Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Ketangguhan Bus Bagong, Bus Mungil Nyempluk Penakluk Rute-rute Ekstrem Jawa Timur dan Penantang PO Besar

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
12 Maret 2024
A A
Bus Bagong Penakluk Jalur Ekstrem Jawa Timur MOJOK.CO

Ilustrasi bus Bagong. (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Namanya mungkin tak setenar PO-PO besar yang mengaspal di Jawa Timur seperti Haryanto, Sumber Selamet, Harapan Jaya, Eka Mira dan lain-lain. Namun, bus Bagong masih terus mengaspal sejak 1994. Bahkan, PO Bagong bisa dibilang menjadi salah satu penakluk jalanan ekstrem di Jawa Timur.

***

Pengalaman pertama saya naik bus Bagong adalah pada Oktober 2023 lalu, ketika hendak mengirim titipan cumi-cumi dari Rembang, Jawa Tengah ke Jombang, Jawa Timur.

Karena kebetulan saya tidak membawa motor, maka pilihannya tinggal naik bus. Yang mana untuk ke Jombang (dari Rembang) tidak bisa sekali jalan, tetapi harus oper satu kali di Tuban.

Dari Rembang saya naik bus jurusan Surabaya-Semarang, bisa Jaya Utama, Indonesia, atau Sinar Mandiri. Tapi saya paling menghindari untuk naik bus Sinar Mandiri. Alasannya pernah saya tulis di sini.

Dari Rembang kemudian saya turun di Babat, dengan tarif Rp35 ribu. Sebenarnya bisa saja memilih turun di Alun-alun Tuban. Mengingat, alih-alih ngetem di Terminal Baru Tuban, banyak bus Bagong jurusan Jombang-Tuban yang lebih memilih ngetem di Alun-alun Tuban.

Maklum saja, Terminal Baru Tuban kini seolah menjadi terminal mati. Sejak rampung dibangun pada 2005 silam, terminal ini tak butuh waktu lama untuk mangkrak tak terurus.

Namun, berbekal informasi dari beberapa teman, biar tidak jenuh menunggu saat bus Bagong ngetem di Alun-alun Tuban, maka akan lebih enak jika sekalian turun di Jembatan Babat. Sebab, dari Jembatan Babat inilah bus Bagong akan berpindah rute dari jalur Pantura ke jalur berliku menuju Jombang dan sering kali tak butuh waktu lama untuk menunggunya.

Dari Babat ke Jombang, seingat saya harus membayar tarif sebesar Rp30 ribu atau Rp25 ribu

Bus sumpek andalan ibu-ibu pasar

Sejak dua tahun terakhir, sebenarnya PO Bagong telah mereproduksi armada-armada baru yang bikin pangling. Terutama untuk jenis non ekonomi.

Tiap kali motoran di Surabaya-Jombang (atau sebaliknya) di sepanjang 2023 kemarin, saya sering berpapasan dengan armada bus Bagong yang putih kinclong.

Dan yang paling mencolok adalah perubahan pada bodi bus. Seperti namanya, bus Bagong terkenal dengan bodi busnya yang mungil nyempluk kapasitas 36 orang. Nyempluk-nya mirip karakter Bagong dalam dunia pewayangan.

Bus Bagong Penakluk Jalan Ekstrem Jawa Timur MOJOK.CO
Bus Bagong ekonomi bodi nyempluk. (Wikimedia Commons)

Sementara armada-armada baru non ekonomi yang mengaspal modelnya seperti bus-bus AKAP dan AKDP pada umumnya. Hanya saja lebih minimalis.

Sayangnya, dalam perjalanan Tuban-Jombang Oktober 2023 itu, saya mendapat bus Bagong ekonomi versi lama: bus lusuh, kursi koyak sana-sini, dan AC mati. Maka, sumpek dan panaslah kondisi dalam bus. Lebih-lebih banyak di antara penumpang bus Bagong Jombang-Tuban adalah ibu-ibu pedagang pasar.

