MOJOK.CO – Seorang ibu-ibu sebut Anies Baswedan sebagai gubernur rasa presiden. Golkar sebut jangan lebay. Yang di depan mata diselesaikan dulu.
Seorang warga di Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, melontarkan pujian bahwa Anies Baswedan adalah gubernur rasa presiden. Hal ini disampaikan setelah melihat secara langsung Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, ikut bekerja bakti saat banjir Jakarta.
Dalam sebuah video amatir, terlihat Anies dipuji oleh seorang ibu-ibu mengenakan kaos hitam bertuliskan “Relawan 212”.
“Selalu dalam lindungan Allah. Saya warga kampung Makasar, khususnya RW 7. Terima kasih, Pak,” kata warga yang diketahui bernama Rodiyah ini.
“Good, good, bener, good,” ujar Rodiyah sambil disambut senyum oleh beberapa orang di sekeliling Anies Baswdan.
“Good bener, Gubernur DKI rasa presiden,” kata Rodiyah sebagai penutup.
Menanggapi hal ini, anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi NasDem menilai pernyataan warga itu wajar-wajar saja.
“Bagi saya, ya, yang namanya simpatisan ataupun pendukung yang sudah suka ya sah-sah aja. Terlepas dia mengenakan baju 212 (atau) Jokowi-Ahok. Tapi orang kan punya idolanya masing-masing. Dan kita harus hargai bahwa pandangan-pandangan orang tersebut,” ujar Wibi Andriano, Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI, yang juga ikut kerja bakti di Pondok Pinang.
Meski NasDem berada di gerbong yang berseberangan dengan Anies Baswedan saat Pilkada 2017, namun Wibi melihat bahwa kalau tindakan Anies Baswedan ini memperlihatkan bahwa jajaran pemerintah daerah dan warga begitu dekat dan guyup.
“Apa yang dilakukan Anies Baswedan melakukan kerja bakti, dia ingin menunjukkan bahwasanya ada keguyupan antara masyarakat, pemprov, terhadap suatu yang namanya musibah. Atau bisa dikatakan, menurut versi pemprov adalah bencana. Ini yang ingin ditunjukkan kepada publik. Keguyuban. Keguyuban masyarakat,” tambah Wibi.
Meski begitu, Fraksi Golkar DPRD DKI melihat bahwa pujian semacam itu wajar saja.
“Wajar (pujian untuk Anies dari seorang warga). Yang puji juga pakai baju 212,” kata Basri Baco, Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI.
Namun, Basri melihat bahwa ada baiknya Pemprov DKI tidak mengeksploitasi hal-hal semacam ini. Sebab, mau bagaimanapun banjir Jakarta menunjukkan harus ada banyak perbaikan yang segera dirampungkan dalam waktu dekat.
“Lebay aja itu sih. Kasihan warga lagi susah tapi masih dieksploitasi juga. Jakarta masih butuh pembenahan yang lebih baik. Banyak hal yang bagus sekarang berantakan,” tambah Basri.
Bahkan Basri menilai kalau Anies Baswedan belum teruji. Sehingga pujian Gubernur Rasa Presiden itu terlalu buru-buru. Bahkan meminta Anies juga secara ksatria untuk mengakui kesalahan.
“Kalau mau jadi Presiden musti ada prestasi besar lah. Ini ngurus Jakarta aja belum teruji kok. Nggak usah bicara yang masih 5 tahun ke depan. Yang depan mata saja urus dulu,” kata Basri.
Bahkan Basri sudah yakin rakyat Indonesia sudah cerdas dalam menentukan siapa pemimpinnya.
“Rakyat Indonesia sudah pada cerdas, tidak bisa dikibuli lagi. Kalau memang hebat dan punya prestasi besar pasti jadi presiden. Jadi pemimpin harus berani mengakui kesalahan dan memperbaikinya. Bukan ngeles terus dan cari kambing hitam,” katanya.
Pujian untuk Anies Baswedan ini sejatinya tidak cuma sekali saja. Pada awal Desember 2019 kemarin, Anies juga disanjung oleh seorang warga di Lapangan Silang Monas. Disanjung dengan sebutan…
“Selamat datang Bapak Anies Baswedan, Gubernur Indonesia. Bapak Gubernur Indonesia. Sebelum 2024 mimpin Indonesia beneran. Beliau harus tetap megang Jakarta,” kata warga itu.
Cuma, warga itu kebetulan lagi jadi pembawa acara saat Reuni 212. Lah kan ya nggak apa-apa, namanya pendukung, masak nggak boleh? (D/F)
BACA JUGA Beda Cara Anies dan Ahok Menangani Banjir Jakarta atau tulisan rubrik KILAS lainnya.