Peluang anak PBSI banyak, tapi…
Peluang yang bisa diambil anak PBSI sebenarnya banyak. Siswoyo menekankan kalau sebenarnya jika mau serius, peluang amat banyak. Tapi dia paham, bahwa yang dia lihat orang-orang telanjur males. Jadi peluang tersebut tertutup.
Tapi meski Siswoyo tahu ada peluang, kesulitannya ada di perkuliahannya. Sebagai angkatan pandemi, dia jarang masuk kampus. Informasi yang disediakan oleh kampus pun sedikit, bikin dia dan kawan-kawannya makin bingung untuk menentukan langkah yang akan diambil setelah lulus. sharing dengan dosen pun susah, karena tak dekat, dan karena tak ada sharing informasi tersebut, Siswoyo harus mencari semua informasi sendiri.
Secara singkatnya, mahasiswa PBSI resah akan masa depannya karena kuliah nggak maksimal yang bikin opsi yang bisa diambil di masa depan jadi susah diambil.
“Kalau maksimal, ya mahasiswa PBSI UNESA angkatanku harusnya sudah ada yang sukses.”
Kampus tidak membatasi
Siswoyo punya harapan, agar kampus tak membatasi anak PBSI hanya berkutat di pendidikan. Dia ingin agar PBSI bisa masuk industri lain. Dia melihat dari pengalamannya mendaftar Magang Merdeka, anak PBSI hanya punya opsi begitu sedikit, pun berkutat di sekolah. Padahal dari yang dia tahu, banyak kawan sejurusannya yang enjoy di luar industri pendidikan.
Menutup pembicaraan, Siswoyo berpesan untuk kawan-kawan PBSI yang lain, jika minder dengan jurusannya, coba-coba aja hal yang baru. Sebab, tak menutup kemungkinan ilmunya terpakai di tempat lain, tak hanya di lingkup pendidikan.
Ada banyak prospek untuk mahasiswa jurusan pendidikan selain guru. Dikutip dari Kompas, setidaknya ada 8 lapangan pekerjaan yang bisa dicoba oleh sarjana pendidikan. Seperti dosen, bekerja di instansi pendidikan, jadi penulis, jadi wartawan, konselor pendidikan, instruktur pelatihan kejuruan, relawan pendidikan, dan bekerja di administrasi pendidikan.
Reporter: Rizky Prasetya
Editor: Agung Purwandono
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.