Iklan

“Saya turun (menyebut nama lokasi, tapi saya lupa persisnya), Nak. Setiap hari ya naik Bagong ini,” ujar Lasih (47), seorang ibu-ibu yang duduk di sebelah saya dengan boran besar berisi bumbu dapur seperti cabai, bawang merah, hingga bawang putih yang terletak di bawahnya. Ia naik dari Pasar Babat.

Dari Lasih pula saya akhirnya tahu kalau kebanyakan penumpang bus Bagong di jam-jam satu siang adalah ibu-ibu pedagang yang pulang dari pasar. Rata-rata masih dari daerah sekitar Babat sendiri.

Sementara sisanya adalah penumpang yang memang hendak bepergian ke Jombang, entah untuk pulang atau untuk urusan lain seperti saya. Ada juga yang hendak bepergian dari Tuban ke Kediri atau Malang.

“Kalau lewat Surabaya muter jauh. Jadi lebih enak naik (Bagong) dari Tuban ke Jombang. Dari Jombang nanti naik (Bagong) lagi jurusan Kediri,” ujar Muslikin (40), seorang pria yang kemudian duduk di sebelah saya setelah Lasih turun.

“Gimana, Mas, pengalaman pertama naik Bagong?” tanya Muslikin setengah tersenyum setelah tahu kalau itu adalah kali pertama saya menaiki bus nyempluk tersebut dan setelah melihat pelipis saya berlumuran keringat.

“Memang sumpek banget, Mas, bus Bagong ini. Apalagi panas di Babat-Lamongan juga banter. Ada angin pun anginnya angin panas, bukan angin sejuk,” sambung Muslikin.

Bus mungil penakluk jalanan berliku

Bus Bagong yang saya tumpangi jadi satu-satunya bus AKDP yang melintas di rute Jombang-Tuban. Karena kali itu momen pertama kali melintasi rute tersebut, saya cukup kaget.

Saya sempat mengira, walaupun berada di jalur dalam, rute yang bus Bagong lalui untuk ke Jombang adalah jalanan biasa. Tapi ternyata bus sekecil itu harus berjibaku dengan jalanan sempit, aspal tak rata, sesekali tanjakan, hingga tikungan-tikungan tajam.

Tak hanya itu, bus Bagong juga sesekali melewati alas yang cukup panjang. Saya cukup ngeri saat membayangkan seandainya motoran di jalur tersebut pada malam hari. Meskipun sebenarnya alas tersebut tak sepi-sepi amat, karena banyak warung berderet yang menjadi jujukan sopir-sopir truk.

Jalanan sempit nan berliku itu membentang dari Tuban hingga ke Terminal Jombang. Sehingga, bus ini tentu tak cocok untuk penumpang yang tengah buru-buru.

Sebab, bus melaju dengan kecepatan sedang dan tidak bisa asal nyalip kendaraan di depannya. Apalagi jika kendaraannya adalah truk yang memuat kayu besar-besar, maka bertambah lambatlah laju bus tersebut.

Mau nyalip pun harus ekstra hati-hati. Tak tepat sedikit bisa tabrakan dengan kendaraan dari arah berlawanan.

Hingga baru saya tahu kemudian, ternyata tidak hanya untuk rute Jombang-Tuban, bus Bagong di beberapa rute di Jawa Timur juga harus berjibaku dengan jalanan penuh tanjakan dan berliku.

Seperti yang terekam dalam kanal YouTube Pakasi Traveller. Bus Bagong ekonomi versi lama untuk rute Jombang-Malang harus melewati jalanan ngeri. Karena untuk sampai ke Terminal Landungsari, Malang, bus Bagong harus melewati Batu yang merupakan daerah dataran tinggi.

Atau juga seperti yang terekam dalam kanal YouTube Yahyan Fisbianto. Bus Bagong jurusan Malang-Ponorogo tidak hanya berjalan di jalanan sempit dan penuh tikungan tajam. Tapi juga jalanan sempit yang di pinggirnya adalah jurang.

Baca halaman selanjutnya…

Seleksi ketat sopir bus Bagong

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 13 Maret 2024 oleh

Tags: Bus Bagongjalanan ekstremJawa TimurJombangpilihan redaksirute bus bagongtarif bus bagongTuban
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO
Ragam

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.