Di hari biasa—di luar Ramadan—segelas Energen menjadi minuman wajib pengganti sarapan bagi narasumber Mojok ini. Sementara di bulan Ramadan, bersamaan dengan disajikannya menu sahur, segelas minuman sereal tersebut tak akan luput tersaji di meja makan. Terutama untuk Energen varian kurma.
Selama ini produk Mayora itu tidak hanya dikenal sebagai minuman bergizi karena kandungan karbohidrat, vitamin, dan protein. Tapi, tak kalah penting dari itu, Energen juga menjadi minuman yang mengenyangkan, praktis, dan terjangkau pula.
Ada enam varian rasa yang Energen tawarkan. Antara lain cokelat, vanilla, kacang hijau, jagung, jahe, hingga kurma. Nah, dari sekian varian tersebut, narasumber Mojok mencoba memetakan—atas subjektivitasnya—dari varian paling enak hingga yang biasa saja.
Energen Cokelat nikmatnya nggak ada obat
Denisa (26), seorang pekerja di Surabaya mengaku selalu menyetok Energen rasa cokelat di kosnya. Kebiasaan tersebut sudah dia lakukan sejak masa kuliah per 2017 silam.
“Dulu awalnya dari ibu. Setiap mau balik ke Surabaya, dibawain beberapa renteng Energen. Katanya buat ngganjel kalau aku nggak sempet sarapan misalnya ada kuliah pagi,” kata perempuan asal Kudus, Jawa Tengah itu berbagi cerita pada Minggu (9/3/2025) malam WIB.
Kebiasaan minum Energen sebenarnya mulai rutin Denisa lakukan sejak kelas 1 SMA. Berbeda dengan masa SD dan SMP, sewaktu SMA Denisa sering tak sempat sarapan sebelum berangkat sekolah.
Karena ibunya menekankan perut harus terisi sebelum beraktivitas, alhasil ibu Denisa menyediakan Energen dan roti tawar. Seringnya adalah rasa cokelat.
Varian rasa cokelat sangat Denisa sukai. Rasa cokelatnya benar-benar nyethak di tenggorokan. Bagi penyuka cokelat dan makanan manis seperti Denisa, tentu sulit berpaling dari varian rasa tersebut.
“Di keluargaku pun lebih suka varian cokelat, karena memang nikmat,” ucap Denisa.
Energen Kurma teman sahur dan buka puasa
Dari enam varian rasa yang Energen tawarkan, hanya dua varian saja yang masuk di lidah Denisa. Selain cokelat, yakni kurma.
Kala Energen merilis varian rasa kurma, Denisa mengaku sangat tergoda bahkan sejak dari bungkusnya.
Denisa sering mengonsumsi kurma sebagai camilan tanpa harus menunggu bulan Ramadan. Toh di Surabaya teramat mudah membeli buah dari Timur Tengah itu. Tinggal datang saja ke Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel.
“Aku ingat waktu itu rilisnya menjelang Ramadan. Lalu aku nyetok. Akhirnya kuputuskan, cokelat dan kurma adalah varian terbaik dari Energen,” ucapnya.
Bagi Denisa, manis varian kurma tak sepekat varian cokelat. Hanya memang secara kekentelan, sama kentalnya dengan varian cokelat. Pun dilengkapi toping kurma yang diiris kecil-kecil.
“Sementara varian lain, seperti kacang hijau, itu kan nggak ada kacangnya. Jadi cuma rasanya saja yang kacang hijau. Eh ada sih yang jagung. Itu pakai bulir jagung buat toping. Tapi bagiku, kurma paling the best,” ungkap Denisa.
Sejak kemunculan kurma, Denisa sering gantian dalam menyetok Energen. Kadang nyetok cokelat, sesekali nyetok kurma. Kalau di bulan Ramadan seperti saat ini, Denisa lebih sering nyetok kurma untuk diseduh kala sahur atau buka puasa.
Varian Kacang Hijau: opsi terakhir jika yang lain habis
Senada dengan Denisa, Bobon (26), pekerja di Jogja juga mengamini bahwa kenikmatan Energen varian cokelat dan kurma memang tiada tanding.
Bedanya, Bobon meletakkan kurma di posisi pertama. Selagi ada kurma, maka cokelat nanti dulu.
“Dulu masa-masa masih sekolah itu sukanya ya cokelat. Tapi sejak ada kurma, kurma ternyata lebih cocok di aku,” ungkapnya.
Kini, bahkan misalnya nongkrong di warung-warung kopi biasa (non coffee shop), kalau lagi butuh kehangatan, Bobon akan memesan varian kurma. Selain biasanya beli di warung Madura untuk diseduh saat sedang menikmati hari libur di kosan saja.
Lantas, bagaimana jika cokelat maupun kurma habis? Pilihan Bobon akan lari ke kacang hijau. Bagi Bobon, kacang hijau sama halnya dengan cokelat dan kurma: jenis rasa yang siapa saja cocok.
“Apalagi di Jogja kan banyak yang jualan burjo (bubur kacang ijo). Nah, Energen ini versi praktisnya. Jadi cocok-cocok aja,” bebernya.
“Kenapa kuletakkan varian kacang hijau di akhir? Karena rasa kacang hijaunya tipis. Nggak sekuat rasa cokelat dan kurman,” sambung Bobon.
Varian lain terlalu segmented
Karena penasaran, Bobon sudah pernah mencoba beberapa varian lain, seperti vanilla, jagung, hingga jahe. Hanya saja, bagi Bobon, varian-varian tersebut terkesan segmented. Hanya orang-orang tertentu yang bisa menikmati tiga varian tersebut.
“Misalnya, varian jahe. Aku baru akan cari varian itu ya kalau lagi agak meriang. Kalau buat harian kurang masuk, karena ada sensasi pedas jahenya. Kurang bisa dinikmati,” tutur Bobon.
Begitu juga dengan vanilla dan jagung. Itu jenis rasa yang hanya masuk di lidah orang tertentu, tapi belum tentu masuk di lidah orang lain. Jadi, untuk dua varian sisa ini Bobon menilainya biasa saja. Tak semenggoda cokelat dan kurma, serta tak seopsional kacang hijau.
“Tapi apapun selera kalian, pasti sepakat kalau Energen adalah minuman sereal yang cocok buat mengganjal lapar dan menghangatkan tubuh. Terjangku, tapi enak,” tutup Bobon.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Minuman Indomaret yang Temani Saya Hadapi Kerasnya Kehidupan Orang Dewasa, Yang Jelas Bukan Kopi Golda atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan