Pembuktian ditunjukkan oleh Bilal Sukarno. Dari lulusan SMP yang bekerja sebagai tukang cuci steam di Cikarang, lalu jadi lulusan terbaik UPNVJ, hingga diundang rapat bersama menteri. Padahal dulu ia sempat mendapat cap sebagai anak bermasa depan suram.
Bilal Sukarno berasal dari Banjarmangu, Banjarnegara, Jawa Tengah. Ia baru saja diwisuda di UPN Veteran Jakarta (UPNVJ) pada Sabtu (20/4/2024) lalu. Tak hanya sekadar wisuda, sarjana dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UPNVJ tersebut juga mendapat penghargaan Karya Mahardika.
Namun, jauh sebelum apa yang Bilal capai saat ini, ia telah melewati rangkaian perjalanan hidup yang penuh kepahitan.
Broken home hingga tak lulus SD
Bilal mengaku sama sekali tak punya bayangan untuk kuliah. Ia sadar diri dengan kondisi ekonomi keluarga yang memprihatinkan. Pasalnya, bapak dan ibu Bilal bercerai saat Bilal masih kelas 1 SD. Alhasil, sarjana FISIP UPN Veteran Jakarta itu harus hidup terlunta-lunta dengan sang ibu.
Perpisahan orang tua Bilal memang sempat membuat hidup Bilal berantakan. Bilal harus mengalami beberapa kali pindah sekolah. Situasi itu membuat Bilal sempat tak lulus SD.
“Tapi satu hal yang masih saya percayai. Saya memang broken home, tapi bukan broken dreams,” ujar sarjana terbaik UPNVJ Jakarta itu seperti yang Mojok kutip dari web resmi UPN Veteran Jakarta.
Kendati begitu, Bilal sendiri tetap memiliki tekad kuat untuk belajar. Itulah kenapa meski kondisi ekonomi dan hidupnya penuh kepahitan, ia tetap menuntaskan SD-nya hingga kemudian lanjut ke SMP 2 Banjarmangu, Banjarnegara, Jawa Tengah.
Mendapat cap anak bermasa depan suram
Rentetan kepahitan hidup memang masih terus menghantui Bilal. Setelah lulus dari SMP 2 Banjarmangu, sarjana UPNVJ Jakarta itu terpaksa putus sekolah. Kondisi ekonomi sang ibu yang memburuk membuatnya harus memupus harapan untuk tak lanjut ke jenjang SMA.
Mirisnya, di tengah kondisi Bilal dan sang ibu yang tengah terpuruk, ada saja orang yang alih-alih memberi dukungan malah justru merendah-rendahkan.
“Mamah saya itu nggak sekolah. Waktu saya putus sekolah waktu itu ada orang pinter di kampung bilang ‘Lal, kowe iku yo pada bae nasibe be mbok mu (Lal, kamu itu ya sama aja nasibnya kayak ibumu)’,” ujar Bilal.
Tentu ada rasa sakit yang menghujam hati sarjana UPNVJ Jakarta itu. Akan tetapi, ucapan dari orang itu justru membuat tekad Bilal semakin kuat. Ia sangat menyayangkan ada “orang pintar” yang justru merendahkan orang lain. Oleh karena itu ia bertekad membuktikan bahwa prediksi si orang pintar tersebut salah.
“Saya juga percaya semua orang punya jalan dan kesulitanya masing-masing. Take your time, everything will be fine,” kata Bilal.
“Satu hal yang bikin hati saya terenyuh, di tengah penghakiman itu, tiba-tiba mamah saya nyeletuk, ‘Mamah emang nggak, sekolah, Nang. Tapi mamah yakin anak-anak mamah bisa mendobrak pintu dunia’,” sambungnya.
Jadi tukang cuci steam di Cikarang
Setelah lulus SMP 2 Banjarmangu, Banjarngera, Bilal memang nganggur selama satu tahun. Lalu ia berangkat ke Cikarang, Jawa Barat, untuk bekerja sebagai tukang cuci steam.
