Stasiun televisi nasional ANTV dikabarkan terancam bangkrut, setelah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap puluhan karyawan mereka. Perusahaan yang mengudara sejak 1 Maret 1993 itu memberikan kesan tersendiri bagi para penontonnya. Terutama dengan program sinetron India mereka yang tak banyak ditayangkan oleh stasiun televisi lainnya.
***
Kabar soal PHK massal terhadap karyawan ANTV disayangkan oleh pemirsa setia mereka. Salah satunya Joulesica (24) yang mengaku sudah menonton program ANTV sejak usianya 5 tahun.
“Sayang aja sih, karena sejak kecil aku suka nonton sinetron India di ANTV. Menurutku seru untukku yang suka bernyanyi dan menari,” ucap perempuan yang akrab dipanggil Jo itu kepada Mojok, Selasa (7/1/2025).
Dia bercerita ibu dan bibinya suka menyetel ANTV. Dari sanalah dia melihat orang menari. Seiring berjalannya waktu, dia baru tahu bahwa itu adalah program serial dari India. Akibat sering menonton program tersebut, Jo jadi suka menyanyi dan menari karena seru.
Menginjak remaja Jo mulai mencari tahu lebih banyak soal sinetron India. Perempuan asal Surabaya itu pun menemukan ketertarikan dari alur cerita sinetron India. Jo bahkan aktif latihan menari di salah satu sanggar di Surabaya.
Tren Mahabarata pada masanya
Salah satu sinetron India favorit Jo adalah Mahabarata. Setelah mengaji dan salat Isya di rumah, dia buru-buru mengambil remot televisinya untuk menonton series India tersebut. Kadang-kadang, kegiatan itu dia sambi sambil mengerjakan tugas sekolah.
“Aku pasti menunggu series itu karena kepo dengan alur atau kelanjutan ceritanya,” ujar Joulesica.
Sejak kemunculannya di tahun 2013, Mahabarata memang menduduki posisi teratas di jam tayang ANTV. Berdasarkan laporan Nielsen, suatu lembaga survei yang bergerak di bidang informasi global serta media, Mahabarata mampu mengeruk share 20,9 persen dengan target pemirsa laki-laki dan perempuan usia 25 tahun ke atas pada tahun 2014.
Series Mahabarata sendiri berkisah tentang pertempuran antara Pandawa dan Kurawa untuk memperebutkan takhta Hastinapura. Berdasarkan kepercayaan Hindu, kisahnya memuat banyak falsafah hidup.
Jo sendiri tertarik dengan kehidupan Pandawa dan Kurawa. Terutama ketika Pandawa akhirnya menikah dengan Drupadi. Mereka kemudian memiliki anak hingga cucu. Di mana, keluarga mereka mengajarkan tentang kebaikan dan kebenaran.
“Perkelahian antar saudara itu tidak baik. Salah satu dari mereka kecewa dan tidak bersyukur sehingga menghancurkan suatu keluarga bahkan skala yang lebih besar,” ujarnya.
ANTV punya segudang program sinetron India
Banyak yang bertanya mengapa perusahaan swasta milik Bakrie Gorup ini bisa tumbang dengan melakukan PHK massal terhadap karyawannya? Padahal secara pencapaian, perusahaan di bawah naungan Visi Media Asia (VIVA) tersebut tak kalah saing dengan stasiun televisi lainnya.
Menurut Nielsen, ANTV memiliki mangsa pasar yang tinggi sejak 2011 hingga 2019. Ia menempati posisi keempat setelah SCTV, RCTI, dan IVM, sehingga mampu menyaingi MNCTV, GTV, TRANS, hingga NET.
Pada paparan publik yang diunggah di laman keterbukaan Bursa Efek Indonesia pada Rabu (18/12/2024) lalu, ANTV menduduki peringkat kesembilan dari segi TV share dengan poin 4,7 per November 2024.
Berdasarkan paparan tersebut, ANTV juga sukses menjadi stasiun pilihan pemirsa berjenis kelamin perempuan. Salah satu program yang banyak dilihat adalah sinetron India seperti Pyar Ka Daard, Dev & Sona, Chandra Nandini.
Bejo (32) adalah salah satu penonton yang menyukai sinetron India di ANTV, selain Jo. Dia mengaku sering menyisihkan waktu untuk melihat sinetron yang pemainnya Shaheer Sheikh.
“Saya sudah nonton mulai remaja, karena ceritanya yang ringan,” ujarnya.
Benarkan ANTV mulai ditinggalkan?
Direktur PT Visi Media Asia Tbk atau Viva, Neil R. Tobing sebetulnya sudah angkat bicara soal PHK massal yang dialami oleh karyawannya sejak Desember 2024 lalu. Dia mengatakan keputusan akhir itu justru untuk mengurangi biaya pengeluaran perusahaan, agar tetap bertahan di industri siaran televisi.
Neil juga mengakui adanya pemberhentian seluruh karyawan di divisi produksi. Menurutnya, minat masyarakat untuk menonton televisi mengalami penurunan. Terutama di tahun 2019, saat pandemi Covid-19 melanda, serta peralihan siaran TV analog ke TV digital oleh pemerintah.
“Sejak itu, dengan adanya Covid-19 juga kemudian dilanjutkan oleh ASO memang belum terjadi rebound” kata dia dikutip dari Bloombergtechnoz.com, Rabu (8/1/2025).
Sebagai penonton setia ANTV, Jo pun mengaku mulai jarang menonton televisi sejak tahun 2021 karena harus bekerja di Batam. Dia lebih memilih layanan streaming yang bisa dipasang di gawai untuk menonton sinetron India di sela-sela istirahatnya.
“Sejujurnya aku juga sedih di Batam nggak ada televisi. Mungkin, karena rata-rata orang sini juga pekerja rantau jadi lebih memilih hiburan lewat telepon genggam,” ujarnya.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: NET TV Tak Ada Lagi, Kami Kehilangan Program-program yang Mendidik dan Memotivasi atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan