Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Argomulyo Merekam Sisi Gelap Anak Kos di Salatiga yang Saingi Seturan Jogja, Dulu Kota Santun Kini Lekat dengan Kehidupan Malam yang Kelam

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
3 Juni 2024
A A
Sisi Gelap Kos-Kos Salatiga MOJOK.CO

Ilustrasi - Sisi gelap kos di Argomulyo, Salatiga. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Kos di Kawasan Argomulyo merekam sisi gelap mahasiswa Salatiga. Kos kawasan Argomulyo menawarkan segenap kebebasan yang sepintas mirip-mirip dengan kos-kos di Seturan sebagai salah satu “kawasan bebas” di Jogja.

***

Sejak tiba di Salatiga pada Selasa (30/4/2024) malam WIB, Bisri (23) sudah memberi disclaimer agar saya tidak kaget dengan apa yang akan saya lihat. Kata Bisri sebenarnya mirip suasana di Seturan, Jogja. Tapi saya kan tidak tahu persis. Saya orang baru di Jogja.

Pun saat saya masih di Surabaya, saya juga nyaris tak pernah melihat dengan mata kepala saya sendiri perihal aktivias-aktivitas para penghuni kos bebas. Sejauh ini gambaran soal kos bebas hanya saya tahu dari apa yang saya dengar lewat cerita teman-teman.

“Nanti agak malam akan kutunjukkan,” ujar Bisri saat kami masih menikmati semangkuk bakso di warung bakso langganannya di Argomulyo, Salatiga, sekitar jam setengah tujuh malam.

Saya ngikut saja. Karena dalam perjalanan ke Jogja hari itu, Bisri memang mengiming-imingi akan memberi saya informasi menarik jika saya mau mampir. Syukur-syukur kaluh saya mau nginep. Toh esok harinya, Rabu (1/5/2024) adalah tanggal merah Hari Buruh.

Bisri kuliah di Jogja. Namun ia punya banyak teman dan kenalan di Salatiga karena beberapa teman seangkatannya di SMA memang kuliah di sana.

Ia pun terbilang cukup sering main-main ke Salatiga, terutama ke kos temannya di kawasan Argomulyo. Misalnya saat ada tanggal merah dan kebetulan ia sedang tak ingin pulang ke Rembang, Jawa Tengah. Oleh karena itu, Bisri terbilang cukup paham seluk-beluk kawasan Argomulyo, Salatiga.

Kos bebas yang merata di Argomulyo Salatiga

Setelah makan bakso dan udud-udud sebentar, Bisri lalu sengaja mengajak saya motoran menyisir beberapa kos di kawasan Argomulyo, Salatiga. Ada dua kos yang kami tuju sebelum kami menuju kos Bisri untuk istirahat.

Dua kos tersebut berada di sebuah gang sempit dan lokasinya cenderung nyempil. Satu kos di sudut gang ditempati oleh teman cewek Bisri. Sementara satu kos di sudut gang lain penghuninya adalah kenalan Bisri, teman dari teman Bisri yang lain yang kuliah di Salatiga.

Bisri pertama-tama mengajak saya ke kos temannya yang cewek. Kami lalu berbincang basa-basi sejenak di halaman kos yang memang tersedia meja kursi untuk tamu. Dalam rentang 20 menitan saat kami ngobrol, ada satu cowok yang datang. Usai memarkir motor, cowok itu langsung melenggang menuju satu kamar di lantai dua.

“Sebenarnya kos bebas nggak sih?” bisik saya pada Bisri. Mendengar pertanyaan itu, teman cewek Bisri hanya tersenyum kecut.

“Ini kos cewek. Tapi cowok leluasa masuk. Beginilah Salatiga,” ujar Bisri. “Mirip Seturan, Jogja, bukan?” Jawaban Bisri membuat teman ceweknya malah makin kecut.

Baru saya tahu kemudian, saat dalam perjalanan balik, kalau teman cewek Bisri termasuk yang beberapa kali membawa cowok dan bahkan menginapkan cowok di kosannya. Bisri tahu karena pacar dari teman cewek Bisri sebenarnya ya teman Bisri juga semasa SMA yang saat ini kuliah di Jogja.

Iklan

Menyelinapkan pacar menjelang tengah malam

Bersama Bisri saya menginap di kos teman Bisri yang berbelakangan dengan sebuah kebun. Lokasinya agak jauh dengan rumah warga setempat kerena berada di atas semacam gumukan. Jalanan di sekitarnya pun terbilang gelap karena tak ada lampu yang menerangi.

“Di kawasan Argomulyo ini rata-rata kos seperti itu,” ujar teman Bisri yang merupakan mahasiswa di Salatiga.

Selain Argomulyo, kata teman Bisri yang enggan disebut namanya itu, masih ada beberapa kawasan yang saat ini bisa dibilang sebagai Seturan-nya Salatiga. Kawasan-kawasan tersebut berdekatan dengan kampus.

