Kesombongan berganti menjadi kelimpungan
Silo sempat kembali ke Batam untuk kembali bekerja. Sementara motornya dia tinggal di rumah. Katanya, motor Honda PCX itu kemudian sering dipinjam oleh kakaknya.
Di titik itu, Silo juga merasa lebih bisa diandalkan ketimbang sang kakak. Karena kakaknya saja sampai harus meminjam motor Honda PCX Silo, kendati sang kakak sebenarnya punya motor sendiri.
Namun, “situasi menyenangkan” itu tidak berlangsung lama. Awal 2020 Indonesia dilanda Covid-19. Silo sempat bertahan beberapa saat di Batam, meski proyek dihentikan sementara.
“Katanya waktu itu kan sementara. Ternyata Covid-19 makin meluas. Semua aktivitas mandek. Termasuk proyek. Para kuli dipulangkan,” ujar Silo.
Satu tahun berlalu. Silo mencoba mati-matian bertahan hidup mengandalkan sisa upahnya. Sementara pandemi tak kunjung mereda, bahkan makin parah.
“Sebenarnya 2021 itu ada beberapa kuli yang dipanggil mandor lagi. Karena proyek lanjut jalan. Tapi aku nggak dipanggil. Saat kucek ke kuli-kuli yang dipanggil, katanya mandor nggak mau ambil risiko. Karena sedang pembatasan, jadi kulinya diambil yang tua-tua (senior),” tutur Silo. Masuk akal atau tidak, tapi Silo hanya bisa pasrah.
Tergiur judi online (judol)
Sialnya, uang sudah menipis, sementara tidak ada pekerjaan yang bisa Silo lakukan selama pandemi. Proyek-proyek lokalan juga tidak ada yang jalan.
Sialnya lagi, dalam situasi tersebut, Silo tergiur judi online alias judol. Bermula dari nongkrong di warung kopi desa bersama sejumlah pemuda desa yang nasibnya juga sedang pelik, Silo nyaris menghabiskan malam-malam untuk berburu jackpot.
“Ada lah taman yang mengaku jackpot gede, langsung tergiur. Aku ikut-ikutan. Lumayan kan, nggak usah kerja tapi ada pemasukan,” ucap Silo.
Sayangnya, alih-alih jackpot, Silo malah tekor besar. Dia sampai ngutang di mana-mana, untuk judol juga untuk beli bensin dan rokok.
Merujuk data Polri, pandemi Covid-19 memang menjadi awal mula maraknya judi online. Didorong iming-iming uang dalam jumlah besar tanpa harus keras membanting tulang, seseorang rela menggadaikan dirinya dalam iming-iming penuh ketidakpastian dan kelicikan operator tersebut.
Pegadaian jadi jalan terakhir
Tak kunjung jackpot, tapi terjerat hutang besar. Silo hanya menatap motor Honda PCX-nya dengan nanar. Hanya itu satu-satunya harta yang tersisa darinya. Harta yang selama ini dia sombongkan sebagai standar kesuksesan.
Awalnya Silo berpikir untuk menjualnya. Tapi dia gengsi. Sebab, motor Honda PCX itulah yang membuatnya disanjung-sanjung dan dianggap sukses.
“Akhirnya kugadaikan,” ujar Silo.
Kabar “kejatuhan” Silo tak ayal merebak. Dari yang semula dielu-elukan, tiba-tiba menjadi buah bibir: Silo terjerat utang gara-gara judol. Motor Honda PCX Silo akhirnya digadaikan. Dan sekian bunyi gunjingan yang lain.
Silo baru bisa bekerja kembali pada 2022. Kembali ke Batam. Sejak saat itu, hingga sekarang, Silo tengah mati-matian menutup utang-utangnya sembari mengumpulkan uang untuk menebus motor Honda PCX miliknya di pegadaian.
“Mengikuti standar orang lain bisa mencelakakan diri sendiri. Nikmatnya hanya sesaat. Apalagi judi online (judol),” tutup Silo.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Pertama Kali Punya Mobil Pribadi buat Pamer ke Tetangga, Malah Berujung Repot Sendiri hingga Dijual Lagi atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan












