Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kuliner

Sulitnya Menemukan Bakso Pakai Lontong di Jogja, Padahal di Surabaya Jadi Menu yang Pasti Ada

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
11 Desember 2024
A A
Sulitnya Menemukan Bakso Pakai Lontong di Jogja, Padahal di Surabaya Jadi Menu yang Pasti Ada. MOJOK.CO

ilustrasi - menu bakso Surabaya yang dilengkapi dengan lontong. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Di Jogja, rasanya sulit sekali menemukan penjual bakso yang menyediakan lontong. Padahal di Surabaya, lontong menjadi elemen yang selalu ada di setiap penjual bakso.

***

Sebagai warga asli Surabaya yang merantau di Jogja, bakso menjadi salah satu pilihan saya jika bingung mencari menu makan. Sebab tak sulit mencari pedagang bakso. Namun, saya pernah merasa malu sendiri saat bertanya ke pedagang bakso di Jogja.

“Apakah bisa ditambahkan lontong, Pak?” tanya saya. Namun, wajah pedagang itu malah merengut. Dia merasa heran dengan ucapan saya.

“Di sini nggak ada lontong,” kata pedagang itu.

Teman kos saya yang ikut membeli bakso lalu tertawa. Dia berpikir saya sedang bercanda. Saya pun bertanya ke dia, apakah di Palembang tidak ada menu seperti itu?

“Ndak ado (tidak ada), itu semacam ketupat bukan?” tanya Yuni.

Yuni tidak sepenuhnya salah, sebab lontong dan ketupat sama-sama terbuat dari beras. Biasanya, lontong dimasak dengan menggunakan daun pisang, daun kelapa atau plastik. Sementara, ketupat menggunakan daun kelapa atau palma yang sudah dianyam.

Sebagai menu pelengkap

Sono (50), salah satu pedagang bakso di Surabaya mengatakan banyak pedagang yang melengkapi menunya dengan lontong. Namun, dia sendiri mengaku hanya menyediakan bahan itu ketika hari-hari tertentu. 

“Biasanya pas puasa-an, pembeli biasanya tanya, saya bawa bahan itu apa nggak,” ucap pedagang bakso yang sudah bekerja sejak tahun 1975 itu kepada Mojok, Kamis (19/11/2024).

Sono kerap mengurangi porsi mie jika ada pembeli yang menginginkan lontong agar tidak banyak karbo. Lontong yang sudah dibuka bungkusnya kemudian dipotong-potong menjadi beberapa bagian. 

Setelah itu, dia akan menyajikannya dalam mangkok. Ada pelanggan yang meminta lontong dipisah atau dicampur langsung dengan kuah dan bahan bakso lainnya.

Makan bakso dengan lontong itu seperti pakai nasi

Sebagai penikmat bakso dengan lontong, Rochima (23) sering membelinya sepulang sekolah. Perempuan asal Surabaya itu mengaku menganut paham tidak kenyang kalau tidak makan nasi.

“Itu menjadi pengganti nasi yang paling efektif dikala lapar melanda. Rasanya juga khas saat dipadukan dengan isian bakso lainnya,” ucap Rochima kepada Mojok, Kamis (19/11/2024).

Iklan

Bagi Rochima, menu itu adalah yang hal lumrah. Bahkan wajib dicoba karena mampu mengenyangkan perut yang keroncongan. Sementara, soal rasa biasanya tergantung dari bumbu pedagangnya.

“Makan lontong itu sama seperti menambahkan nasi pada umumnya dengan kuah bakso, teksturnya yang padat dan lebih dimakan bisa mempercepat proses makan saya di tengah jam istirahat,” ujarnya.

“Ditambah kuah bakso yang segar dan isian bakso yang variatif membuat saya ingin menambah porsi,” lanjutnya.

Kuliner khas Surabaya

Rochima sudah menyantap bakso dengan lontong sejak duduk di bangku sekolah dasar. Saat pergi ke sekitaran Jawa Timur dia mengaku tak sulit memesan menu tersebut.

“Misalnya di Malang, Gresik, Tuban, Bojonegoro, dan Lamongan,” kata dia. Harganya pun terbilang murah.

Mojok pernah meliput pedagang bakso di Gang 3 Wonocolo, Surabaya yang mematok harga Rp8 ribu dengan isian komplit. Mulai dari pentol, tahu, siomay, dan gorengan. Sementara, rata-rata di Jogja dipatok harga Rp10 ribu untuk bakso biasa.

Rochima juga mengaku kesulitan untuk menemukan bakso dengan lontong di luar Jawa Timur, seperti Jakarta dan Jawa Tengah. Kalaupun ada menu yang terbilang nyeleneh, barangkali itu jenis baksonya.

“Saya sering kali lihat ada bakso isi keju, bakso aci, bakso mercon, bakso ikah asgar,” ucapnya.

Biasanya, lontong memang disajikan dengan sate. Sementara di Jawa Timur ada menu khas seperti lontong balap dan lontong kupang.

Ada komunitas pembuat lontong di Surabaya

Kegemaran Rochima makan lontong rupanya berangkat dari lingkungannya. Dia bercerita mayoritas penduduk di sekitar rumahnya adalah pengrajin lontong, tepatnya di Kampung Lontong, Jalan Banyu Urip Lor.

Kampung itu juga pernah dijadikan bahan penelitian oleh mahasiswa Jurusan Pengengambangan Masyarakat Islam di IAIN Sunan Ampel Surabaya, Mohamad Jauhari. Penelitian itu akhirnya dipublikasikan dengan judul Keswadayaan Ekonomi Lokal Kampung Lontong di Surabaya.

Dalam penelitian tersebut, Jauhari melihat kemandirian para pengrajin dalam menjalankan usaha mereka. Pengrajin itu kemudian membentuk suatu komunitas atau Paguyuban Pengrajin Lontong Mandiri (P2LM). Mereka membina jaringan kerja dan menciptakan pembagian kerja.

Para pengrajin mengaku selama ini masih kesulitan untuk memasok beras dengan harga murah dari pemerintah. Biasanya mereka harus mencari sendiri beras di pasar dengan harga yang mahal.

Rochima menyayangkan jika keberadaan lontong semakin langka, apalagi di Jawa Timur. Dia juga berharap masyarakat tidak menghardik selera makan orang lain.

“Lontong dengan bakso ini wajib dicoba, sebelum mengatakan aneh karena sangat nikmat dan bikin kenyang,” ujarnya.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: 5 Kuliner Surabaya yang Terancam Punah

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 11 Desember 2024 oleh

Tags: bakso enak di jogjaharga bakso di surabayakuliner khas surabayalontong surabaya
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Universitas Sanata Dharma
Kuliner

Bakso Dab Supri Sanata Dharma yang Mencatat Kisah-kisah Mahasiswa 

18 Juni 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

borobudur.MOJOK.CO

Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur

15 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
Saat banyak teman langsungkan pernikahan, saya pilih tidak menikah demi fokus rawat orang tua MOJOK.CO

Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban

15 Desember 2025
Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat "Suami" bahkan "Nyawa" Mojok.co

Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

19 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.