Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Mendalam

Hari-hari Mahasiswa Malang yang Jalani Kumpul Kebo: Latihan Berumah Tangga, Hidup Layaknya Suami Istri meski Tak Siap Menikah

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
23 Juli 2025
A A
mahasiswa malang, mahasiswa jogja, kumpul kebo, kohabitasi, kos LV.MOJOK.CO

Ilustrasi - kumpul kebo alias kohabitasi. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Dua pasang mahasiswa Malang mengaku menjalani praktik kumpul kebo (kohabitasi), jauh sebelum isu ini ramai diperbincangkan baru-baru ini. Mojok mendengarkan pengakuan mereka perihal apa yang sebenarnya mereka jalani dalam praktik tersebut.

***

Riuh rendah kumpul kebo alias kohabitasi berakar pada artikel yang dipublikasikan The Conversation Indonesia, ditulis oleh Yulinda Nurul Aini, Peneliti Ahli Muda di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Merujuk data Pendataan Keluarga 2021 (PK 2021/PK21) oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Yulinda menemukan fakta bahwa banyak pasangan muda belum menikah yang memilih tinggal bersama di bawah satu atap.

Ada tiga alasan utama kenapa pasangan belum menikah memilih tinggal bersama. Di antaranya beban finansial, rumitnya proses perceraian, dan penerimaan sosial di lingkungan sekitar.

Riset Yulinda secara spesifik memang menyasar daerah Manado, Sulawesi Utara. Akan tetapi, Mojok menemui fakta bahwa praktik inipun juga terjadi di Malang, Jawa Timur, di kalangan mahasiswa.

Mahasiswa Malang pilih kumpul kebo untuk efisiensi

Jose (26), bukan nama sebenarnya, saat ini memang sudah lulus kuliah. Hanya saja, alih-alih pulang ke Jakarta (tempat asalnya), dia memilih tetap menetap di Malang. Bekerja di sana. Alasannya, Malang jauh lebih nyaman (sejuk dan tenang) ketimbang Ibu Kota.

Saat merantau ke Malang untuk kuliah pada 2017, Jose sebenarnya sudah tahu belaka kalau kota tersebut menawarkan kebebasan. Barangkali tak jauh berbeda dengan Jakarta. Dan memang begitulah yang akhirnya dia dapati. Laki-laki bisa menginap di kos perempuan dengan leluasa, juga sebaliknya.

Seiring waktu, Jose akhirnya menemukan sebuah “paviliun hidden gem”, bisa disewa oleh sepasang muda-mudi yang belum berstatus “halal”. Tanpa harus repot-repot menunjukkan surat nikah atau berdalih kalau keduanya adalah saudara kandung (kakak-adik misalnya).

“Semester 4-an, aku ngajak cewekku untuk tinggal bareng. Sebenarnya harga paviliunnya juga lumayan untuk ukuran mahasiswa. Karena Rp1 jutaan,” kata Jose.

Namun, dengan tinggal bareng, Jose merasa banyak hal bisa menjadi lebih efisien. Misalnya, alih-alih sering makan di luar, keduanya lebih memilih masak bareng di paviliun. Budget-nya tentu jauh lebih murah ketimbang makan di luar.

Layaknya suami istri, tapi belum siap menikah

Selama kohabitasi di Malang sejak masa mahasiswa, Jose tak menampik kalau dia dan pasangannya hidup layaknya pasangan suami istri sah. Tapi bukan berarti keduanya siap untuk menikah.

Jose mengaku, sejak lulus kuliah dan bekerja, pacarnya beberapa kali menanyakan: Kapan mereka benar-benar akan menikah? Tapi jawaban Jose selalu begini: Kenapa harus ada ikatan pernikahan? Bukannya begini saja cukup?

“Pernikahan itu ribet. Proses menikahnya, terus setelahnya. Karena jika menikah, kita harus lebur dalam satu sistem keluarga dan konstruksi sosial yang bisa jadi kita nggak cocok dengan sistem itu,” kata Jose.

Iklan
Mahasiswa Malang pilih kumpul kebo alias kohabitasi MOJOK.CO
Ilustrasi pasangan kohabitasi. (Toa Heftiba/Unsplash)

Oleh karena itu, Jose merasa begini saja sudah cukup. Tinggal bareng tanpa ikatan pernikahan. Toh cinta Jose ke pacarnya tidak pernah berkurang sama sekali. Mereka toh selama ini juga hidup tenang dan asyik. Tanpa pertengkaran-pertengkaran hebat atau bahkan KDRT sebagaimana yang terjadi dalam rumah tangga.

“Anak juga belum kepikiran punya. Jadi kalau ditanya, misalnya belum nikah tapi kalau punya anak bagaimana? Aku belum bisa jawab. Tapi untuk saat ini, aku ingin menikmati waktu berdua. Kami antisipasi agar belum punya anak dulu,” kata Jose.

Apalagi, memiliki anak juga bukan tanggung jawab sepele. Di antara alasan Jose belum siap atas kehadiran anak adalah: Dia tidak mau menghadirkan satu manusia lagi di tengah kondisi dunia yang semakin sakit dan rusak. Tidak adil bagi si anak.

Baca halaman selanjutnya…

Latihan berumah tangga, seperti latihan salat berjamaah layaknya suami istri sah

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 23 Juli 2025 oleh

Tags: kohabitasikumpul kebomahasiswa malangmahasiswa malang kumpul keboMalangpergaulan mahasiswa malangpilihan redaksi
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

elang jawa.MOJOK.CO
Ragam

Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

22 Desember 2025
Terpaksa jadi maling, buronan polisi, hingga masuk penjara karena lelah punya orang tua miskin MOJOK.CO
Ragam

Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya

22 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO
Ragam

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO
Ragam

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
bapakmu kiper.MOJOK.CO

Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper

17 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
bantul, korupsi politik, budaya korupsi.MOJOK.CO

Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan

16 Desember 2025
Kegigihan bocah 11 tahun dalam kejuaraan panahan di Kudus MOJOK.CO

Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

16 Desember 2025

Video Terbaru

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.