Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kuliner

Warung Sate Kang Jilan, Kuliner Mewah Imogiri yang Dulunya Tak Semua Orang Bisa Membeli

Agung Purwandono oleh Agung Purwandono
6 Desember 2023
A A
Warung Sate Kang Jilan, Kuliner Imogiri yang Dulunya Tak Semua Orang Bisa Membeli MOJOK.CO

Ilustrasi Warung Sate Kang Jilan, Kuliner Imogiri yang Dulunya Tak Semua Orang Bisa Membeli. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Dulu, tak semua orang bisa menikmati seporsi sate di Warung Sate Kang Jilan yang ada Pasar Hewan Imogiri. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa makan di warung yang kini berusia hampir 40 tahun.

***

Sejak pagi, hujan mengguyur sebagian wilayah Kabupaten Bantul, termasuk kawasan Imogiri, Selasa (5/12/2023). Saya sampai di Pasar Hewan Imogiri yang terletak di Dusun Karangtalun, Kalurahan Karangtalun, Kecamatan Imogiri ketika hujan sudah reda. Lokasinya tak begitu jauh dari Makam Raja-raja Mataram di Imogiri, sekitar 2 kilometer.

Dari seorang kawan, ia memberikan informasi sate kambing di Pasar Hewan Imogiri patut dicoba. Warung sate ini sudah hampir 40 tahun eksis.

Kedatangan saya waktunya sebenarnya tidak pas karena bukan di hari pasaran Pasar Hewan Imogiri. Harusnya saya datang esok harinya, Rabu (6/12) yang bertepatan dengan hari pasaran Legi. Pasar ini memang hanya buka di hari pasaran Legi. Hari-hari biasa tak ada satupun hewan ternak seperti sapi atau kambing yang terlihat. Begitu juga dengan pedagang dan penjual di pasar tersebut. 

Di sisi lain, saya juga beruntung nggak berebut menu di warung ini. “Kalau hari pasaran ramai banget,” kata Ponikem (55). Ia istri Kang Jilan. Suaminya tengah menyiapkan kambing untuk dijadikan menu keesokan harinya. 

“Kalau hari pasaran, biasanya nyembelih tiga. Nah ini tadi bapak pulang, ngasih makan kambingnya, biar tetap gemuk pas besok dimasak,” kata Ponikem tertawa. 

Awalnya jualan di Pasar Imogiri

Ia mulai jualan sate kambing ketika menikah dengan Marjilan pada tahun 1985. Lokasi awal mereka jualan dulunya di Pasar Imogiri. Waktu itu, pasar masih menjadi satu, baik itu hewan maupun barang kebutuhan pokok. Pada tahun 1992, pasar hewan yang baru mulai dibangun. 

Warung Sate Kang Jilan di Pasar Hewan Imogiri. Suasana Selasa (5/12) termasuk sepi. Hari pasaran pasar ini di adalah Paing. (Agung P/Mojok.co)

“Dulu itu yang di sini itu cabangnya yang ada di Pasar Imogiri, sekarang di sini malah pusat,” kata Ponikem. Pasar Imogiri lama yang dimaksud Ponikem saat ini menjadi Taman Kuliner Imogiri. Sekarang, warung sate di Pasar Imogiri yang lama sudah tidak ada. Sebagai gantinya, ia membuka cabang di daerah Siluk yang saat ini dikelola oleh menantunya.

Setiap hari pasaran, Kang Jilan akan menyembelih tiga ekor kambing untuk kebutuhan di Pasar Hewan Imogiri, sedang hari-hari biasa hanya dua ekor. “Tiga tapi yang gede-gede. Dagingnya tetap empuk karena kambing muda yang belum poel,” ucap Ponikem.

Kata Ponikem, saya beruntung, karena gulai yang saya pesan di jam-jam menuju tengah hari biasanya sudah habis. “Paling cepat habis yang gulai,” kata Ponikem. Menu di warung ini relatif lengkap, sejak awal berdiri hingga kini. 

Ponikem menyebut menu-menu yang ada di warungnya seperti sate klatak, sate biasa/kecap, tongseng, gulai, tengkleng. Ada juga nasi goreng kambing dan sego godog. “Tapi kita juga sering ngikuti maunya pelanggan. Ada yang minta dibuatkan rica-rica kita buatkan, pokoknya minta apa, nanti kita masakan,” kata Ponikem.

Hidangan mewah, tak semua orang bisa makan sate di Warung Sate Kang Jilan

Ponikem lantas bercerita saat masih jualan di Pasar Imogiri yang lama. Dulu, warung satenya sangat laris. Salah satunya karena pasar buka hingga malam hari. 

