna ungu. Ada banyak orang di sekitarnya dengan selera yang sama.

Oleh karena itu, pada 25 Januari 2018 ia membentuk komunitas pecinta ungu. Namun, saat itu namanya masih Purple Lovers Community. Belum ada imbuhan “Indonesia” di belakangnya. Karena memang hanya untuk mewadahi orang-orang di sekitarnya (Bekasi dan sekitarnya).

“Buat seru-seruan aja. Buat update kegiatan kami yang serba ungu. Awalnya begitu, sampai akhirnya saya lupa password Instagram PLC yang lama,” terang Erni terkekeh.

Pada 26 Agustus 2022, Erni lalu membuat Instagram baru dengan nama baru pula: mulai ada imbuhan “Indonesia” di belakang Purple Lovers Community. Singkat cerita, ternyata followers makin banyak.

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Purple Lovers Community Indonesia (@purpleloverscommunity.id)

“Malah banyak yang komentar atau DM, “Mba aku juga pecinta warna ungu, mau gabung boleh nggak?” Gitu-gitu lah,” jelas Erni.

Setelah Erni cek, ibu-ibu yang mau gabung ternyata berasal dari berbagai daerah. Maka Erni mulai menginisiasi pembentukan cabang PLC di berbagai daerah.

“Untuk membernya itu range usianya dari 25 tahun sampai 60-an tahun. Antusias semua. Masing-masing cabang PLC itu bisa 50-an anggota,” kata Erni menjelaskan dengan nada ceria.

Ibu-ibu yang gemar membantu

Kembali ke pertanyaan di awal tulisan: apakah komunitas pecinta ungu yang berpusat di Bekasi ini hanya sekadar kumpulan ibu-ibu penyuka warna ungu?

Kata Erni, awalnya memang demikian. Purple Lovers Community Indonesia terbentuk untuk seru-seruan antar sesama anggota komunitas saja. Misalnya, komunitas pecinta ungu ini setiap pekannya mengadakan challenge atau giveaway di internal anggota, yaitu lomba foto di Instagram.

“Fotonya sesuai tema. Misalnya pekan ini temanya piring. Nah harus kirim foto piring, tapi warna ungu. Itu wajib. Apapun temanya, intinya tetap ungu,” jelas Erni. Pemenang lomba tersebut nantinya akan mendapat hadiah.

Dulu hadiahnya berawal dari swadaya sesame anggota. Seiring waktu, kerap kali ada pengendorse yang masuk. Sehingga untuk hadiah full mendapat support dari pengendorse.

“Selain itu juga ada berbagai macam kegiatan. Misalnya meet up member di masing-masing cabang, halal bihalal, bakti sosial, santunan anak yatim dan duafa, Jumat Berkah, berbagi takjil di bulan Ramadan, hingga donasi bencana alam,” beber Erni.

Hingga saat ini, ada satu wacana yang belum terwujud dan sangat ingin Erni wujudkan. Yakni meet up akbar seluruh cabang PLC.

“Membernya ada laki-laki juga sebenarnya, Mas, cuma nggak banyak. Masnya kalau mau gabung juga nggak apa-apa loh,” canda Erni pada saya. Kami lalu membincangkan beberapa hal yang sesekali membuat kami kompak tertawa.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Hammam Izzuddin

BACA JUGA: Cerita dari Gamplong Studio Jogja, Kenangan Tak Terlupakan Menjadi Extras Film Hanung Bramantyo

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 12 September 2024 oleh

Tags: bekasikomunitas pecinta ungupurple lovers communityungu warna jandawarna ungu
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

5 Hal yang Lumrah di Bekasi tapi Nggak Bisa Ditemukan di Muntilan Magelang
Pojokan

5 Hal yang Lumrah di Bekasi tapi Nggak Bisa Ditemukan di Muntilan Magelang

20 Oktober 2025
Summarecon Bekasi, Obat Melupakan Beratnya Hidup di Bekasi MOJOK.CO
Esai

Summarecon Memberi Panggung Untuk Memulihkan Diri Sendiri para Manusia yang Hatinya Disengat Bekasi: Catatan Sopir Online yang Pernah Belajar Psikologi

14 Oktober 2025
Jogja Punya Aura Negatif, tapi Masih Mending ketimbang Jakarta MOJOK.CO
Esai

Jogja Memang Lebih Nyaman meski Tetap Menyimpan Aura Negatif, tapi Masih Mendingan ketimbang Hidup Menderita di Jakarta

4 Oktober 2025
Di Mata Driver GoCar Bekasi Lebih Nyaman ketimbang Jakarta MOJOK.CO
Esai

Di Mata Driver GoCar Lulusan Psikologi, Bekasi Saat Ini Sudah Jauh Lebih Nyaman Dibandingkan Jakarta

25 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.