Bagi para perantau berkantong pas-pasan di Surabaya, beruntung karena ada air minum dalam kemesan seperti Club yang banyak dijual di warung Madura. Sebab, di tengah terik panas Kota Pahlawan yang membuat tenggorokan kering kerontang, air minum tersebut bisa terbeli dengan harga sangat murah. Harga yang tak bisa untuk membeli air minum merek populer lain.
***
Club seolah menjadi air minum yang wajib ada di setiap warung Madura di Surabaya. Pasalnya, mayoritas warung Madura yang tersebar di seluruh Surabaya bisa dipastikan menyediakan air minum produk PT Tirta Sukses Perkasa itu.
Saya sedang menyiapkan rencana untuk meliput beberapa warung Madura di Surabaya. Guna mengulik, kenapa mereka menjadikan Club produk andalan untuk dijual. Meski mereka juga menjual merek air minum populer lain.
Namun, saya punya asumsi: karena warung Madura mengedepankan asas ekonomi kerakyatan dalam berjualan, bisa jadi mereka menyediakan Club—dalam kontek di Surabaya—lebih karena memikirkan perantau atau mahasiswa berkantong tipis.
Sebab, jika hanya untuk mencari untung, tentu mereka akan lebih memilih menjual merek-merek terkenal yang secara harga lebih mahal sedikit dari Club.
Saya pun pernah berbincang dengan salah satu penjaga warung Madura. Ia menegaskan kalau jualan bukan cuma untuk cari untung, tapi juga untuk membantu atau mempermudah sesama. Itulah kenapa buka sampai 24 jam. Padahal tanpa buka 24 jam pun untung yang mereka dapat sudah lumayan.
Air minum Club andalan mahasiswa miskin Surabaya
Kita tinggalkan dulu konteks tersebut. Saya ingin membagikan cerita betapa Club menjadi air minum yang sangat membantu bagi perantau atau mahasiswa miskin di Surabaya. Cerita pertama datang dari Dhoi (21), mahasiswa penerima KIP Kuliah di UNAIR Surabaya.
Dhoi merantau dari Nganjuk, Jawa Timur, ke Kota Pahlawan pada 2021.
Sebagai mahasiswa penerima KIP Kuliah, tentu kondisi keuangannya terbilang-pasan. Sebab, ia lebih mengandalkan uang beasiswa tersebut untuk bertahan hidup. Ia berusaha sebisa mungkin tak melibatkan orang tuanya dalam hal pembiayaan.
Bisa dibilang, Dhoi menjalani laku hidup tirakatan selama merantau di Surabaya. Ia lebih sering makan sehari sekali. Bahkan untuk urusan minum pun ia mencoba mencari opsi air yang paling murah.
“Beruntung hampir di setiap warung Madura di daerah kosku (Gubeng) jual Club. Harganya cuma Rp2 ribu,” beber Dhoi kepada Mojok, Jumat (26/7/2024).
Membeli Club jadi pilihan saat Dhoi sedang di kampus atau saat sedang keluar. Pasalnya, ia butuh air dingin untuk menyegarkan tenggorokan yang kering lantaran panasnya Surabaya.
“Beli Club ukuran besar itu Rp4 ribuan. Kalau dibelikan merek lain, Rp4 ribu baru dapat ukuran tanggung,” imbuhnya.
Bagi Dhoi yang makan saja sehari sekali, tentu agak ogah jika harus membeli air minum seharga Rp4 ribu ke atas. Apalagi jika hanya untuk ukuran tanggung. Oleh karena itu, ia benar-benar merasa bersyukur masih ada air minum yang tersedia dengan harga cuma Rp2 ribu.
Club memang murah, tapi segarnya tak kalah dari merek lain
Cerita kedua saya dapat dari Tina (19), mahasiswa asal UNAIR Surabaya angkatan 2022.
“Aku ini konsumen tetap Club, Mas,” tegasnya saat saya tanya mengenai air minum andalannya selama merantau di Surabaya.
Sama seperti Dhoi, Tina yang juga bersasal dari Nganjuk tercatat sebagai mahasiswa penerima KIP Kuliah. Kondisi keuangan Tina di Surabaya pun tak jauh berbeda dengan Dhoi.
Tidak ada alasan lain jadi konsumen tetap Club selain karena memang harganya yang murah. Saat pertama kali merantau di Surabaya—dan pertama kali nemu Club di warung Madura—ia kaget ternyata ada air minum dengan harga semurah itu di kota sebesar Kota Pahlawan. Tapi itu membantunya untuk meredakan dahaga di tengah terik Surabaya, tanpa harus keluar banyak uang.
“Kalau yang dingin ya nggak kalah seger kok dengan minuman merek lain,” tutur Tina.
“Kalau biasa (nggak dingin), rasanya juga enak-enak aja. Nggak seret untuk ukuran harga semurah itu,” sambungnya.
Teman ngopi hemat di Surabaya
Dalam rentang 2017-2021 saat masih merantau di Surabaya, saya pun menjadi konsumen tetap air minum Club. Apalagi di tahun-tahun tersebut, harga sebotol tanggung Club hanya Rp1.500. Murah banget.
Itulah kenapa saya lebih sering membelinya. Lagi pula, sangat gampang menemukan Club di daerah kos saya (Wonocolo): hampir setiap titik ada warung Madura.
Saya dulu juga sering menjadikannya sebagai teman ngopi, karena bisa menghemat dana perkopian.
Misalnya, biasanya saya akan memesan es teh (dulu masih Rp3 ribu di warung kopi langganan saya). Jika es teh sudah habis saya tenggak, maka saya akan membeli air minum Club untuk menemani obrolan dengan teman-teman sampai larut malam. Karena kebetulan warung kopi langganan saya juga menjual air minum tersebut.
Dengan begitu, saya hanya perlu merogoh tidak lebih dari Rp5 ribu untuk nongkrong di warkop. Beda dengan teman-teman lain yang duitnya lebih-lebih, biasanya akan pesan minuman lagi.
Saya punya sederet teman di Surabaya yang sampai saat ini masih menjadikan Club sebagai air minum andalan. Alasannya tak jauh berbeda dengan Dhoi dan Tina yang baru saja berbagi cerita: apalagi kalau bukan karena murah.
Sampai saat ini pun, misalnya sedang main ke Surabaya, saya tak luput untuk membasahi tenggorokan dengan air minum itu. Sebagai ajang untuk nostalgia juga, karena saat pindah ke Jogja, ternyata saya sulit menemukan warung Madura yang sedia air minum andalan perantau atau mahasiswa miskin tersebut.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Hammam Izzuddin
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.