Nasib baik kemudian menghampiri Bilal yang kemudian membuka jalannya hingga akhirnya kuliah di UPNVJ.
Di tempat cuci steam di Cikarang tersebut, Bilal bertemu dengan seorang kepala yayasan sekolah yang ingin mencuci mobilnya. Bilal sempat ngobrol-ngobrol dengan orang tersebut. Lalu ia mendapat tawaran untuk bersekolah oleh si kepala yayasan dengan tantangan tertentu.
“Tantangan itu berhasil saya jawab dan tuntaskan. Di sekolah itu, saya berhasil menjadi Ketua OSIS dan cukup banyak memberikan prestasi. Saya juga menjadi lulusan terbaik di sekolah itu,” sebut sarjana UPNVJ Jakarta itu.
Kuliah di UPNVJ Jakarta nyambi jadi driver ojol
Setelah lulus SMA, Bilal diterima di tiga universitas negeri dan satu swasta dengan jaminan beasiswa. Namun, Bilal menjatuhkan pilihan ke UPNVJ.
Mungkin UPNVJ kalah besar dari kampus-kampus lain di Jakarta. Akan tetapi ia memiliki pemikiran: lebih baik menjadi orang luar biasa di kampus biasa ketimbang menjadi orang biasa di kampus luar biasa.
Sebenarnya pilihannya untuk kuliah di Jakarta sempat tak mendapat restu dari anggota keluarga. Hanya saja Bilal bersikeras. Toh ia menekankan tak akan meminta dibiayai sepeserpun.
“Karena tidak dibiayai keluarga, masa-masa mahasiswa baru adalah masa paling sulit. Saya harus bangun jam 5 pagi narik ojek online (ojol) dan pulang jam 9 untuk siap-siap kuliah,” tutur Bilal.
“Pulang kuliah lanjut lagi ngojek sampai jam 12 malam. Begitu setiap hari sampai semester 1 selesai,” sambung mantan tukang cuci steam di Cikarang tersebut.
Masuk semester 2, Bilal mulai mencari alternatif pemasukan untuk kuliah di UPNVJ selain dari ojol. Ia kemudian aktif mengikuti beragam lomba dari semester 2 hingga semester 5. Selain itu ia juga aktif berorganisasi di UPNVJ. Ia bahkan sempat menjabat sebagai Ketua BEM di UPNVJ.
Lulus UPNVJ jadi orang hebat
Mojok sempat menghubungi Bilal Sukarno untuk mengulik ceritanya lebih lanjut. Termasuk apa profesi yang ia geluti setelah ia lulus sebagai sarjana terbaik UPNVJ Jakarta. Hanya saja ia tak berkenan untuk memberikan informasi secara detail.
Selain itu, Bilal juga tak berkenan memberi komentar soal kondisi “orang pintar” di Banjarmangu, Banjarngera, yang sempat menyebutnya bermasa depan suram. Meskipun kini ia berhasil membuktikan diri dengan segala pencapaiannya dari tak lulus SD, jadi tukang cuci steam di Cikarang, hingga jadi lulusan terbaik UPNVJ.
“Saya tidak ingin menyinggung orang lain,” tutur Bilal kepada Mojok, Sabtu (20/05/2024).
Namun jika menilik aktivitas yang ia bagikan di akun Instagram @bilal_sukarno, ia tampak aktif di berbagai forum. Bilal sendiri bahkan sempat mengikuti rapat kolaborasi bersama pejabat-pejabat tinggi RI, yakni Kepala Kantor Staf Presiden, Menteri Pemuda dan Olahraga, Menteri Kesehatan dan Bappenas selama sepekan dalam Program Indonesia Future Network.
“Siapa yang mengira anak yang pernah tidak lulus SD dan jadi tukang cuci steam di Cikarang ini bisa rapat satu meja dengan menteri?” tuturnya.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News