Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kuliner

Jungkir Balik Kedai Kopi Jogja Hadapi Mahasiswa, Pesan Kopi Harga Rp5 Ribu Nggak Mau Disuruh Bayar Seikhlasnya Ogah, Tak Malu Nongkrong Pakai iPhone

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
20 Juli 2024
A A
Jungkir Balik Kedai Kopi Jogja Hadapi Mahasiswa, Pesan Kopi Harga Rp5 Ribu Nggak Mau Disuruh Bayar Seikhlasnya Ogah, Tak Malu Nongkrong Pakai iPhone MOJOK.CO

Ilustrasi - Kedai kopi Jogja korban keterlaluannya mahasiswa rojali (rombongan jarang beli). (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Kedai kopi di Jogja ternyata tak hanya menyimpan cerita oknum mahasiswa rojali (rombongan jarang beli). Tapi ada hal-hal lain yang membuat pemilik kedai kopi tak habis pikir sampai bingung harus berbuat apa.

***

Juni 2024 lalu, viral di media sosial seorang pemilik kedai kopi di Jogja yang berkeluh kesah atas kelakuan oknum mahasiswa yang membuatnya geram. Yakni para mahasiswa rojali (rombongan jarang beli).

Tak hanya sekali, si pemilik kedai kopi di Jogja tersebut juga membuat video susulan dengan topik yang sama.

Dari raut wajahnya saat itu, tampak sekali ia memendam capek di hati. Sebab, bagaimanapun kelakuan oknum mahasiswa rojali tersebut jika diterus-teruskan akan membuat kedai kopi miliknya bangkrut. Sebab, pemasukan tak sebanding dengan biaya operasional.

Kedai kopi Jogja korban mahasiswa bertahun-tahun

Tim video Mojok belum lama ini berkesempatan berbincang langsung dengan si pemilik kedai kopi Jogja yang viral tersebut. Namanya Agus Arya, pria berkacamata pemilik Kopi PakPho Sorowajan yang sebenarnya punya pembawaan santun dan ramah.

Jika orang sesantun dan seramah Agus saja sampai sekesal itu, artinya situasi yang ia hadapi di kedai kopi miliknya memang sudah di level keterlaluan. Dan memang begitulah yang ia ungkapkan kepada tim video Mojok.

“Dibilang memendam cukup lama ya karena dari saya buka 2022 itu sudah ada (oknum mahasiswa rojali). Sebenarnya saya buka kan 2021, tapi di tempat yang baru itu baru 2022,” ungkap Agus.

Sejak 2022 hingga puncaknya 2024, ternyata ia masih kerap menemui oknum mahasiswa tak tahu malu: nongkrong di kedai kopi miliknya tanpa beli.

“Dari keresahan-keresahan itu menumpuk setiap hari. Saya rasa di 2024 justru semakin banyak, akhirnya saya ungkapkan,” jelas Agus.

Upaya halus yang tetap sia-sia

Bertahun-tahun menghadapi kondisi seperti itu, pemilik kedai kopi di Jogja tersebut bukannya tanpa tindakan. Ia dan karyawannya sudah beberapa kali melakukan peringatan-peringatan secara harus.

“Sempat saya kasih tulisan-tulisan peringatan (buat order), kat-kata sindiran juga sudah banyak,” terang Agus.

Bahkan jika melihat ada satu kompi mahasiswa sedang diskusi atau rapat, karyawan akan langsung mendekati untuk menanyakan apa yang mereka pesan. Sayangnya, dari sekian banyak yang ikut nongkrong, hanya satu/dua orang saja yang mau pesan.

Agus sebagai owner kedai kopi di Jogja tersebut akhirnya sempat turun tangan sendiri.

Iklan

Ia mengaku sempat mencoba mengajak bicara ketua kelompok mahasiswa yang sedang diskusi atau rapat tersebut. Memberi mereka pengertian sehalus mungkin: kalau hendak menggunakan kedai kopi milik Agus maka harus order.

“Saya sodorin buku menu ke mereka. Waktu itu ada 15 orang, pakai laptop semua. Tapi cuma tiga orang yang order. Terus saya hampiri lagi, saya disuruh tinggal buku menunya. Pas saya balik lagi mereka jawab dengan jawaban membingungkan: ‘Nggak order, Mas’,” beber Agus. Jawaban yang membuat Agus merasa mentok.

