MOJOK.CO – Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 menyebut gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia pasti akan terjadi. Angkanya dipercaya tetap tinggi, masyarakat diminta waspada dan patuh prokes.
Sejumlah negara saat ini tengah mengalami gelombang ketiga Covid-19. Tercatat ada Singapura, Rusia, Inggris, hingga Amerika Serikat yang sudah mengalami lonjakan kasus di negaranya. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 di Indonesia, dr. Siti Nadia Tarmizi, mengatakan bahwa gelombang ketiga Covid-19 adalah sebuah keniscayaan.
“Gelombang ketiga adalah sesuatu yang niscaya atau pasti terjadi. Karena apa? Negara yang sudah mengalami gelombang ketiga memiliki cakupan vaksinasi yang tinggi, memiliki tingkat prokes yang sudah baik seperti di Inggris, AS, prokesnya lebih relaksasi,” jelas dr. Nadia dalam diskusi VivaTalk, Jumat (22/10), dikutip Kumparan.com.
Temuan ini membuat Nadia meminta masyarakat Indonesia waspada. Mirip situasi Indonesia saat ini, negara-negara tersebut telah mencatat angka vaksinasi yang tinggi dan memberlakukan protokol kesehatan (prokes) yang baik. Vaksinasi dan angka kasus yang menurun membuat negara percaya diri sehingga melonggarkan prokesnya. Inilah yang memicu kedatangan gelombang ketiga Covid-19.
Nadia menyebut prediksi bahwa Indonesia akan mengalami gelombang ketiga Covid-19 pada akhir 2021 atau awal 2022. Ada beberapa alasan mengapa lonjakan terjadi di periode tersebut. Salah satu yang utama adalah tingginya mobilitas masyarakat di hari libur Maulid Nabi, Natal, dan Tahun Baru. Sebelumnya, Indonesia sudah mengalami dua gelombang puncak pandemi yang selalu terhubung dengan momen liburan. Pertama pada Januari 2021 dan yang kedua sepanjang Juni-Juli 2021.
Lantas, seberapa parah jika gelombang ketiga ini? Prediksinya, angka kasus tetap akan tinggi karena akan ada jenis virus baru. Nadia menyebut, beberapa ahli telah membuat pemodelan yang menunjukkan kondisi saat gelombang ketiga bisa sama atau sedikit lebih tinggi dari gelombang kedua yang mencapai 54 ribu kasus.
Untuk mengantisipasi kedatangan gelombang ketiga, ia mengingatkan bahwa vaksinasi dan protokol kesehatan dapat menekan penularan. “Nah, hanya memang cakupan vaksinasi kita ini cukup baik ya, artinya untuk 50 persen sasaran vaksinasi kita, saat ini sudah 110 juta orang mendapatkan vaksinasi dosis pertama. Artinya, mereka punya proteksi sekitar 40 persen, risiko menjadi sakit atau tertular Covid-19 itu tinggal 60 persen,” ucapnya, dikutip Detik.com.
Nadia meminta masyarakat tetap membatasi bepergian, hanya melakukan perjalanan untuk kegiatan esensial. Di sisi lain, ia mengungkapkan pemerintah masih mengejar target vaksinasi dan testing.
Per Kamis kemarin (21/10), tercatat ada sebanyak 15.594 kasus aktif Covid-19 di Indonesia. Dengan demikian, di hampir dua tahun terakhir, total kasus kumulatif Covid-19 telah mencapai 4,2 juta kasus, total kasus sembuh 4 juta, dan total korban meninggal 143 ribu.
Sedangkan untuk capaian vaksinasi, sebanyak 110,4 juta penduduk telah menerima dosis pertama dan 65 juta penduduk telah menerima dosis kedua. Target pemerintah, jumlah warga yang divaksinasi lengkap kelak mencapai 208,2 juta.
BACA JUGA Transplantasi Ginjal Babi ke Manusia Berhasil Dilakukan, Pertama Kali dalam Sejarah dan kabar terbaru lainnya di KILAS.