Modal Ijazah S.Pd UNY Nekat Cari Kerja di Jakarta Sampai Rela Nganggur 6 Bulan, Sekalinya Kerja Gaji Setara UMR Jogja

Modal Ijazah S.Pd UNY Nekat Cari Kerja di Jakarta Sampai Rela Nganggur 6 Bulan, Sekalinya Kerja Gaji Setara UMR Jogja.MOJOK.CO

Ilustrasi Modal Ijazah S.Pd UNY Nekat Cari Kerja di Jakarta Sampai Rela Nganggur 6 Bulan, Sekalinya Kerja Gaji Setara UMR Jogja (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bermodal ijazah sarjana pendidikan (S.Pd) dari UNY, Rusi (24) nekat mencari peruntungan kerja di Jakarta. Sayang, petualangannya tak berjalan mulus sampai harus terseok-seok selama enam bulan. 

Setelah dapat kerja pun, malah kekecewaan yang dia dapat. Sebab, gaji di tempat kerjanya tak berbeda jauh dengan UMR Jogja.

Setelah lulus dari Fakultas Ilmu Sosial, Hukum, dan Politik (Fishipol) UNY pada awal 2023 lalu, Rusi memantapkan niatnya buat meninggalkan Jogja. Alasannya sederhana, kota kelahirannya itu tak bisa memberinya penghidupan yang layak karena UMR amat kecil.

Per 2024 ini, UMR Jogja berkisar di angka Rp2,4 juta.

Apalagi ia adalah lulusan jurusan kependidikan. Sudah jadi rahasia umum kalau ijazah S.Pd seolah tak ada harganya. Mentok-mentok, kalau mau mengajar ya jadi guru honorer yang gajinya tak sampai satu jutaan.

“Teman-temanku ada yang digaji 300 ribu sebulan. Rumah di atas, kerja di daerah Bantul. Gaji habis buat bensin aja,” kata Rusi saat Mojok hubungi Selasa (25/6/2024) sore.

“Makanya aku putusin merantau buat kerja di Jakarta. Seenggaknya secapek apapun kerja di sana, upahnya bisa lebih layak ketimbang di sini,” sambungnya.

Duit pas-pasan, ngekos bareng teman di gang sempit Jaksel

Alasan lain yang bikin Rusi gaspol pergi ke Jakarta adalah temannya. Salah satu temannya, seorang lulusan UGM, diterima magang sebagai ilustrator sebuah media di Jakarta. Rusi berpikir, paling tidak ia tak akan sendirian di ibu kota.

Bersama temannya itu, Rusi memutuskan menyewa sebuah kos-kosan di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Kos seharga Rp900 ribu per bulan itu tak buruk-buruk amat, bahkan lumayan nyaman. Hanya saja aksesnya yang bikin sumpek karena masuk-masuk ke gang sempit.

“Kalau pagi keluar lihat ibu-ibu jemur pakaian. Kalau malam balik kos, rada creepy soalnya banyak abang-abangan di gang,” kata perempuan yang kerja di Jakarta tersebut.

Meskipun merasa tak terlalu nyaman dengan lingkungan sekitar, lulusan UNY ini berusaha menguatkan dirinya. Toh, kalau sudah terbiasa bakal merasa nyaman juga.

Apalagi, kos tersebut masih terbilang murah. Rp900 ribu per bulan buat dua orang, berarti per bulannya Rusi cuma perlu patungan Rp450 ribu. Lokasinya pun juga dekat dengan tempat magang temannya.

Enam bulan tak ada panggilan kerja, stres sampai hampir masuk dunia hitam

Boleh dibilang, selama enam bulan hidup di Jakarta, kehidupan Rusi hanya glundhang-glundhung. Makan, tidur, cek email berharap lamaran kerja diterima, dan berakhir kecewa.

“Sejak sampai Jakarta, puluhan loker aku lamar. Cuma ya belum ada panggilan,” kata Rusi di sisa-sisa kegetirannya.

Rusi mengaku sangat malu. Ia malu dengan teman sekamarnya yang punya rutinitas, pagi berangkat ngantor sore pulang ke kos. Sementara dirinya cuma tiduran dan main HP.

Lebih malu lagi adalah ke orang tuanya. Meski sudah lulus kuliah, selama enam bulan di Jakarta itu dia masih minta uang makan dan kos. “Harusnya aku udah ngasih ke mereka, eh, malah masih minta,” ujarnya.

Saking frustrasinya karena tak kunjung dapat kerja di Jakarta, Rusi mengaku nyaris masuk ke “dunia hitam”. Entah bagaimana semua bermula, tiba-tiba dia…

Baca halaman selanjutnya…

Berhasil kerja setelah enam bulan penantian. Tapi cuma digaji setara UMR Jogja.

Saking frustrasinya karena tak kunjung dapat kerja di Jakarta, Rusi mengaku nyaris masuk ke “dunia hitam”. Entah bagaimana semua bermula, tiba-tiba ia mendapat tawaran dari salah satu mutualnya di Instagram buat jadi model foto.

Awalnya, ia mengiyakan karena dari profilnya, sang pemilik akun memang seorang fotografer. Namun, setelah beberapa kali chatingan, ternyata lelaki tadi punya maksud lain.

“Dia nawarin, ‘mau nggak jadi model foto dewasa, bayaran satu juta per sesi’ sambil dia nunjukkin contoh-contoh foto modelnya. Anjir pada telanjang semua,” kenang Rusi, yang kala itu amat shock.

“Jelas aku nggak mau. Nggak punya duit pun aku tetap mikir jangka panjang lah.”

Dapat kerja di Jakarta, tapi gaji UMR Jogja

Rusi bercerita, sampai teman sekamarnya selesai magang dan diterima kerja di tempat itu, ia masih pengangguran. Untungnya, dari sekian banyak lamaran yang ia sebar, ada satu yang nyantol.

Sekitar November 2023 lalu, sebuah toko dan tempat servis ponsel ternama menerimanya kerja. Saat itu Rusi sudah bodo amat dengan embel-embel “S.Pd yang bekerja di luar bidangnya”.

Jarak antara kos dan tempat kerjaya cukup jauh. Sekitar 45-60 menit perjalanan dengan busway. Namun, ia memutuskan tak pindah dari kos-kosan karena tak enak dengan temannya. 

“Ya akhirnya kayak pekerja pada umumnya, pagi-pagi banget berangkat kerja, pulang udah gelap. Akhir pekan rebahan aja karena dah nggak ada tenaga buat jalan-jalan.”

Namun, ada hal yang sampai saat ini bikin Rusi menyesal kerja di Jakarta. Pada Sabtu (22/6/2024) lalu, saat terakhir kali kami bertemu di sebuah gigs underground di Kota Jogja, Rusi bersumpah serapah soal kecilnya gaji.

“Kerja di Jakarta cuma digaji dua setengah juta anjirrr!,” amuk eks mahasiswa UNY ini, waktu itu. “Itu mah nggak ada bedanya sama UMR Jogja.”

Karena cuma mendapat upah setengah UMR Jakarta, Rusi sampai berkonspirasi. Jangan-jangan semua itu karena ijazahnya.

“Ya Tuhan, apakah ini kutukan buat lulusan S.Pd?,” pungkasnya yang diikuti gelak tawa teman-temannya.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA Ngekos di Kali Code Bikin Saya Tahu Sisi Gelap Mahasiswa Teknik UGM

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version