Kedai kopi di Jogja dengan sistem bayar seikhlasnya

Meski begitu Agus masih mencoba upaya-upaya lain. Yang penting oknum mahasiswa rojali punya kesadaran untuk pesan. Salah satunya yakni dengan menyediakan menu khusus kopi bayar seikhlasnya.

Untuk sistem pembayaran kopi bayar seikhlasnya itu, kedai kopi di Jogja milik Agus bahkan menyediakan tempat pembayaran khusus. Tempat pembayaran yang tak terlihat oleh orang lain, sehingga orang yang pesan menu tersebut tidak malu. Namun, hasilnya tetap saja nihil.

Agus makin pusing. Apa sih yang membuat mereka tak mau pesan? Terlebih, sebenarnya harga menu di kedai kopi miliknya sudah sesuai dengan standar mahasiswa. Memang ada menu berharga mahal, tapi ia tetap menyediakan menu-menu berharga terjangkau.

Kedai Kopi Jogja Korban Keterlaluannya Mahasiswa Rojali MOJOK.CO
Ilustrasi – Mahasiswa nongkrong di kedai kopi. (Helena Lopes/Unsplash)

“Minimal paling murah itu Rp5 ribu untuk es tah dan kopi cangkir. Kita juga nggak ada perbedaan dengan kedai-kedai kopi sekitar. Harganya kita samakan, jadi nggak lebih mahal,” ungkap Agus.

“Bahkan kalau nggak ada uang, misalnya ada yang beli tapi duitnya kurang, yawes bayar pakai duit seadanya saja. Sisanya bayar di lain waktu. Itu pun kalau lain waktu dikasih, kalau nggak ya, ya sudah,” sambungnya.

Apakah semiskin itu oknum mahasiswa Jogja yang ngopi di kedai kopi miliknya? Dari pengamatan Agus, kalau dikatakan miskin banget, nyatanya ada juga oknum mahasiswa rojali yang bergadget iPhone dan ber-outfit keren.

Duh, padahal diskusi mereka—sejauh yang Agus dengar—isinya membahas ekonomi kerakyatan. Tapi kelakuan mereka sangat berpotensi mengancam ekonomi kerakyatan berupa kedai kopi yang Agus kelola.

Padahal kalau mau pesan bisa jadi teman

Tak lama setelah video Agus viral, ia mengaku mendapat DM dari beberapa owner kedai kopi dengan keresahan yang sama. Bukan hanya dari Jogja, bahkan ada juga dari daerah lain seperti Surabaya, Malang, Bandung, bahkan Medan.

“Respons temen-temen owner kedai kopi banyak yang pro (dengan saya). Bahkan ada yang secara langsung mengucapkan terimakasih sudah diwakili atas keresahan selama ini,” tutur Agus.

DM-DM dari owner kedai kopi tersebut membuktikan bahwa Agus bukan satu-satunya korban oknum mahasiswa rojali. Kasus semacam itu memang sudah marak terjadi di banyak kedai kopi.

Kendati begitu, Agus mengaku sebenarnya ia juga punya pelanggan para mahasiswa yang loyal dan tertib.

“Kalau ada customer sama-sama support ya kita jadi akrab, malah jadi teman. Saking akrabnya bahkan sebelum ia datang, pesenan udah ready karena udah pesan dulu lewat WhatsApp,” beber Agus.

Atas videonya yang viral, Agus berharap semakin tumbuh kesadaran untuk pesan dari kalangan mahasiswa yang nongkrong di kedai kopi. Sebab, satu cangkir minuman yang dipesan itu menambah keberlangsungan si kedai kopi hingga beberapa tahun ke depan.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Hammam Izzuddin

BACA JUGA: Praktik Kotor Oknum Penjual Bakso Daging Sapi, Sajikan Menu Menjijikkan yang Tak Disadari Pembeli

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

Terakhir diperbarui pada 22 Juli 2024 oleh

Tags: Jogjakafe sorowajankedai kopi jogjakedai kopi sorowajanMahasiswaMahasiswa Jogjarojalirombongan jarang belisorowajan
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO
Esai

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO
Kampus

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO
Liputan

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bagian terberat orang tua baru saat hadapi anak pertama (new born) bukan bergadang, tapi perasaan tak tega MOJOK.CO

Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega

18 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
ugm.mojok.co

UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

20 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.