Ada banyak alasan mahasiswa gabung organisasi mahasiswa—termasuk organisasi mahasiswa ekstra kampus (ormek). Salah satunya—dan yang paling klise—adalah perihal upaya membangun relasi.
Sebab, para senior organisasi mahasiswa biasanya menggunakan narasi “relasi” sebagai pemikat. “Banyak relasi akan banyak keuntungan. Karena relasi, salah satunya, memungkinkan seseorang mudah mendapat pekerjaan kelak setelah lulus.” Kurang lebih begitu narasi klise yang dikampanyekan pada mahasiswa baru.
Di level ekstrem, bahkan ada senior organisasi mahasiswa yang menyatakan: kuliah nomor sekian, ngurus organisasi lebih penting.
Narasi tersebut, bagi narasumber Mojok, tentu tidak sepenuhnya salah. Sebab nyatanya, ada banyak mahasiswa yang ketika lulus akhirnya terbantu relasi semasa kuliah untuk mendapat pekerjaan.
Tapi juga tidak sepenuhnya benar. Karena nyatanya, ada organisasi-organisasi mahasiswa tertentu—utamanya ormek—yang para seniornya saja engap-engapan untuk lulus kuliah. Apalagi membantu membuka jalan pada pekerjaan.
Narasumber Mojok mengungkapkan penyesalannya terbuai dengan narasi “relasi” tersebut, lantaran merasa pernah salah memilih organisasi mahasiswa.
Organisasi mahasiswa seperti ormek jadi tempat senior sok pintar
Di masa-masa pengenalan budaya kampus untuk mahasiswa baru pada 2018, Amran (26) dibuat terpikat dengan orasi-orasi para senior dari sebuah ormek berlabel Islam di kampusnya. Karena tampak seperti sekelompok mahasiswa kritis, intelektual, dan solid.
Amran juga tertarik dengan visi-misi sekaligus sejarah panjang dari ormek itu. Alhasil, sejak mahasiswa baru, dia mantap mengikuti pengkaderan organisasi mahasiswa tersebut.
Dari semester ke semester, Amran aktif mengikuti program reguler dari ormek itu, yakni diskusi tiap minggu. Utamanya diskusi kritis dengan tema-tema ke-Islaman. Selebihnya, tentu saja, menjadi bagian dari konsolodisi massa tiap ada demonstrasi.
“Melatih nalar kritis kalau kata mereka. Setiap senior yang ngisi diskusi, bener-bener kelihatan intelektual. Bicaranya mantap dan menggebu-gebu. Pakai istilah-istilah ilmiah untuk tidak menyebutnya ngilmiah,” ujarnya.
Amran mulai ngeh kalau organisasi mahasiswa yang dia ikuti itu “tidak begitu beres” saat dia memasuki semester akhir perkuliahan. Urusan kuliah, Amran memang mencoba sedisiplin mungkin agar lulus tepat waktu.
Di akhir-akhir semester, Amran menilai kalau ormek tempatnya bergiat hanya kumpulan orang sok pintar saja.
Baca halaman selanjutnya…
Senior nggak lulus-lulus karena sibuk ngopi malam sampai subuh