Soal sate atau menu berbahan kambing, dulunya merupakan makanan mewah. Tidak setiap orang bisa jajan sate atau tongseng. Hanya orang-orang yang kantongnya tebal yang beli. 

Iklan

“Dulu pertama kali buka harganya itu dua ribu lima ratus rupiah, itu sudah sama nasi dan teh,” kata Ponikem. 

Ponikem, sejak remaja jualan sate bersama suaminya di Imogiri. Sejak tahun 1980-an, sate klatak jadi salah satu menun favorit di tempat usaha tersebut, (Agung P/Mojok.co)
Ponikem, sejak remaja jualan sate bersama suaminya di Imogiri. Sejak tahun 1980-an, sate klatak jadi salah satu menun favorit di tempat usaha tersebut, (Agung P/Mojok.co)

Marsudi (65) tetangga Ponijem dan Kang Jilan yang saat itu di warung lantas menyahut, “Mewah, nggak semua bisa makan sate kambing, kalau bukan blantik atau juragan, ya nggak kuat beli. Wong upah buruh harian jaman itu cuma 35 rupiah per hari,” papar Marsudi. 

Ponikem membenarkan, orang-orang yang makan sate kambing atau kuliner berbahan kambing lainnya memang orang-orang tertentu. Dulu terkenal sebagai makanan mewah. “Harga tanah saat itu per meternya masih 8 ribu rupiah,” kata Ponikem. 

Ponikem masih ingat harga menu sate di warungnya dari masa ke masa. Ketika pertama kali buka harganya Rp2.500 kemudian Rp5.000, Rp7.500, Rp10 ribu, Rp 15 ribu akhirnya  sekarang harganya Rp30 ribu. “Sekarang apa-apa harga naik ya harganya menyesuaikan,” kata Ponikem.

Hari itu, seporsi sate klatak dan gulai kambing membuat saya sangat kenyang, sehingga keinginan untuk mencoba menu lain seperti sego godog atau nasi goreng kambing saya tunda. Saat hendap berpamitan, Kang Jilan datang. 

Orang yang hobi makan tak mau bayar

Senyumnya merekah ketika pria paruh baya ini mengenalkan diri. Salah satu pertanyaan saya tentu saja tentang pengalaman menariknya selama jualan sate di Pasar Hewan Imogiri selama bertahun-tahun. Bahkan sampai saat ini, jika hari pasaran ia termasuk datang paling pagi yaitu sekitar pukul 03.00 dini hari. 

“Kalau hari pasaran itu dulu yang dari gunung-gunung bahkan pada menginap di pasar. Sebagian ada yang jalan kaki,” kata Kang Jilan bercerita. 

Seporsi gulai kambing di Warung Sate Kang Jilan yang saya nikmati, Selasa (5/12/2023). (Agung P/Mojok.co)

Ada cerita menarik di Pasar Hewan Imogiri terkait kebiasaan satu orang yang kerap datang setiap hari pasaran Legi. “Jadi orang itu makan, keluar warung, datang lagi sebulan kemudian,” kata Kang Jilan. Saya mencoba mencerna kalimat Kang Jilan.

“Maksudnya orang itu pergi tanpa bayar, datang lagi sebulan kemudian. Terus melakukan seperti itu lagi,” kata Kang Jilan tertawa. 

Orang tersebut bukan hanya melakukan hal yang sama di Warung Sate Kang Jilan, tapi juga di warung-warung lain di pasar hewan itu. “Tahunya karena pedagang lain cerita. Tapi ya kami biarkan saja,” kata Jilan. 

Saking lamanya jualan sate di Pasar Hewan Imogiri, Kang Jilan mengenal para blantik atau makelar jual beli hewan ternak yang datang. Begitu juga dengan peternak atau juragan ternak di wilayah Bantul dan sekitarnya.

Penulis: Agung Purwandono
Editor: Hammam Izzuddin

Baca juga Cerita Penjual Duwet Tentang Hal-hal yang Hilang di Pasar Legi Kotagede

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 6 Desember 2023 oleh

Tags: goyang lidahimogiripilihan redaksisantapsatewarung sate kang jiilan
Agung Purwandono

Agung Purwandono

Jurnalis di Mojok.co, suka bercocok tanam.

Artikel Terkait

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO
Catatan

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
ump diy.MOJOK.CO

Working Poor dalam Bayang-Bayang UMP DIY 2026 dan Biaya Hidup yang Semakin Tinggi

28 November 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.