Yang saya penasaran, di Argomulyo, pada dasarnya kos yang tersedia adalah berdasarkan gender. Terpisah antara kos cewek dengan kos cowok. Tak ada yang terang-terangan menyebut kos bebas atau kos campur seperti di Seturan, Jogja. Tapi kok seleluasa itu penghuni kos membawa lawan jenis keluar masuk kamar?

“Begini, di sini aturannya cenderung longgar. Lawan jenis boleh main. Tapi dalam rentang jam 8 pagi sampai malam maksimal jam 10,” jelas Bisri.

Nah, dari sejauh yang Bisri lihat dan alami di Argomulyo, beberapa mahasiswa Salatiga cukup cerdik memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Ada yang ajak main pacar di jam-jam pagi hingga sore. Atau sering juga pacar dimasukkan ke dalam kos di jam-jam 8 malam. Setelah itu kos terkunci sampai siang.

“Pokoknya di atas jam 10 malam jangan kelihatan ada aktivitas lawan jenis di luar kamar. Kalau ketahuan mungkin diusir,” beber Bisri.

“Pernah ada yang ketahuan? Digrebek misalnya?” tanya saya.

“Kalau di kosku dan kos beberapa teman kok belum. Ibu kos mungkin sudah tahu, tapi dibiarkan. Karena gimana-gimana itu yang bikin kosnya laku,” ucap teman Bisri. Sebab, untuk model kos yang cenderung bebas di Salatiga sewanya di angka Rp600 ribuan. Untuk ukuran mahasiswa Salatiga, tentu angka tersebut sudah terbilang besar dibanding dengan harga-harga kos biasa yang ada di kisaran Rp350 ribu hingga Ro400 ribu per bulan. Meski begitu, pada akhirnya kos Rp600 ribu banyak peminat karena menawarkan kelongggaran dan kebebasan.

Cewek keluar dari kos cowok Argomulyo

Kos teman Bisri yang saya inapi termasuk salah satu kos yang penghuninya sering membawa cewek keluar masuk. Hanya saja, saat malam itu kami ngobrol hingga menjelang jam 12 malam, tanda-tanda ada cewek masuk tidak saya dapati, sampai akhirnya saya terlelap.

Subuh harinya, saat saya hendak ke kamar mandi, saya tanpa sengaja melihat seorang cewek keluar dari kamar cowok. Kamarnya ada di tengah. Ia lalu manaiki salah satu motor yang terparkir di halaman kos, bergegas pergi dengan tergesa.

“Pemandangan yang biasa di Salatiga, Bos. Sudah kubilang, mirip lah sama Seturan, Jogja,” ucap Bisri saat ia bangun dan saya ceritakan apa yang saya lihat Subuh tadi.

Sisi Gelap Kos-Kos Salatiga MOJOK.CO
Suasana pagi di salah satu kos di Argomulyo, Salatiga. (Aly Reza/Mojok.co)

Kota Pelajar membuat Salatiga ternodai

Jauh sebelumnya, saya sempat berbincang dengan Dani (24), salah satu warga asli Salatiga. Ia menyebut bahwa apa yang terjadi pada saat ini adalah imbas dari makin banyaknya pendatang yang kuliah di salah satu kota indah di Jawa Tengah tersebut. Salatiga jadi semacam “Kota Pelajar” baru.

Dulu, kata Dani, membawa lawan jenis ke kosan menjadi hal sangat tabu di Salatiga. Tapi sekarang malah terlihat sangat biasa.

Dani merasa kota kelahirannya kini ternodai. Lebih-lebih, menurutnya, yang memanfaatkan kos bebas di Salatiga lebih banyak dari para pendatang, bukan dari kalangan warga Salatiga sendiri.

“Kalau kelak justru berubah jadi kayak Jogja, ah, kayaknya aku pun kalau bisa pindah ke kota lain aja lah. Purwokerto misalnya,” tutur Dani, Jumat (9/3/2024).

Selama di Argomulyo, Salatiga, saya sebenarnya memotret kos-kos yang saya sisir bersama Bisri. Namun saat saya hendak berpamitan untuk lanjut perjalanan ke Jogja, Bisri meminta saya untuk tidak mengunggahnya. Bahaya.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Kehidupan Malam di Till Drop Bar Prawirotaman Bikin Orang Surabaya Betah di Jogja, Nggak Nemu Kenikmatan Bar dan Kehidupan Kota Pahlawan yang Serba Buru-Buru

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

 

 

Terakhir diperbarui pada 11 Juni 2024 oleh

Tags: Jogjakampus salatigakos bebas jogjakos bebas salatigakos bebas seturankos murah salatigasalatigaseturanseturan jogja
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO
Ekonomi

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO
Liputan

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.